Ketahui 7 Manfaat Daun Tapak Dara Putih yang Wajib Kamu Ketahui

Rabu, 20 Agustus 2025 oleh journal

Tanaman hias dengan bunga berwarna putih ini, dikenal memiliki potensi khasiat dalam pengobatan tradisional. Bagian daunnya, kerap dimanfaatkan untuk membantu mengatasi berbagai kondisi kesehatan. Kegunaannya meliputi penanganan masalah gula darah, tekanan darah tinggi, hingga sebagai agen anti-kanker potensial, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan.

Penggunaan ekstrak tanaman Catharanthus roseus varietas putih dalam pengobatan tradisional memang menjanjikan, namun masyarakat perlu berhati-hati. Konsultasi dengan dokter tetap menjadi langkah utama sebelum mengonsumsinya, mengingat potensi interaksi dengan obat lain dan efek samping yang mungkin timbul," ujar dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli herbal medik dari Jakarta.

Ketahui 7 Manfaat Daun Tapak Dara Putih yang Wajib Kamu Ketahui

Menurut dr. Rahmawati, berbagai penelitian awal menunjukkan adanya senyawa aktif seperti alkaloid vincristine dan vinblastine dalam tanaman ini. Senyawa-senyawa ini memiliki sifat anti-kanker dan telah digunakan dalam kemoterapi. Selain itu, kandungan lain seperti ajmalicine diduga memiliki efek menenangkan dan membantu menurunkan tekanan darah.

Meskipun demikian, perlu diingat bahwa penelitian yang ada masih terbatas dan sebagian besar dilakukan secara in vitro (di laboratorium) atau pada hewan. Oleh karena itu, efektivitas dan keamanan penggunaannya pada manusia masih memerlukan kajian lebih lanjut. Penggunaan sebagai ramuan tradisional sebaiknya dilakukan dengan dosis yang tepat dan di bawah pengawasan tenaga medis profesional.

Manfaat Daun Tapak Dara Putih

Daun tapak dara putih ( Catharanthus roseus varietas alba) menyimpan potensi terapeutik yang beragam. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk validasi klinis, pemanfaatan tradisionalnya mengindikasikan khasiat yang signifikan.

  • Penurun gula darah
  • Tekanan darah stabil
  • Anti-kanker potensial
  • Efek menenangkan
  • Menghambat pertumbuhan sel
  • Potensi anti-inflamasi
  • Meningkatkan imunitas

Berbagai manfaat tersebut berasal dari kandungan senyawa aktif seperti alkaloid, termasuk vincristine dan vinblastine yang dikenal karena sifat anti-kankernya. Efek penurun gula darah dan penstabil tekanan darah diduga berasal dari kandungan ajmalicine. Sementara potensi anti-inflamasi dan peningkatan imunitas memerlukan penelitian lebih mendalam untuk mengkonfirmasi mekanisme kerjanya secara spesifik pada daun tapak dara putih. Pemanfaatan harus mempertimbangkan potensi interaksi obat dan efek samping, sehingga konsultasi medis profesional sangat disarankan.

Penurun gula darah

Klaim mengenai potensi penurunan kadar gula darah menjadi salah satu fokus utama dalam eksplorasi manfaat terapeutik dari tanaman tapak dara putih. Kemampuan ini menjadi daya tarik, terutama bagi individu yang berjuang mengelola kondisi diabetes atau pre-diabetes.

  • Kandungan Ajmalicine

    Senyawa ajmalicine yang terdapat dalam tanaman ini diduga berperan dalam mekanisme penurunan gula darah. Penelitian awal mengindikasikan ajmalicine dapat meningkatkan sensitivitas insulin atau memengaruhi metabolisme glukosa dalam tubuh. Mekanisme kerja pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

  • Pemanfaatan Tradisional

    Dalam pengobatan tradisional, daun tapak dara putih telah lama digunakan sebagai ramuan untuk membantu mengontrol kadar gula darah. Pengalaman empiris dari penggunaan tradisional ini menjadi dasar untuk penelitian ilmiah modern yang berusaha mengidentifikasi senyawa aktif dan mekanisme kerjanya.

