Intip 7 Manfaat Air Rebusan Daun Sungkai yang Wajib Kamu Ketahui
Selasa, 2 September 2025 oleh journal
Minuman yang dihasilkan dari perebusan tanaman sungkai diyakini memiliki sejumlah kegunaan. Proses ekstraksi senyawa bioaktif dari dedaunan melalui air panas dipercaya dapat memberikan efek positif bagi kesehatan. Penggunaan tradisional minuman ini seringkali dikaitkan dengan upaya mengatasi berbagai keluhan, mulai dari masalah pencernaan hingga kondisi peradangan. Namun, efektivitas dan keamanan konsumsi memerlukan kajian ilmiah lebih lanjut.
"Penggunaan rebusan daun sungkai sebagai pengobatan tradisional memang telah lama dikenal di masyarakat. Namun, bukti ilmiah yang mendukung klaim manfaat kesehatannya masih terbatas. Perlu diingat, pengobatan herbal sebaiknya tidak menggantikan konsultasi medis dan penanganan yang sesuai standar kedokteran modern," ujar Dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli herbal dan penyakit dalam di Jakarta.
Dr. Rahmawati menambahkan, "Meskipun demikian, beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa daun sungkai mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid dan alkaloid yang memiliki potensi antioksidan dan anti-inflamasi. Senyawa-senyawa ini mungkin berperan dalam meredakan peradangan dan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas."
Kendati demikian, penting untuk dicatat bahwa studi lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme kerja senyawa-senyawa tersebut secara lebih mendalam dan menentukan dosis yang aman dan efektif. Penggunaan rebusan daun sungkai sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan tidak berlebihan. Konsultasi dengan dokter atau ahli herbal sangat disarankan sebelum mengonsumsi rebusan ini secara rutin, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Dosis yang direkomendasikan umumnya adalah satu cangkir rebusan per hari, namun hal ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi individu dan konsentrasi rebusan.
Manfaat Minum Air Rebusan Daun Sungkai
Air rebusan daun sungkai, yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan sungkai (Peronema canescens), secara tradisional diyakini memiliki khasiat terapeutik. Berikut adalah tujuh manfaat utama yang sering dikaitkan dengan konsumsi air rebusan ini, berdasarkan senyawa aktif yang terkandung di dalamnya:
- Anti-inflamasi
- Menurunkan Demam
- Meredakan Nyeri
- Antioksidan Alami
- Meningkatkan Imunitas
- Melancarkan Pencernaan
- Menyegarkan Tubuh
Keberadaan senyawa anti-inflamasi dalam rebusan daun sungkai dapat membantu meredakan peradangan pada tubuh, yang berkontribusi pada penurunan demam dan peredaan nyeri. Sifat antioksidannya memberikan perlindungan terhadap kerusakan sel akibat radikal bebas, sementara kandungan lainnya dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu proses pencernaan. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi klaim-klaim ini secara komprehensif dan menentukan dosis yang aman dan efektif.
Anti-inflamasi
Sifat anti-inflamasi menjadi salah satu alasan utama mengapa air rebusan daun sungkai secara tradisional dimanfaatkan. Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, namun peradangan kronis dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Kemampuan meredakan peradangan menjadikan rebusan ini relevan sebagai upaya pendamping dalam menjaga kesehatan.
- Penghambatan Mediator Peradangan
Beberapa senyawa dalam daun sungkai, seperti flavonoid dan alkaloid, diduga berperan dalam menghambat produksi mediator peradangan, seperti sitokin dan prostaglandin. Penghambatan ini dapat membantu mengurangi gejala peradangan seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan. Mekanisme ini serupa dengan cara kerja obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS), meskipun efektivitasnya mungkin berbeda.
- Pengaruh pada Sistem Kekebalan Tubuh
Peradangan seringkali melibatkan aktivasi berlebihan sistem kekebalan tubuh. Senyawa dalam daun sungkai berpotensi memodulasi respons imun, menyeimbangkan aktivitas sistem kekebalan tubuh, dan mencegah reaksi inflamasi yang berlebihan. Pengaturan ini penting untuk mencegah kerusakan jaringan yang disebabkan oleh peradangan kronis.
