Intip 7 Manfaat Daun Telo yang Wajib Kamu Ketahui
Jumat, 29 Agustus 2025 oleh journal
Tumbuhan bernama telo, ubi jalar, atau ketela rambat memiliki bagian daun yang ternyata menyimpan berbagai kegunaan. Kandungan nutrisi di dalamnya, seperti vitamin, mineral, dan serat, dipercaya memberikan dampak positif bagi kesehatan. Penggunaan bagian tumbuhan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari konsumsi langsung hingga pemanfaatan sebagai bahan dalam pengobatan tradisional.
"Daun dari tanaman ubi jalar memiliki potensi sebagai sumber nutrisi tambahan yang baik. Kandungan seratnya dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan, dan beberapa senyawa antioksidannya berpotensi melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. Namun, perlu diingat bahwa ini bukanlah pengganti pengobatan medis yang sudah ada dan sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah yang wajar sebagai bagian dari pola makan sehat," ujar Dr. Anindita Sari, seorang ahli gizi klinis.
Menurut Dr. Sari, penelitian awal menunjukkan bahwa daun ubi jalar mengandung senyawa seperti polifenol dan antosianin, yang dikenal memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Senyawa-senyawa ini dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung dan kanker. Serat yang terkandung di dalamnya juga membantu mengontrol kadar gula darah dan kolesterol.
Meskipun demikian, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi manfaat kesehatan spesifik dari konsumsi daun ubi jalar. Sebaiknya daun ini diolah dengan benar sebelum dikonsumsi untuk menghilangkan rasa pahit dan mengurangi risiko adanya senyawa yang tidak diinginkan. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi daun ubi jalar secara rutin, terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan.
Manfaat Daun Telo
Daun telo, bagian dari tanaman ubi jalar, menyimpan potensi manfaat yang beragam. Keberadaan senyawa bioaktif di dalamnya menjadikannya relevan dalam mendukung berbagai aspek kesehatan. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang perlu diperhatikan:
- Sumber Antioksidan
- Mendukung Pencernaan
- Menjaga Gula Darah
- Menurunkan Kolesterol
- Meningkatkan Imunitas
- Anti-inflamasi Alami
- Potensi Anti-kanker
Berbagai manfaat daun telo tersebut saling berkaitan dan berpotensi memberikan efek sinergis. Sebagai contoh, kandungan serat yang tinggi tidak hanya mendukung kesehatan pencernaan, tetapi juga membantu mengendalikan kadar gula darah dan kolesterol. Sementara itu, senyawa antioksidan berperan melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, yang berkontribusi pada pencegahan berbagai penyakit kronis, termasuk potensi efek anti-kanker yang menjanjikan.
Sumber Antioksidan
Keberadaan senyawa antioksidan dalam daun dari tanaman ubi jalar menjadikannya bernilai dalam menunjang kesehatan. Antioksidan berperan penting dalam menangkal radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis.
- Perlindungan Seluler
Antioksidan yang terdapat dalam daun ubi jalar, seperti polifenol dan flavonoid, membantu menetralkan radikal bebas sebelum mereka menyebabkan kerusakan oksidatif pada sel. Proses ini penting untuk menjaga integritas DNA, protein, dan lipid, yang merupakan komponen vital seluler.
- Pencegahan Penyakit Kronis
Dengan menetralisir radikal bebas, antioksidan berkontribusi pada pengurangan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, dan diabetes. Kerusakan oksidatif merupakan faktor kunci dalam perkembangan penyakit-penyakit tersebut, sehingga perlindungan yang diberikan oleh antioksidan sangat berharga.
- Peningkatan Sistem Kekebalan Tubuh
Antioksidan juga berperan dalam mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh. Dengan melindungi sel-sel imun dari kerusakan oksidatif, mereka membantu memastikan bahwa sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi secara optimal dalam melawan infeksi dan penyakit.
- Efek Anti-inflamasi
Beberapa antioksidan memiliki sifat anti-inflamasi, yang dapat membantu mengurangi peradangan kronis dalam tubuh. Peradangan kronis dikaitkan dengan berbagai penyakit, termasuk penyakit autoimun dan gangguan neurodegeneratif.