  • Studi In Vitro dan In Vivo

    Beberapa studi in vitro (di laboratorium) dan in vivo (pada hewan) menunjukkan efek hipoglikemik (penurun gula darah) dari ekstrak daun tapak dara putih. Meskipun hasil ini menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa efektivitas dan keamanan pada manusia masih memerlukan uji klinis yang ketat.

  • Potensi Interaksi Obat

    Individu yang mengonsumsi obat penurun gula darah, seperti metformin atau insulin, harus berhati-hati dalam menggunakan tapak dara putih. Potensi interaksi antara senyawa dalam tapak dara putih dan obat-obatan konvensional dapat memengaruhi efektivitas pengobatan atau meningkatkan risiko efek samping. Konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan sebelum menggunakan ramuan ini.

Meskipun potensi efek hipoglikemik dari tapak dara putih menarik, penting untuk menekankan bahwa ramuan ini bukanlah pengganti pengobatan medis yang telah terbukti efektif. Penggunaan harus dipertimbangkan sebagai bagian dari pendekatan komplementer, dengan pengawasan medis yang ketat, dan tidak boleh menggantikan terapi standar untuk diabetes atau kondisi medis lainnya.

Tekanan Darah Stabil

Potensi stabilisasi tekanan darah menjadi aspek penting dalam menelaah khasiat tanaman tapak dara putih. Kemampuan ini relevan mengingat prevalensi masalah hipertensi dan dampaknya terhadap kesehatan kardiovaskular.

  • Peran Ajmalicine dalam Vasodilatasi

    Senyawa ajmalicine, yang terdapat dalam tapak dara putih, diyakini berkontribusi pada efek penurunan tekanan darah. Ajmalicine dapat memicu vasodilatasi, yaitu pelebaran pembuluh darah, sehingga aliran darah menjadi lebih lancar dan tekanan pada dinding arteri berkurang. Hal ini serupa dengan mekanisme kerja beberapa obat antihipertensi.

  • Penggunaan Tradisional untuk Hipertensi

    Dalam praktik pengobatan tradisional di berbagai daerah, daun tapak dara putih sering dimanfaatkan sebagai ramuan untuk membantu mengatasi tekanan darah tinggi. Walaupun bukti anekdotal mendukung klaim ini, diperlukan validasi ilmiah melalui uji klinis yang terkontrol.

  • Interaksi dengan Sistem Saraf Pusat

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ajmalicine dapat berinteraksi dengan sistem saraf pusat, yang pada gilirannya memengaruhi regulasi tekanan darah. Senyawa ini diduga memiliki efek sedatif ringan yang dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan, faktor-faktor yang dapat memicu peningkatan tekanan darah.

  • Perhatian terhadap Dosis dan Interaksi Obat

    Penting untuk diingat bahwa penggunaan tapak dara putih untuk tujuan menurunkan tekanan darah harus dilakukan dengan hati-hati. Dosis yang tepat perlu diperhatikan, dan konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan, terutama bagi individu yang sudah mengonsumsi obat antihipertensi. Potensi interaksi antara senyawa dalam tapak dara putih dan obat-obatan konvensional perlu dievaluasi untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

Meskipun efek penurun tekanan darah dari senyawa dalam tanaman ini menjanjikan, penting untuk memandang penggunaannya sebagai bagian dari strategi manajemen hipertensi yang komprehensif, yang mencakup perubahan gaya hidup sehat, seperti diet rendah garam, olahraga teratur, dan pengelolaan stres. Pemantauan tekanan darah secara berkala dan konsultasi dengan profesional kesehatan tetap merupakan langkah yang krusial.

Anti-kanker potensial

Eksplorasi potensi anti-kanker yang terkandung dalam tanaman tapak dara putih menjadi salah satu area penelitian yang menjanjikan. Keberadaan senyawa-senyawa aktif di dalamnya mendorong investigasi lebih lanjut mengenai efektivitasnya dalam menghambat pertumbuhan sel kanker dan mekanisme kerjanya.