- Peran dalam Penanganan Penyakit Kronis
Peradangan kronis berperan penting dalam perkembangan penyakit seperti arthritis, penyakit jantung, dan diabetes. Konsumsi air rebusan daun sungkai secara teratur, sebagai bagian dari gaya hidup sehat, berpotensi membantu mengelola peradangan dan mengurangi risiko komplikasi penyakit kronis. Namun, ini harus dilakukan di bawah pengawasan medis dan tidak menggantikan pengobatan konvensional.
- Aplikasi Topikal Potensial
Selain dikonsumsi, ekstrak daun sungkai juga berpotensi digunakan secara topikal untuk meredakan peradangan pada kulit, seperti pada kasus eksim atau luka ringan. Sifat anti-inflamasi lokal dapat membantu mengurangi kemerahan, gatal, dan pembengkakan pada area yang terkena. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan formulasi topikal yang efektif dan aman.
- Efek Sinergis dengan Senyawa Lain
Efek anti-inflamasi daun sungkai mungkin diperkuat oleh interaksi sinergis dengan senyawa lain yang terkandung dalam daun itu sendiri, atau dengan senyawa dari bahan alami lain yang dikonsumsi bersamaan. Interaksi ini dapat meningkatkan efektivitas rebusan dalam meredakan peradangan. Pemahaman tentang interaksi sinergis ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Meskipun potensi anti-inflamasi air rebusan daun sungkai menjanjikan, penting untuk diingat bahwa penelitian ilmiah yang mendukung klaim ini masih terbatas. Konsultasi dengan profesional kesehatan selalu disarankan sebelum mengonsumsi rebusan ini secara teratur, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Pendekatan holistik yang menggabungkan pengobatan herbal dengan gaya hidup sehat dan pengobatan konvensional dapat memberikan hasil yang optimal dalam mengelola peradangan.
Menurunkan Demam
Demam, sebagai respons alami tubuh terhadap infeksi atau peradangan, seringkali menjadi indikasi adanya gangguan kesehatan. Penggunaan air rebusan daun sungkai secara tradisional dalam mengatasi demam didasarkan pada keyakinan akan kandungan senyawa aktif yang dapat memengaruhi mekanisme pengaturan suhu tubuh.
- Pengaruh Senyawa Antipiretik Alami
Beberapa penelitian awal mengindikasikan keberadaan senyawa dengan potensi antipiretik dalam daun sungkai. Senyawa ini bekerja dengan memengaruhi hipotalamus, bagian otak yang mengatur suhu tubuh, sehingga membantu menurunkan suhu tubuh yang meningkat akibat demam. Mekanisme ini serupa dengan cara kerja obat penurun panas konvensional, meskipun skala efektivitasnya memerlukan kajian lebih lanjut.
- Peran dalam Meredakan Gejala Penyerta Demam
Selain menurunkan suhu tubuh, air rebusan daun sungkai juga berpotensi meredakan gejala penyerta demam, seperti sakit kepala, nyeri otot, dan menggigil. Sifat anti-inflamasi dan analgesik yang mungkin terkandung dalam daun sungkai dapat berkontribusi pada efek meredakan gejala ini, memberikan rasa nyaman bagi individu yang mengalami demam.
- Dukungan Hidrasi Selama Demam
Demam seringkali menyebabkan dehidrasi akibat peningkatan penguapan cairan tubuh. Konsumsi air rebusan daun sungkai dapat membantu menjaga hidrasi tubuh, yang penting untuk mendukung fungsi organ dan mempercepat proses pemulihan. Penambahan elektrolit ringan dalam rebusan juga dapat membantu menggantikan elektrolit yang hilang akibat demam.