- Potensi Anti-aging
Kerusakan oksidatif berkontribusi pada proses penuaan. Dengan melindungi sel dari kerusakan ini, antioksidan berpotensi memperlambat proses penuaan dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Dengan demikian, keberadaan antioksidan menjadi salah satu faktor penting yang berkontribusi pada potensi dampak positif daun dari tanaman ubi jalar terhadap kesehatan. Konsumsi teratur, sebagai bagian dari pola makan seimbang, dapat membantu memaksimalkan manfaat perlindungan seluler yang ditawarkan.
Mendukung Pencernaan
Kaitan antara konsumsi daun dari tanaman ubi jalar dan dukungan terhadap sistem pencernaan terletak pada kandungan seratnya yang signifikan. Serat, sebagai komponen makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, memegang peranan krusial dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan. Keberadaan serat dalam jumlah yang cukup membantu melancarkan proses pencernaan, mencegah terjadinya konstipasi, dan memelihara keseimbangan mikroorganisme menguntungkan di dalam usus.
Serat bekerja dengan menambahkan volume pada tinja, yang mempermudah pergerakannya melalui usus. Hal ini mengurangi tekanan pada dinding usus dan mencegah terbentuknya divertikula, kantung kecil yang dapat menyebabkan peradangan (divertikulitis). Selain itu, serat juga menyerap air, yang membantu menjaga tinja tetap lunak dan mudah dikeluarkan.
Lebih lanjut, serat berperan sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik yang hidup di dalam usus. Bakteri baik ini, yang dikenal sebagai mikrobiota usus, memproduksi asam lemak rantai pendek (SCFA) sebagai hasil fermentasi serat. SCFA memiliki berbagai manfaat, termasuk memberikan energi bagi sel-sel usus, meningkatkan penyerapan mineral, dan membantu mengatur sistem kekebalan tubuh.
Dengan demikian, kandungan serat yang tinggi dalam daun ubi jalar berkontribusi signifikan terhadap pemeliharaan kesehatan pencernaan. Konsumsi teratur, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat membantu mencegah masalah pencernaan, meningkatkan kesehatan mikrobiota usus, dan memberikan manfaat kesehatan secara keseluruhan.
Menjaga Gula Darah
Pengaturan kadar glukosa dalam darah merupakan aspek krusial dalam menjaga kesehatan metabolik secara keseluruhan. Daun dari tanaman ubi jalar menunjukkan potensi dalam mendukung upaya menjaga stabilitas gula darah, menjadikannya relevan bagi individu yang berisiko atau tengah mengelola kondisi terkait resistensi insulin.
- Indeks Glikemik Rendah
Komposisi karbohidrat kompleks dan serat dalam daun ini cenderung memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan sumber karbohidrat sederhana. Hal ini berarti konsumsinya tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah secara drastis, melainkan pelepasan glukosa yang lebih bertahap. Contohnya, penggantian sebagian nasi putih dengan olahan daun ubi jalar dapat membantu mengontrol kadar gula darah setelah makan.
- Kandungan Serat Tinggi
Serat larut dalam air, yang terdapat dalam daun ubi jalar, memperlambat penyerapan glukosa di usus. Serat membentuk gel dalam saluran pencernaan, yang menghambat laju penyerapan gula ke dalam aliran darah. Efek ini sangat bermanfaat bagi individu dengan diabetes tipe 2 atau resistensi insulin.
- Sensitivitas Insulin
Penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam daun ubi jalar berpotensi meningkatkan sensitivitas insulin. Insulin adalah hormon yang membantu glukosa masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Peningkatan sensitivitas insulin memungkinkan sel-sel tubuh merespons insulin lebih efektif, sehingga menurunkan kadar gula darah.