  • Alkaloid Vinca: Vincristine dan Vinblastine

    Senyawa alkaloid vincristine dan vinblastine merupakan komponen penting yang ditemukan dalam tanaman ini. Keduanya dikenal memiliki sifat anti-kanker dan telah digunakan secara luas dalam kemoterapi untuk mengobati berbagai jenis kanker, seperti leukemia, limfoma, dan sarkoma. Cara kerjanya adalah dengan mengganggu pembentukan mikrotubulus, struktur seluler yang penting untuk pembelahan sel, sehingga menghambat pertumbuhan sel kanker.

  • Mekanisme Aksi Selektif

    Penelitian berfokus pada pemahaman mekanisme aksi selektif dari senyawa-senyawa dalam tapak dara putih terhadap sel kanker. Tujuannya adalah untuk mengembangkan terapi yang lebih efektif dengan efek samping yang minimal. Pendekatan ini melibatkan identifikasi target molekuler spesifik dalam sel kanker yang dapat diserang oleh senyawa-senyawa tersebut, sehingga sel kanker dapat dihancurkan tanpa merusak sel-sel sehat di sekitarnya.

  • Studi In Vitro dan In Vivo Awal

    Sejumlah studi in vitro (di laboratorium) dan in vivo (pada hewan) telah menunjukkan efek anti-kanker dari ekstrak tapak dara putih terhadap berbagai jenis sel kanker. Studi-studi ini memberikan dasar ilmiah untuk penelitian lebih lanjut pada manusia. Hasil positif dari studi praklinis ini memotivasi pengembangan uji klinis untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan penggunaan tapak dara putih sebagai agen anti-kanker.

  • Pengembangan Terapi Kombinasi

    Potensi anti-kanker dari tapak dara putih juga dieksplorasi dalam konteks terapi kombinasi. Penggabungan senyawa-senyawa dari tapak dara putih dengan obat kemoterapi konvensional dapat meningkatkan efektivitas pengobatan dan mengurangi risiko resistensi obat. Pendekatan ini memerlukan pemahaman mendalam tentang interaksi antara senyawa-senyawa tersebut dan obat kemoterapi lainnya, serta penyesuaian dosis yang tepat untuk meminimalkan efek samping.

Meskipun potensi anti-kanker yang terkandung dalam tanaman ini menjanjikan, penting untuk diingat bahwa penggunaan tapak dara putih sebagai terapi kanker harus dilakukan di bawah pengawasan medis yang ketat. Penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis pada manusia, diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan tapak dara putih sebagai bagian dari strategi pengobatan kanker yang komprehensif. Informasi ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti saran medis profesional dari dokter atau ahli onkologi.

Efek Menenangkan

Kaitan antara potensi efek menenangkan dan kegunaan tanaman Catharanthus roseus varietas putih terletak pada senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya. Walaupun mekanisme aksi yang spesifik masih memerlukan penelitian lebih lanjut, beberapa studi awal mengindikasikan adanya interaksi senyawa tertentu dengan sistem saraf pusat. Interaksi ini berpotensi menghasilkan efek ansiolitik (anti-kecemasan) dan sedatif ringan, yang berkontribusi pada perasaan tenang dan relaksasi.

Dalam konteks pemanfaatan tradisional, ramuan yang dibuat dari bagian tanaman ini, termasuk daunnya, terkadang digunakan untuk membantu mengatasi gangguan tidur ringan atau mengurangi tingkat stres. Penggunaan empiris ini sejalan dengan temuan penelitian awal yang menunjukkan potensi efek modulasi pada neurotransmiter tertentu di otak. Pengaturan neurotransmiter ini, seperti serotonin dan GABA, memainkan peran penting dalam mengatur suasana hati dan tingkat kecemasan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa efek menenangkan yang mungkin ditimbulkan oleh tanaman ini bersifat ringan dan tidak boleh dianggap sebagai pengganti terapi medis yang terbukti efektif untuk mengatasi gangguan kecemasan atau depresi. Penggunaan harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan tenaga medis profesional, terutama jika individu tersebut sedang mengonsumsi obat-obatan yang memengaruhi sistem saraf pusat. Potensi interaksi antara senyawa dalam tanaman dan obat-obatan lain perlu dipertimbangkan untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa spesifik yang bertanggung jawab atas efek menenangkan ini, serta untuk memahami mekanisme kerja yang mendasarinya. Uji klinis yang terkontrol juga diperlukan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan penggunaan tanaman ini sebagai agen penenang pada manusia secara komprehensif.

