7 Manfaat Daun Jembak, Khasiat Alami yang Wajib Kamu Intip!

Sabtu, 12 Juli 2025 oleh journal

Nilai positif dari pemanfaatan tumbuhan bernama jembak terletak pada bagian daunnya. Bagian tumbuhan ini diyakini memiliki khasiat tertentu yang dapat digunakan untuk mendukung kesehatan atau membantu mengatasi kondisi medis tertentu. Penggunaan tradisional seringkali melibatkan pengolahan daun ini menjadi ramuan atau obat herbal.

"Meskipun secara tradisional digunakan, bukti ilmiah yang kuat mengenai efektivitas dan keamanan daun jembak masih terbatas. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami potensi manfaatnya secara komprehensif," ujar Dr. Amelia Wijaya, seorang ahli herbal dan fitofarmaka.

7 Manfaat Daun Jembak, Khasiat Alami yang Wajib Kamu Intip!

- Dr. Amelia Wijaya, Ahli Herbal dan Fitofarmaka

Pendapat mengenai potensi khasiat kesehatan dari tanaman ini masih beragam di kalangan medis dan ilmiah. Beberapa penelitian awal mengindikasikan adanya senyawa aktif yang menjanjikan, namun diperlukan validasi lebih lanjut.

Analisis fitokimia menunjukkan keberadaan senyawa seperti flavonoid dan alkaloid dalam ekstrak tumbuhan tersebut. Flavonoid dikenal memiliki sifat antioksidan yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Sementara itu, alkaloid, meskipun memiliki potensi terapeutik, juga dapat menimbulkan efek samping jika dikonsumsi dalam dosis yang tidak tepat. Oleh karena itu, penggunaan harus hati-hati. Secara tradisional, daun ini sering direbus dan air rebusannya diminum, atau daunnya ditumbuk untuk penggunaan topikal. Namun, tanpa dosis yang terstandarisasi dan pemahaman yang mendalam tentang interaksi senyawa aktifnya, sulit untuk memberikan rekomendasi penggunaan yang aman dan efektif. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat disarankan sebelum mengonsumsi ramuan herbal apa pun, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain.

Manfaat Daun Jembak

Daun jembak, meskipun belum sepenuhnya diteliti secara mendalam, secara tradisional diyakini memiliki sejumlah khasiat. Potensi manfaat ini, meskipun memerlukan validasi ilmiah lebih lanjut, menjadi alasan utama eksplorasi dan penggunaan daun ini dalam pengobatan tradisional.

  • Antioksidan alami
  • Perlindungan sel
  • Potensi anti-inflamasi
  • Mendukung pencernaan
  • Menurunkan gula darah
  • Kesehatan kulit
  • Meredakan nyeri

Manfaat yang dikaitkan dengan daun jembak, seperti potensi antioksidan dan anti-inflamasi, relevan dengan peran flavonoid dan senyawa aktif lainnya yang mungkin terkandung di dalamnya. Sebagai contoh, sifat antioksidan dapat membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, yang berpotensi mengurangi risiko penyakit kronis. Penggunaan tradisional untuk masalah pencernaan dan peredaan nyeri juga menunjukkan kemungkinan efek farmakologis yang memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi efektivitas dan keamanannya.

Antioksidan Alami

Kandungan antioksidan alami yang potensial dalam tumbuhan ini memiliki keterkaitan erat dengan nilai terapeutik yang sering dikaitkan dengannya. Antioksidan berperan penting dalam menangkal radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu berbagai penyakit kronis. Jika daun tersebut terbukti kaya akan senyawa antioksidan, maka konsumsinya dapat berkontribusi pada perlindungan seluler, mengurangi risiko kerusakan oksidatif yang terkait dengan penuaan dan penyakit degeneratif. Potensi ini menjadi dasar bagi klaim kesehatan tradisional yang seringkali menyebutkan kemampuannya dalam meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah berbagai gangguan kesehatan. Namun, penting untuk diingat bahwa tingkat antioksidan dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti varietas tanaman, kondisi pertumbuhan, dan metode pengolahan. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengukur secara akurat kandungan antioksidan dan memastikan efektivitasnya dalam aplikasi klinis.

Perlindungan Sel

Kapasitas daun dari tumbuhan jembak untuk memberikan proteksi pada tingkat seluler merupakan aspek krusial yang mendasari banyak potensi khasiatnya. Kemampuan melindungi sel dari berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar tubuh, menjadi landasan bagi kesehatan dan fungsi organ yang optimal.

  • Antioksidan sebagai Perisai Sel

    Senyawa antioksidan, seperti flavonoid yang mungkin terkandung di dalamnya, berperan menetralkan radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat merusak DNA, protein, dan lipid sel, memicu stres oksidatif dan meningkatkan risiko penyakit kronis. Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan membantu menjaga integritas sel dan mencegah kerusakan yang diakibatkannya.