- Efek Antioksidan
Stres oksidatif, yang disebabkan oleh radikal bebas, dapat memperburuk resistensi insulin. Senyawa antioksidan dalam daun ubi jalar membantu melindungi sel-sel pankreas dari kerusakan akibat radikal bebas, yang penting untuk produksi insulin yang optimal.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, konsumsi daun dari tanaman ubi jalar dapat menjadi bagian dari strategi pengelolaan kadar gula darah yang komprehensif. Penting untuk dicatat bahwa hal ini bukanlah pengganti pengobatan medis yang sudah ada, melainkan sebagai pelengkap yang berpotensi memberikan manfaat tambahan. Konsultasi dengan profesional kesehatan disarankan untuk menentukan porsi dan metode konsumsi yang tepat.
Menurunkan Kolesterol
Pengelolaan kadar kolesterol dalam darah merupakan aspek penting dalam menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Daun dari tanaman ubi jalar menunjukkan potensi dalam membantu menurunkan kadar kolesterol, menjadikannya relevan sebagai bagian dari diet yang mendukung kesehatan jantung.
- Kandungan Serat Larut
Serat larut, khususnya pektin yang mungkin terdapat dalam daun ubi jalar, memiliki kemampuan mengikat kolesterol dalam saluran pencernaan. Proses ini mencegah kolesterol diserap ke dalam aliran darah dan membawanya keluar dari tubuh melalui feses. Peningkatan konsumsi serat larut dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL ("jahat").
- Penghambatan Penyerapan Kolesterol
Beberapa senyawa fitokimia yang terdapat dalam daun ubi jalar berpotensi menghambat penyerapan kolesterol dari makanan di usus. Mekanisme ini membantu mengurangi jumlah kolesterol yang masuk ke dalam aliran darah setelah makan, sehingga membantu menjaga kadar kolesterol tetap stabil.
- Peningkatan Ekskresi Asam Empedu
Serat larut dapat mengikat asam empedu di usus, yang kemudian diekskresikan melalui feses. Asam empedu terbuat dari kolesterol, sehingga proses ini mendorong tubuh untuk menggunakan lebih banyak kolesterol untuk memproduksi asam empedu baru, yang pada akhirnya menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
- Pengurangan Produksi Kolesterol di Hati
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam tumbuhan berpotensi mempengaruhi enzim yang terlibat dalam sintesis kolesterol di hati. Meskipun penelitian spesifik pada daun ubi jalar masih terbatas, mekanisme ini patut dieksplorasi lebih lanjut.
- Efek Antioksidan Terhadap Kolesterol LDL
Kolesterol LDL dapat menjadi lebih berbahaya ketika teroksidasi. Antioksidan dalam daun ubi jalar dapat membantu melindungi kolesterol LDL dari oksidasi, sehingga mengurangi risiko pembentukan plak di arteri.
- Pengaruh Positif Terhadap Profil Lipid Secara Keseluruhan
Kombinasi efek-efek di atas berpotensi memberikan pengaruh positif terhadap profil lipid secara keseluruhan, tidak hanya menurunkan kolesterol LDL tetapi juga meningkatkan kadar kolesterol HDL ("baik") dan menurunkan kadar trigliserida.
Potensi daun dari tanaman ubi jalar dalam membantu menurunkan kadar kolesterol merupakan salah satu aspek dari manfaat kesehatannya yang lebih luas. Konsumsi teratur, sebagai bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang, serta gaya hidup aktif, dapat mendukung kesehatan jantung dan pembuluh darah secara optimal. Perlu diingat bahwa ini bukanlah pengganti pengobatan medis, dan konsultasi dengan dokter tetap diperlukan.
Meningkatkan Imunitas
Kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melindungi diri dari berbagai ancaman, seperti infeksi bakteri, virus, dan patogen lainnya, adalah fondasi kesehatan yang kokoh. Konsumsi bagian-bagian tertentu dari tanaman, termasuk daun dari ubi jalar, dapat berkontribusi pada peningkatan fungsi imunitas melalui berbagai mekanisme.
- Kandungan Vitamin dan Mineral
Daun dari tanaman ubi jalar mengandung berbagai vitamin dan mineral esensial, seperti vitamin C, vitamin A, dan zat besi, yang berperan penting dalam fungsi sistem kekebalan tubuh. Vitamin C, misalnya, dikenal sebagai antioksidan kuat yang membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Zat besi juga krusial untuk produksi sel-sel darah putih, yang merupakan komponen utama sistem kekebalan tubuh.