Menghambat Pertumbuhan Sel

Kemampuan menekan proliferasi sel abnormal merupakan aspek krusial dalam potensi terapeutik yang dikaitkan dengan tanaman hias berbunga putih ini. Efek ini, khususnya pada sel kanker, menjadi fokus penelitian intensif. Senyawa aktif yang terkandung dalam tanaman, terutama alkaloid vinca seperti vincristine dan vinblastine, berperan sentral dalam mekanisme penghambatan ini. Senyawa-senyawa tersebut bekerja dengan mengganggu proses pembelahan sel (mitosis) pada sel-sel yang tumbuh dengan cepat, termasuk sel kanker. Gangguan ini menyebabkan sel kanker tidak dapat membelah dan berkembang biak, sehingga pertumbuhan tumor dapat dikendalikan.

Proses penghambatan pertumbuhan sel melibatkan interaksi kompleks antara senyawa aktif dan struktur seluler vital, seperti mikrotubulus. Mikrotubulus merupakan komponen penting dalam pembentukan spindel mitosis, yang berperan dalam pemisahan kromosom selama pembelahan sel. Alkaloid vinca mengikat mikrotubulus dan mencegah perakitan yang tepat, sehingga proses mitosis terganggu dan sel mengalami kematian (apoptosis). Efek ini bersifat selektif terhadap sel-sel yang aktif membelah, termasuk sel kanker, namun sel-sel sehat juga dapat terpengaruh, yang menjelaskan efek samping yang terkait dengan kemoterapi menggunakan senyawa-senyawa ini.

Penelitian lebih lanjut terus dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan senyawa penghambat pertumbuhan sel yang berasal dari tanaman ini. Upaya difokuskan pada pengembangan metode pengiriman obat yang lebih tepat sasaran, untuk meminimalkan efek samping pada sel-sel sehat. Selain itu, eksplorasi kombinasi senyawa aktif dengan agen anti-kanker lainnya juga menjadi area penelitian yang menjanjikan, dengan tujuan meningkatkan efektivitas pengobatan dan mengurangi risiko resistensi obat.

Potensi anti-inflamasi

Kemampuan meredakan peradangan menjadi aspek penting dalam menelaah potensi terapeutik yang mungkin dimiliki tanaman Catharanthus roseus varietas alba. Sifat anti-inflamasi ini relevan mengingat peran peradangan kronis dalam berbagai penyakit degeneratif.

  • Kandungan Senyawa Aktif

    Beberapa senyawa aktif yang terdapat dalam tanaman ini, meskipun belum teridentifikasi secara spesifik untuk efek anti-inflamasinya, berpotensi memodulasi respons peradangan dalam tubuh. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa-senyawa tersebut serta memahami mekanisme kerjanya.

  • Penggunaan Tradisional dalam Pengobatan Luka

    Dalam praktik pengobatan tradisional, ekstrak daun tanaman ini terkadang digunakan untuk membantu mempercepat penyembuhan luka. Sifat anti-inflamasi yang mungkin dimiliki dapat berkontribusi pada proses penyembuhan dengan mengurangi peradangan di sekitar luka dan memfasilitasi regenerasi jaringan.

  • Efek pada Mediator Peradangan

    Penelitian in vitro dapat membantu mengidentifikasi apakah ekstrak tanaman ini mampu menghambat produksi mediator peradangan seperti sitokin dan prostaglandin. Mediator ini berperan penting dalam proses inflamasi, dan penghambatannya dapat membantu meredakan gejala peradangan.

  • Potensi Aplikasi pada Kondisi Inflamasi Kronis

    Jika terbukti efektif, sifat anti-inflamasi dari tanaman ini berpotensi diaplikasikan dalam penanganan kondisi inflamasi kronis seperti arthritis atau penyakit radang usus. Namun, uji klinis yang ketat diperlukan untuk memastikan efektivitas dan keamanannya pada manusia.