- Potensi Interaksi dengan Sistem Kekebalan Tubuh
Demam merupakan bagian dari respons sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi. Senyawa dalam daun sungkai berpotensi memodulasi respons imun, membantu tubuh melawan infeksi secara lebih efektif. Pengaturan respons imun ini dapat membantu mempercepat penyembuhan dan mengurangi durasi demam. Namun, efek ini memerlukan penelitian yang lebih mendalam.
Meskipun tradisi penggunaan air rebusan daun sungkai untuk menurunkan demam telah lama dikenal, bukti ilmiah yang kuat masih diperlukan untuk memvalidasi efektivitas dan keamanannya secara komprehensif. Konsultasi dengan tenaga medis tetap menjadi langkah penting dalam penanganan demam, terutama pada kasus demam tinggi atau demam yang disertai gejala serius lainnya. Pemanfaatan rebusan daun sungkai dapat dipertimbangkan sebagai terapi komplementer, namun tidak boleh menggantikan pengobatan medis yang telah terbukti efektif.
Meredakan Nyeri
Konsumsi air rebusan yang diekstrak dari daun sungkai dalam tradisi pengobatan herbal sering dikaitkan dengan kemampuan mengurangi rasa sakit. Potensi analgesik ini diyakini berasal dari interaksi berbagai senyawa bioaktif yang terkandung dalam tanaman tersebut. Mekanisme kerjanya diduga melibatkan beberapa jalur, mulai dari modulasi persepsi nyeri hingga penekanan peradangan yang menjadi penyebab nyeri.
Salah satu teori yang mendasari efek peredaan nyeri adalah pengaruhnya terhadap sistem saraf. Senyawa tertentu dalam daun sungkai mungkin berinteraksi dengan reseptor nyeri di otak dan sumsum tulang belakang, mengurangi sinyal nyeri yang dikirimkan ke pusat saraf. Selain itu, potensi anti-inflamasi yang telah disebutkan sebelumnya juga memainkan peran penting. Dengan mengurangi peradangan pada area yang sakit, rebusan ini dapat membantu mengurangi iritasi saraf dan jaringan, sehingga meredakan rasa nyeri.
Jenis nyeri yang dilaporkan dapat diredakan dengan konsumsi rebusan ini bervariasi, mulai dari nyeri ringan seperti sakit kepala dan nyeri otot, hingga nyeri yang berhubungan dengan kondisi peradangan seperti arthritis. Namun, penting untuk ditekankan bahwa bukti ilmiah yang mendukung klaim ini masih terbatas. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa spesifik yang bertanggung jawab atas efek analgesik, memahami mekanisme kerjanya secara lebih mendalam, dan menentukan dosis yang aman dan efektif untuk berbagai jenis nyeri. Penggunaan rebusan daun sungkai sebagai pereda nyeri sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan tidak menggantikan konsultasi medis serta penanganan nyeri yang sesuai standar kedokteran modern.
Antioksidan Alami
Keberadaan senyawa antioksidan dalam ekstrak tumbuhan sungkai berkontribusi signifikan terhadap potensi manfaat kesehatannya. Antioksidan berperan krusial dalam menangkal radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu berbagai penyakit kronis. Radikal bebas dihasilkan secara alami oleh proses metabolisme tubuh, tetapi juga dapat berasal dari faktor eksternal seperti polusi, radiasi, dan paparan bahan kimia. Ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya menyebabkan stres oksidatif, yang dikaitkan dengan penuaan dini, penyakit jantung, kanker, dan gangguan neurodegeneratif.
Senyawa-senyawa seperti flavonoid dan alkaloid yang terdeteksi dalam daun sungkai memiliki sifat antioksidan yang kuat. Flavonoid bekerja dengan mendonorkan elektron ke radikal bebas, menstabilkannya dan mencegahnya merusak sel-sel sehat. Alkaloid juga dapat berperan dalam melindungi sel dari kerusakan oksidatif melalui mekanisme yang berbeda. Konsumsi rebusan yang mengandung senyawa-senyawa ini berpotensi meningkatkan kapasitas antioksidan tubuh, membantu melindungi sel dari kerusakan, dan mengurangi risiko penyakit kronis terkait stres oksidatif.
Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa efektivitas antioksidan dalam ekstrak sungkai dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti metode ekstraksi, kondisi pertumbuhan tanaman, dan dosis yang dikonsumsi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa antioksidan spesifik yang paling efektif, memahami mekanisme kerjanya secara lebih rinci, dan menentukan dosis optimal untuk memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Selain itu, penting untuk mengadopsi gaya hidup sehat secara keseluruhan, termasuk diet seimbang yang kaya akan buah-buahan dan sayuran, untuk memaksimalkan perlindungan antioksidan terhadap kerusakan sel.
Meningkatkan Imunitas
Potensi peningkatan sistem kekebalan tubuh menjadi salah satu aspek yang sering dikaitkan dengan konsumsi ekstrak tanaman sungkai. Sistem imun, sebagai pertahanan utama tubuh terhadap serangan patogen seperti bakteri, virus, dan jamur, memerlukan dukungan nutrisi dan senyawa bioaktif untuk berfungsi optimal. Keyakinan bahwa air rebusan daun sungkai dapat berkontribusi pada peningkatan imunitas didasarkan pada keberadaan komponen yang diyakini memiliki efek imunomodulator dan stimulan.
Senyawa-senyawa yang teridentifikasi dalam daun sungkai, seperti flavonoid dan alkaloid, telah menunjukkan aktivitas imunomodulator dalam beberapa penelitian in vitro dan in vivo. Aktivitas ini dapat bermanifestasi dalam berbagai cara, termasuk peningkatan produksi sel-sel imun seperti limfosit dan makrofag, peningkatan aktivitas sel-sel tersebut dalam menghancurkan patogen, serta modulasi produksi sitokin, molekul sinyal yang berperan dalam koordinasi respons imun. Dengan memodulasi respons imun, ekstrak sungkai berpotensi membantu tubuh merespons infeksi secara lebih efektif dan mencegah penyakit.
Selain itu, sifat antioksidan yang dimiliki senyawa-senyawa tersebut juga dapat berkontribusi pada peningkatan imunitas. Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan, dapat merusak sel-sel imun dan menghambat fungsinya. Dengan menangkal radikal bebas, antioksidan dalam ekstrak sungkai dapat membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan dan memastikan fungsinya tetap optimal. Konsumsi rebusan ini berpotensi memberikan dukungan tambahan bagi sistem imun, terutama pada individu yang rentan terhadap infeksi atau memiliki sistem imun yang terganggu.
Namun, perlu ditekankan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek peningkatan imunitas dari air rebusan daun sungkai pada manusia. Mekanisme kerja senyawa-senyawa tersebut dalam memengaruhi sistem imun perlu dipahami secara lebih mendalam, dan uji klinis yang terkontrol diperlukan untuk menentukan dosis yang aman dan efektif, serta untuk mengevaluasi dampaknya terhadap berbagai parameter imunologis. Konsumsi rebusan ini sebaiknya tidak dijadikan pengganti vaksinasi atau pengobatan medis yang telah terbukti efektif dalam mencegah dan mengobati penyakit infeksi. Pendekatan holistik yang menggabungkan nutrisi seimbang, gaya hidup sehat, dan konsultasi medis tetap menjadi kunci utama dalam menjaga sistem imun yang kuat.
Melancarkan Pencernaan
Penggunaan air rebusan dari tanaman sungkai secara tradisional seringkali dikaitkan dengan perbaikan fungsi pencernaan. Keyakinan ini bersumber dari anggapan bahwa senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam daun sungkai dapat memengaruhi berbagai aspek dalam proses pencernaan, mulai dari peningkatan produksi enzim pencernaan hingga modulasi motilitas usus. Beberapa komponen dalam rebusan ini dipercaya memiliki efek karminatif, membantu mengurangi pembentukan gas dalam saluran pencernaan dan meredakan kembung. Selain itu, potensi efek anti-inflamasi pada rebusan juga dapat berperan dalam menenangkan lapisan saluran pencernaan yang meradang, sehingga mengurangi iritasi dan memfasilitasi penyerapan nutrisi yang lebih baik.