- Efek Antioksidan
Senyawa antioksidan, seperti flavonoid dan polifenol, yang terdapat dalam daun ini, membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan oksidatif. Kerusakan oksidatif dapat mengganggu fungsi sel-sel imun dan melemahkan respons kekebalan tubuh terhadap infeksi. Dengan menetralisir radikal bebas, antioksidan membantu menjaga sel-sel imun tetap berfungsi optimal.
- Aktivitas Anti-inflamasi
Peradangan kronis dapat menekan fungsi sistem kekebalan tubuh. Beberapa senyawa dalam daun ubi jalar memiliki sifat anti-inflamasi, yang membantu mengurangi peradangan kronis dan memungkinkan sistem kekebalan tubuh berfungsi lebih efektif. Pengurangan peradangan juga dapat membantu mencegah penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh sendiri.
- Dukungan Terhadap Mikrobiota Usus
Kesehatan mikrobiota usus, yaitu populasi bakteri baik yang hidup di dalam usus, memiliki pengaruh besar terhadap sistem kekebalan tubuh. Serat dalam daun ubi jalar berperan sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik ini. Dengan mendukung pertumbuhan bakteri baik, daun ini membantu meningkatkan keseimbangan mikrobiota usus, yang pada gilirannya memperkuat sistem kekebalan tubuh.
- Stimulasi Produksi Sel Imun
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam daun ubi jalar berpotensi menstimulasi produksi sel-sel imun, seperti sel T dan sel B. Sel-sel ini berperan penting dalam mengenali dan menghancurkan patogen. Peningkatan produksi sel imun dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
Berbagai mekanisme tersebut menunjukkan bahwa konsumsi daun dari tanaman ubi jalar dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan imunitas. Penting untuk diingat bahwa menjaga sistem kekebalan tubuh yang kuat melibatkan berbagai faktor, termasuk pola makan seimbang, olahraga teratur, tidur yang cukup, dan pengelolaan stres yang baik. Konsumsi daun ubi jalar dapat menjadi bagian dari pendekatan holistik untuk meningkatkan kesehatan dan imunitas secara keseluruhan.
Anti-inflamasi Alami
Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, namun peradangan kronis dapat memicu berbagai penyakit. Kemampuan meredakan peradangan secara alami menjadi aspek penting dalam menjaga kesehatan, dan bagian tanaman ubi jalar berpotensi mendukung proses ini.
- Senyawa Fitokimia Anti-inflamasi
Daun ubi jalar mengandung senyawa fitokimia seperti flavonoid dan polifenol yang memiliki sifat anti-inflamasi. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat produksi molekul pro-inflamasi, seperti sitokin dan prostaglandin, yang memicu dan memperburuk peradangan. Contohnya, konsumsi rebusan daun ubi jalar secara tradisional dipercaya membantu meredakan nyeri sendi yang disebabkan oleh peradangan.
- Penghambatan Jalur Inflamasi
Senyawa bioaktif dalam daun ubi jalar dapat menghambat jalur inflamasi utama dalam tubuh, seperti jalur NF-B (Nuclear Factor kappa B). Jalur ini berperan penting dalam mengatur respons imun dan peradangan. Penghambatan jalur ini dapat membantu mengurangi peradangan kronis dan mencegah kerusakan jaringan.
- Efek Antioksidan dalam Meredakan Peradangan
Radikal bebas dapat memicu dan memperburuk peradangan. Senyawa antioksidan dalam daun ubi jalar membantu menetralkan radikal bebas, sehingga mengurangi stres oksidatif dan peradangan. Contohnya, perlindungan terhadap kerusakan oksidatif pada sel-sel endotel pembuluh darah dapat membantu mencegah peradangan pada pembuluh darah (aterosklerosis).
- Dukungan Terhadap Mikrobiota Usus yang Sehat
Keseimbangan mikrobiota usus yang sehat penting untuk mengatur respons imun dan peradangan. Serat dalam daun ubi jalar berperan sebagai prebiotik, mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Mikrobiota usus yang sehat menghasilkan senyawa anti-inflamasi dan membantu mencegah peradangan sistemik.