  • Interaksi dengan Sistem Kekebalan Tubuh

    Penting untuk memahami bagaimana senyawa dalam tanaman ini berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh. Beberapa senyawa mungkin memiliki efek imunomodulator, yang dapat membantu menyeimbangkan respons kekebalan dan mencegah peradangan berlebihan.

  • Perhatian terhadap Efek Samping

    Seperti halnya semua zat aktif, potensi efek samping dari penggunaan tanaman ini sebagai anti-inflamasi perlu dipertimbangkan. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan sebelum menggunakan ramuan ini, terutama bagi individu yang memiliki kondisi medis yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain.

Meskipun potensi anti-inflamasi dari tanaman ini menjanjikan, penting untuk menekankan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi klaim ini dan memahami mekanisme kerjanya secara rinci. Penggunaan harus dilakukan dengan hati-hati dan sebagai bagian dari pendekatan yang terintegrasi dengan pengawasan medis yang tepat.

Meningkatkan Imunitas

Potensi peningkatan sistem kekebalan tubuh menjadi salah satu aspek yang menarik perhatian dalam eksplorasi khasiat tanaman Catharanthus roseus varietas alba. Kemampuan untuk memodulasi respons imun dapat memberikan dampak signifikan terhadap pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan secara umum.

  • Kandungan Senyawa Aktif dan Pengaruhnya pada Sel Imun

    Beberapa senyawa yang terdapat dalam tanaman ini diduga memiliki kemampuan untuk merangsang aktivitas sel-sel imun, seperti sel T dan sel NK (Natural Killer). Peningkatan aktivitas sel-sel ini dapat meningkatkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi virus, bakteri, dan patogen lainnya. Mekanisme kerja pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut, namun diduga melibatkan modulasi jalur signaling intraseluler yang mengatur fungsi sel imun.

  • Efek Antioksidan dan Perlindungan Seluler

    Senyawa antioksidan yang mungkin terdapat dalam tanaman ini dapat membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi. Dengan melindungi sel-sel imun, antioksidan dapat membantu menjaga fungsi optimal sistem kekebalan tubuh.

  • Potensi Modulasi Respon Inflamasi

    Sistem kekebalan tubuh merespons infeksi dan cedera dengan proses inflamasi. Namun, inflamasi yang berlebihan dapat merusak jaringan dan berkontribusi pada perkembangan penyakit kronis. Beberapa senyawa dalam tanaman ini mungkin memiliki kemampuan untuk memodulasi respons inflamasi, sehingga membantu mencegah kerusakan jaringan dan mendukung pemulihan yang lebih cepat.

  • Penggunaan Tradisional sebagai Tonikum dan Peningkat Vitalitas

    Dalam beberapa praktik pengobatan tradisional, tanaman ini digunakan sebagai tonikum untuk meningkatkan vitalitas dan daya tahan tubuh. Penggunaan ini mungkin terkait dengan efek positif pada sistem kekebalan tubuh, meskipun diperlukan validasi ilmiah untuk mengkonfirmasi klaim ini.

Meskipun potensi peningkatan imunitas yang terkait dengan tanaman ini menjanjikan, penting untuk ditekankan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme kerjanya secara rinci dan memastikan efektivitas serta keamanannya pada manusia. Penggunaan harus dilakukan dengan hati-hati dan sebagai bagian dari pendekatan holistik untuk menjaga kesehatan, yang mencakup diet seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup.

Tips Pemanfaatan Potensial Secara Bertanggung Jawab

Eksplorasi potensi terapeutik tanaman Catharanthus roseus varietas putih membutuhkan pendekatan yang cermat dan berbasis informasi. Kehati-hatian dan pemahaman yang mendalam mengenai aspek keamanan dan efektivitasnya menjadi kunci utama.

Tip 1: Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Sebelum memanfaatkan ramuan dari tanaman ini, konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal yang kompeten. Hal ini penting untuk memastikan tidak ada kontraindikasi dengan kondisi kesehatan yang ada atau interaksi dengan obat-obatan yang sedang dikonsumsi.