Serat, meskipun mungkin dalam jumlah kecil, yang terekstrak selama proses perebusan dapat memberikan kontribusi pada peningkatan volume tinja dan merangsang pergerakan usus yang teratur. Hal ini dapat membantu mencegah konstipasi dan meningkatkan keteraturan buang air besar. Namun, penting untuk diingat bahwa efek ini mungkin bervariasi tergantung pada konsentrasi rebusan, kondisi kesehatan individu, dan faktor diet lainnya. Selain itu, beberapa senyawa dalam daun sungkai mungkin memiliki efek antimikroba ringan, membantu menjaga keseimbangan mikroflora usus dan mencegah pertumbuhan bakteri patogen yang dapat mengganggu pencernaan.
Meskipun demikian, bukti ilmiah yang mendukung klaim ini masih terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Mekanisme kerja senyawa-senyawa tersebut dalam memengaruhi sistem pencernaan perlu dipahami secara lebih mendalam, dan uji klinis yang terkontrol diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya dalam mengatasi berbagai masalah pencernaan. Konsumsi rebusan ini sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan tidak menggantikan konsultasi medis serta penanganan masalah pencernaan yang sesuai standar kedokteran modern. Perubahan gaya hidup yang sehat, termasuk diet tinggi serat, hidrasi yang cukup, dan aktivitas fisik teratur, tetap menjadi landasan utama dalam menjaga kesehatan sistem pencernaan.
Menyegarkan Tubuh
Efek menyegarkan yang dirasakan setelah mengonsumsi air rebusan dari daun sungkai seringkali dikaitkan dengan kombinasi beberapa faktor. Salah satunya adalah efek hidrasi. Air, sebagai komponen utama rebusan, menggantikan cairan tubuh yang hilang melalui aktivitas sehari-hari, membantu memulihkan keseimbangan elektrolit, dan meningkatkan volume darah. Hidrasi yang optimal penting untuk fungsi seluler yang efisien, termasuk fungsi otot dan saraf, yang berkontribusi pada perasaan segar dan bertenaga.
Selain hidrasi, beberapa senyawa dalam daun sungkai mungkin memiliki efek stimulan ringan. Senyawa-senyawa ini dapat memengaruhi sistem saraf pusat, meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi rasa lelah. Efek ini mungkin tidak sekuat stimulan seperti kafein, tetapi cukup untuk memberikan dorongan energi yang lembut dan meningkatkan suasana hati. Kehadiran senyawa aromatik dalam daun sungkai juga dapat berkontribusi pada efek menyegarkan melalui indra penciuman, memicu respons positif di otak dan meningkatkan perasaan relaksasi dan kesejahteraan.
Lebih lanjut, potensi efek anti-inflamasi dan antioksidan dari senyawa-senyawa dalam rebusan ini dapat berperan dalam mengurangi peradangan dan stres oksidatif, yang seringkali berkontribusi pada rasa lelah dan lesu. Dengan mengurangi beban pada sistem tubuh, rebusan ini dapat membantu meningkatkan efisiensi energi dan mempromosikan perasaan segar dan vitalitas. Namun, penting untuk diingat bahwa efek menyegarkan ini bersifat subjektif dan dapat bervariasi tergantung pada individu, dosis yang dikonsumsi, dan faktor-faktor lain seperti kondisi kesehatan dan tingkat aktivitas.