- Pengurangan Risiko Penyakit Kronis
Peradangan kronis berperan dalam perkembangan berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Sifat anti-inflamasi alami dalam daun ubi jalar berpotensi membantu mengurangi risiko penyakit-penyakit ini dengan menekan peradangan kronis.
- Alternatif Alami untuk Obat Anti-inflamasi
Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) dapat memiliki efek samping. Konsumsi daun ubi jalar sebagai bagian dari diet sehat dapat menjadi alternatif alami untuk membantu meredakan peradangan ringan hingga sedang, meskipun efektivitasnya mungkin tidak sekuat OAINS.
Potensi efek anti-inflamasi dari daun ubi jalar menawarkan pendekatan alami untuk mengelola peradangan dan mengurangi risiko penyakit kronis. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa ini bukanlah pengganti pengobatan medis dan sebaiknya dikonsumsi sebagai bagian dari gaya hidup sehat secara keseluruhan.
Potensi Anti-kanker
Studi praklinis dan penelitian laboratorium menunjukkan adanya potensi aktivitas antikanker pada ekstrak atau senyawa yang diisolasi dari bagian tanaman ubi jalar. Potensi ini menjadi alasan untuk eksplorasi lebih lanjut mengenai peran konsumsi bagian tanaman tersebut dalam pencegahan atau penunjang pengobatan kanker.
- Aktivitas Antioksidan dan Perlindungan DNA
Kandungan antioksidan tinggi, termasuk polifenol dan antosianin, berperan dalam melindungi DNA sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Kerusakan DNA merupakan faktor kunci dalam perkembangan kanker. Dengan menetralisir radikal bebas, senyawa-senyawa ini berpotensi mengurangi risiko mutasi yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Contohnya, ekstrak kaya antosianin menunjukkan kemampuan menghambat proliferasi sel kanker usus besar pada uji in vitro.
- Induksi Apoptosis pada Sel Kanker
Apoptosis, atau kematian sel terprogram, merupakan mekanisme penting untuk menghilangkan sel-sel abnormal, termasuk sel kanker. Senyawa tertentu yang ditemukan dalam ekstrak bagian tanaman ini menunjukkan kemampuan menginduksi apoptosis pada sel kanker tanpa membahayakan sel normal. Contohnya, studi menunjukkan bahwa ekstrak tersebut dapat memicu apoptosis pada sel leukemia.
- Inhibisi Angiogenesis
Angiogenesis, pembentukan pembuluh darah baru, penting bagi pertumbuhan dan penyebaran tumor. Senyawa yang diisolasi dari bagian tanaman ini berpotensi menghambat angiogenesis, sehingga membatasi pasokan nutrisi ke tumor dan menghambat pertumbuhannya. Contohnya, senyawa tertentu terbukti menghambat pembentukan pembuluh darah baru pada model tikus dengan tumor.
- Modulasi Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh memainkan peran penting dalam mengenali dan menghancurkan sel kanker. Senyawa dalam bagian tanaman ini dapat memodulasi sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan sel-sel imun untuk menyerang sel kanker. Contohnya, beberapa senyawa terbukti meningkatkan aktivitas sel NK (Natural Killer), yang merupakan sel imun yang mampu membunuh sel tumor.
Potensi antikanker dari tanaman ubi jalar memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efektivitasnya pada manusia dan menentukan dosis serta metode konsumsi yang optimal. Meskipun menjanjikan, konsumsi bagian tanaman ini tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan kanker konvensional, melainkan sebagai potensi pelengkap yang perlu dikaji lebih dalam.
Panduan Pemanfaatan Optimal Daun Ubi Jalar
Pemanfaatan daun dari tanaman ubi jalar memerlukan perhatian terhadap beberapa aspek penting agar manfaat yang diperoleh maksimal dan aman. Informasi berikut ditujukan untuk memberikan panduan praktis dalam mengolah dan mengonsumsi bagian tanaman ini.