Tip 2: Perhatikan Dosis dengan Cermat
Dosis yang tepat sangat krusial untuk meminimalkan risiko efek samping. Ikuti anjuran dari profesional kesehatan atau petunjuk penggunaan yang terpercaya. Hindari penggunaan berlebihan atau jangka panjang tanpa pengawasan medis.

Tip 3: Pahami Potensi Interaksi Obat
Tanaman ini berpotensi berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, baik obat resep maupun obat bebas. Informasikan kepada dokter mengenai semua suplemen atau ramuan herbal yang sedang dikonsumsi untuk menghindari interaksi yang merugikan.

Tip 4: Monitor Respons Tubuh dengan Seksama
Perhatikan setiap perubahan atau gejala yang muncul setelah mengonsumsi ramuan dari tanaman ini. Jika timbul efek samping yang tidak diinginkan, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter.

Tip 5: Pilih Sumber yang Terpercaya
Pastikan tanaman atau produk olahan yang digunakan berasal dari sumber yang terpercaya dan berkualitas. Hindari membeli produk yang tidak jelas asal-usulnya atau tidak memiliki izin edar yang sah.

Tip 6: Ingat, Bukan Pengganti Pengobatan Medis
Pemanfaatan potensi tanaman ini sebaiknya tidak menggantikan pengobatan medis yang telah diresepkan oleh dokter. Anggaplah sebagai terapi komplementer yang dapat mendukung pengobatan utama, bukan sebagai pengganti.

Pemanfaatan yang bijak dan bertanggung jawab, didasari informasi yang akurat dan pengawasan medis yang tepat, akan memaksimalkan potensi manfaat yang mungkin diberikan, sekaligus meminimalkan risiko yang tidak diinginkan. Pendekatan ini sangat penting untuk menjaga keselamatan dan efektivitas dalam memanfaatkan potensi terapeutik tanaman ini.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Pemanfaatan ekstrak Catharanthus roseus varietas putih dalam konteks medis tradisional dan modern telah menarik perhatian para peneliti. Beberapa studi kasus dan penelitian awal memberikan indikasi mengenai potensi manfaatnya, meskipun interpretasi dan generalisasi hasil memerlukan kehati-hatian.

Sebuah studi kasus yang dipublikasikan dalam jurnal Fitoterapia melaporkan adanya penurunan kadar glukosa darah pada pasien diabetes tipe 2 setelah mengonsumsi ekstrak daun tanaman ini secara teratur selama periode tertentu. Namun, penting untuk dicatat bahwa studi kasus ini hanya melibatkan satu pasien, dan tidak ada kelompok kontrol yang digunakan untuk membandingkan hasilnya. Oleh karena itu, sulit untuk menyimpulkan bahwa penurunan kadar glukosa darah tersebut sepenuhnya disebabkan oleh konsumsi ekstrak daun, dan faktor lain mungkin turut berperan.

Penelitian in vitro telah menunjukkan bahwa senyawa alkaloid vinca, seperti vincristine dan vinblastine yang diekstraksi dari tanaman Catharanthus roseus, memiliki aktivitas sitotoksik terhadap berbagai jenis sel kanker. Meskipun hasil ini menjanjikan, penting untuk diingat bahwa efek yang diamati dalam lingkungan laboratorium tidak selalu dapat direplikasi pada manusia. Selain itu, penggunaan senyawa alkaloid vinca dalam kemoterapi seringkali dikaitkan dengan efek samping yang signifikan, sehingga penggunaannya harus diawasi oleh tenaga medis yang kompeten.

Perlu ditegaskan bahwa sebagian besar penelitian yang ada masih bersifat awal dan memerlukan validasi lebih lanjut melalui uji klinis yang terkontrol dan melibatkan jumlah partisipan yang lebih besar. Interpretasi hasil studi kasus dan penelitian in vitro harus dilakukan dengan hati-hati, dan tidak boleh digunakan sebagai dasar untuk menggantikan pengobatan medis yang telah terbukti efektif. Konsultasi dengan dokter atau ahli herbal yang kompeten tetap merupakan langkah utama sebelum mempertimbangkan pemanfaatan ramuan dari tanaman ini.