Tips Pemanfaatan Rebusan Daun Sungkai
Berikut adalah beberapa panduan untuk memaksimalkan potensi positif rebusan tanaman tersebut, dengan tetap memperhatikan aspek keamanan dan efektivitas:
Tip 1: Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Sebelum mengonsumsi rebusan ini secara rutin, khususnya bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli herbal. Hal ini penting untuk memastikan tidak ada kontraindikasi atau interaksi obat yang merugikan.
Tip 2: Perhatikan Kualitas Bahan Baku
Gunakan daun sungkai yang segar dan berasal dari sumber yang terpercaya. Hindari penggunaan daun yang layu, berjamur, atau terpapar pestisida. Kualitas bahan baku akan memengaruhi kandungan senyawa aktif dan keamanan rebusan.
Tip 3: Gunakan Proporsi yang Tepat
Meskipun tidak ada dosis standar yang baku, penggunaan daun sungkai yang berlebihan dapat menimbulkan efek samping. Umumnya, satu cangkir rebusan per hari dianggap aman, namun sebaiknya mulai dengan dosis kecil dan perhatikan respons tubuh.
Tip 4: Perhatikan Cara Perebusan
Rebus daun sungkai dengan air bersih selama 10-15 menit. Hindari merebus terlalu lama karena dapat merusak senyawa aktif yang terkandung di dalamnya. Saring rebusan sebelum diminum untuk menghilangkan partikel daun.
Tip 5: Konsumsi dengan Bijak
Rebusan daun sungkai sebaiknya dikonsumsi sebagai bagian dari gaya hidup sehat secara keseluruhan, yang meliputi diet seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup. Jangan mengandalkan rebusan ini sebagai satu-satunya solusi untuk masalah kesehatan.
Tip 6: Perhatikan Efek Samping
Meskipun jarang terjadi, beberapa orang mungkin mengalami efek samping seperti gangguan pencernaan atau reaksi alergi setelah mengonsumsi rebusan daun sungkai. Jika mengalami efek samping, hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter.
Dengan mengikuti panduan ini, pemanfaatan rebusan tanaman sungkai dapat dilakukan secara lebih aman dan efektif. Namun, perlu diingat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami potensi penuh dan batasan penggunaannya.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Evaluasi empiris terhadap efektivitas air rebusan dedaunan sungkai masih tergolong terbatas, namun beberapa studi pendahuluan memberikan titik terang. Sebuah studi in vitro yang dipublikasikan dalam Jurnal Kimia dan Farmasi Indonesia mengindikasikan bahwa ekstrak daun sungkai menunjukkan aktivitas antioksidan yang signifikan, yang berpotensi melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Studi ini menggunakan metode uji DPPH untuk mengukur kemampuan ekstrak dalam menangkal radikal bebas.
Studi kasus lain, meskipun bersifat anekdot dan belum melalui validasi ilmiah ketat, melaporkan potensi penggunaan rebusan dedaunan ini dalam meredakan gejala demam dan peradangan ringan. Dalam laporan tersebut, partisipan yang mengonsumsi rebusan ini mengalami penurunan suhu tubuh dan pengurangan nyeri otot setelah beberapa hari. Namun, penting untuk dicatat bahwa laporan semacam ini rentan terhadap bias dan efek plasebo.
Perlu ditegaskan bahwa interpretasi terhadap hasil studi yang ada harus dilakukan secara hati-hati. Ukuran sampel yang kecil, kurangnya kelompok kontrol, dan variasi dalam metode ekstraksi dapat memengaruhi validitas temuan. Selain itu, terdapat perdebatan mengenai bioavailabilitas senyawa aktif dalam rebusan daun sungkai, yaitu sejauh mana senyawa tersebut dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh setelah dikonsumsi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi keterbatasan ini dan memberikan bukti yang lebih kuat.
Masyarakat dihimbau untuk mendekati informasi mengenai khasiat rebusan dedaunan sungkai dengan sikap kritis dan berbasis bukti. Konsultasi dengan profesional kesehatan yang kompeten sangat disarankan sebelum mengonsumsi rebusan ini secara rutin, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang menjalani pengobatan medis.