Tip 1: Pemilihan Daun yang Tepat
Gunakan daun yang masih muda dan segar. Hindari daun yang menunjukkan tanda-tanda kerusakan, seperti bercak, lubang, atau perubahan warna yang tidak normal. Daun yang lebih muda cenderung memiliki rasa yang lebih lembut dan kandungan nutrisi yang lebih tinggi.
Tip 2: Pencucian yang Cermat
Cuci daun secara menyeluruh di bawah air mengalir untuk menghilangkan kotoran, tanah, dan residu pestisida yang mungkin menempel. Perendaman singkat dalam air garam ringan dapat membantu membersihkan daun lebih efektif. Pastikan bilas dengan air bersih setelah perendaman.
Tip 3: Pengolahan yang Benar
Rebus atau kukus daun sebelum dikonsumsi untuk mengurangi rasa pahit dan menghilangkan senyawa yang mungkin tidak diinginkan. Proses pemanasan juga membantu melunakkan serat daun, membuatnya lebih mudah dicerna. Waktu perebusan atau pengukusan sebaiknya tidak terlalu lama agar nutrisi tidak hilang.
Tip 4: Kombinasi dengan Bahan Lain
Kombinasikan daun dengan bahan-bahan lain dalam masakan untuk meningkatkan cita rasa dan nilai gizi. Misalnya, daun dapat ditambahkan ke dalam tumisan, sup, atau sayur bobor. Kombinasi dengan sumber protein dan lemak sehat dapat membantu meningkatkan penyerapan nutrisi.
Tip 5: Konsumsi dalam Jumlah Moderat
Konsumsi daun secara moderat sebagai bagian dari diet seimbang. Meskipun memiliki potensi manfaat kesehatan, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti gangguan pencernaan. Perhatikan respons tubuh dan sesuaikan jumlah konsumsi sesuai kebutuhan.
Tip 6: Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi daun secara rutin, terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan. Profesional kesehatan dapat memberikan saran yang tepat sesuai dengan kondisi individu.
Dengan mengikuti panduan ini, pemanfaatan daun dari tanaman ubi jalar dapat dilakukan secara optimal dan aman, memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan dan kesejahteraan.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Beberapa penelitian telah meneliti kandungan nutrisi dan potensi efek biologis ekstrak dari tanaman ubi jalar. Studi in vitro (dalam tabung reaksi) dan in vivo (pada hewan) memberikan petunjuk awal mengenai aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, dan bahkan antikanker. Namun, penting untuk dicatat bahwa temuan dari penelitian ini belum tentu dapat diterapkan secara langsung pada manusia.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Food Chemistry menganalisis komposisi senyawa fenolik dalam ekstrak bagian tanaman ubi jalar dan menemukan adanya berbagai flavonoid dan asam fenolik yang dikenal memiliki aktivitas antioksidan. Studi lain, yang diterbitkan dalam Journal of Medicinal Food, menguji efek ekstrak tersebut terhadap sel kanker usus besar dan menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan sel kanker. Metode yang digunakan dalam studi-studi ini melibatkan ekstraksi senyawa dari bagian tanaman, analisis menggunakan spektrofotometri dan kromatografi, serta pengujian aktivitas biologis menggunakan kultur sel. Hasilnya menunjukkan potensi, tetapi memerlukan validasi lebih lanjut dalam studi klinis pada manusia.
Terdapat pula pandangan yang berbeda mengenai efektivitas dan keamanan konsumsi bagian tanaman ini. Beberapa praktisi pengobatan tradisional mengklaim manfaat yang signifikan berdasarkan pengalaman empiris, sementara ahli gizi modern lebih menekankan pada bukti ilmiah yang kuat sebelum merekomendasikan konsumsi secara luas. Perbedaan pandangan ini menyoroti pentingnya pendekatan yang seimbang, menggabungkan pengetahuan tradisional dengan bukti ilmiah yang valid.
Pembaca dianjurkan untuk menelaah bukti-bukti ilmiah yang ada secara kritis, mempertimbangkan metodologi penelitian, ukuran sampel, dan potensi bias. Diskusi dengan profesional kesehatan yang kompeten sangat disarankan sebelum membuat keputusan terkait konsumsi bagian tanaman ini, terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang menjalani pengobatan medis.