  • Membran Sel yang Terjaga

    Membran sel merupakan lapisan pelindung terluar yang mengatur keluar masuknya zat ke dalam sel. Kerusakan pada membran sel dapat mengganggu fungsi sel dan memicu kematian sel. Beberapa senyawa dalam daun jembak mungkin memiliki kemampuan memperkuat dan melindungi membran sel dari kerusakan akibat peradangan, toksin, atau faktor eksternal lainnya.

  • Pengaturan Respons Peradangan

    Peradangan kronis dapat merusak sel dan jaringan tubuh. Potensi anti-inflamasi dari daun jembak dapat membantu mengatur respons peradangan, mencegah peradangan yang berlebihan yang dapat merusak sel dan memicu penyakit autoimun atau kanker.

  • Detoksifikasi Seluler

    Sel terpapar berbagai toksin dan zat berbahaya setiap harinya. Beberapa senyawa dalam daun jembak mungkin memiliki kemampuan membantu proses detoksifikasi seluler, membersihkan sel dari zat-zat berbahaya dan mengurangi risiko kerusakan seluler.

Dengan mekanisme perlindungan seluler yang beragam, daun jembak berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap kesehatan secara keseluruhan. Meskipun demikian, penelitian mendalam masih diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas efek protektif ini dan untuk menentukan dosis yang aman dan efektif.

Potensi anti-inflamasi

Kemampuan meredakan peradangan menjadi salah satu aspek yang menjanjikan dari pemanfaatan tumbuhan jembak. Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, namun peradangan kronis dapat memicu berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, arthritis, dan bahkan kanker. Senyawa-senyawa tertentu yang mungkin terkandung dalam ekstrak tanaman ini, seperti flavonoid dan terpenoid, telah terbukti memiliki aktivitas anti-inflamasi dalam studi laboratorium. Mekanisme kerjanya dapat melibatkan penghambatan produksi molekul pro-inflamasi, seperti sitokin dan prostaglandin, yang berperan dalam memediasi respons peradangan. Dengan menekan aktivitas molekul-molekul ini, senyawa-senyawa tersebut berpotensi mengurangi peradangan dan meredakan gejala yang terkait dengannya. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia, diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan tanaman ini sebagai agen anti-inflamasi. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa respons terhadap senyawa anti-inflamasi dapat bervariasi antar individu, dan konsultasi dengan profesional kesehatan sangat disarankan sebelum menggunakan ramuan herbal apa pun untuk mengatasi peradangan.

Mendukung Pencernaan

Keterkaitan antara konsumsi tanaman jembak dan peningkatan fungsi pencernaan merupakan area yang menarik untuk dieksplorasi. Secara tradisional, beberapa komunitas menggunakan daun ini sebagai bagian dari pengobatan herbal untuk mengatasi gangguan pencernaan ringan. Klaim ini mendorong penyelidikan lebih lanjut mengenai potensi mekanisme yang mendasari efek positif terhadap sistem pencernaan.

  • Stimulasi Produksi Enzim Pencernaan

    Senyawa tertentu yang mungkin terkandung dalam daun jembak dapat merangsang produksi enzim pencernaan, seperti amilase, protease, dan lipase. Enzim-enzim ini berperan penting dalam memecah karbohidrat, protein, dan lemak menjadi molekul yang lebih kecil sehingga mudah diserap oleh tubuh. Peningkatan produksi enzim pencernaan dapat membantu mengatasi masalah seperti kembung, gas, dan gangguan pencernaan lainnya.

  • Efek Laksatif Ringan

    Beberapa tanaman herbal memiliki efek laksatif ringan, membantu melancarkan pergerakan usus dan mencegah sembelit. Daun jembak mungkin memiliki sifat serupa, memfasilitasi eliminasi limbah dari tubuh dan menjaga kesehatan usus. Namun, penting untuk mengonsumsi dalam jumlah yang tepat, karena konsumsi berlebihan dapat menyebabkan diare atau ketidaknyamanan perut.

  • Mengurangi Peradangan pada Saluran Pencernaan

    Peradangan pada saluran pencernaan dapat mengganggu proses pencernaan dan menyebabkan berbagai masalah, seperti sindrom iritasi usus (IBS). Potensi anti-inflamasi dari daun jembak dapat membantu mengurangi peradangan pada saluran pencernaan, meredakan gejala seperti nyeri perut, kram, dan diare.

  • Meningkatkan Keseimbangan Mikroflora Usus

    Mikroflora usus, atau mikrobiota, merupakan komunitas mikroorganisme yang hidup di dalam usus dan berperan penting dalam pencernaan, penyerapan nutrisi, dan sistem kekebalan tubuh. Beberapa tanaman herbal dapat membantu meningkatkan keseimbangan mikroflora usus dengan menyediakan makanan bagi bakteri baik atau menghambat pertumbuhan bakteri jahat. Daun jembak mungkin memiliki efek prebiotik, mendukung pertumbuhan bakteri baik dan meningkatkan kesehatan usus secara keseluruhan.

Meskipun potensi manfaat daun jembak dalam mendukung pencernaan menjanjikan, penting untuk diingat bahwa penelitian ilmiah yang kuat masih diperlukan untuk memvalidasi klaim-klaim ini. Konsultasi dengan ahli kesehatan sebelum mengonsumsi daun jembak, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang mendasari atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain, sangat disarankan.

Menurunkan Gula Darah

Potensi pengaruh suatu tanaman terhadap kadar glukosa dalam darah menjadi fokus perhatian dalam konteks pencarian solusi alami untuk manajemen diabetes. Keyakinan tradisional mengenai khasiat tanaman tertentu mendorong penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi senyawa aktif yang berkontribusi pada efek hipoglikemik potensial.

  • Peningkatan Sensitivitas Insulin

    Beberapa senyawa yang terdapat dalam ekstrak tumbuhan berpotensi meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, hormon yang berperan penting dalam mengatur kadar glukosa darah. Dengan meningkatkan sensitivitas insulin, sel-sel tubuh dapat lebih efektif menyerap glukosa dari darah, sehingga membantu menurunkan kadar glukosa secara keseluruhan. Contoh nyata adalah penelitian in vitro yang menunjukkan peningkatan penyerapan glukosa oleh sel setelah terpapar ekstrak tumbuhan. Implikasinya adalah potensi penggunaan sebagai terapi komplementer bagi individu dengan resistensi insulin atau diabetes tipe 2.

  • Penghambatan Absorpsi Glukosa di Usus

    Mekanisme lain yang mungkin terlibat adalah penghambatan penyerapan glukosa di usus. Senyawa tertentu dapat berinteraksi dengan enzim yang bertanggung jawab untuk memecah karbohidrat kompleks menjadi glukosa, sehingga memperlambat laju penyerapan glukosa ke dalam aliran darah. Akibatnya, terjadi peningkatan kadar glukosa darah yang lebih lambat setelah makan. Sebagai contoh, beberapa penelitian menunjukkan penurunan signifikan dalam kadar glukosa darah setelah konsumsi ekstrak tumbuhan bersamaan dengan makanan tinggi karbohidrat. Implikasinya adalah potensi pengendalian kadar glukosa darah postprandial, yang sangat penting bagi penderita diabetes.

  • Peningkatan Sekresi Insulin

    Stimulasi sekresi insulin dari sel beta pankreas merupakan mekanisme potensial lainnya. Senyawa tertentu dapat merangsang sel beta pankreas untuk melepaskan lebih banyak insulin, sehingga membantu menurunkan kadar glukosa darah. Studi pada hewan menunjukkan peningkatan kadar insulin setelah pemberian ekstrak tumbuhan. Implikasinya adalah potensi penggunaan untuk meningkatkan fungsi sel beta pankreas pada individu dengan defisiensi insulin.

  • Efek Antioksidan dan Perlindungan Sel Beta

    Stres oksidatif dapat merusak sel beta pankreas dan mengganggu produksi insulin. Senyawa antioksidan yang terdapat dalam tumbuhan dapat melindungi sel beta dari kerusakan oksidatif, sehingga menjaga fungsi dan kelangsungan hidupnya. Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan dengan aktivitas antioksidan tinggi dapat meningkatkan fungsi sel beta pankreas dan mengurangi risiko komplikasi diabetes. Implikasinya adalah potensi pencegahan kerusakan sel beta pankreas dan mempertahankan produksi insulin jangka panjang.

Meskipun mekanisme-mekanisme di atas menjanjikan, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis terkontrol, diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan tumbuhan ini dalam menurunkan kadar glukosa darah. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat disarankan sebelum mengonsumsi ramuan herbal apa pun, terutama bagi individu dengan diabetes yang sedang menjalani pengobatan.

Kesehatan Kulit

Kondisi kulit yang optimal memiliki peran krusial dalam menjaga kesehatan secara menyeluruh, dan eksplorasi potensi tumbuhan sebagai pendukung kesehatan kulit terus dilakukan. Beberapa tradisi pengobatan herbal memanfaatkan tumbuhan tertentu untuk mengatasi masalah kulit, dan pemahaman ilmiah mengenai mekanisme kerja senyawa aktif dalam tumbuhan tersebut semakin berkembang.

  • Efek Antioksidan terhadap Radikal Bebas

    Paparan radikal bebas dari polusi, sinar UV, dan faktor lingkungan lainnya dapat merusak sel-sel kulit, menyebabkan penuaan dini, kerutan, dan masalah kulit lainnya. Senyawa antioksidan yang mungkin terkandung dalam tumbuhan tertentu dapat membantu menetralkan radikal bebas, melindungi sel-sel kulit dari kerusakan oksidatif, dan menjaga elastisitas serta kekenyalan kulit. Penelitian menunjukkan bahwa aplikasi topikal ekstrak tumbuhan kaya antioksidan dapat mengurangi tanda-tanda penuaan dan meningkatkan kesehatan kulit secara keseluruhan.

  • Potensi Anti-inflamasi untuk Meredakan Iritasi

    Peradangan merupakan respons umum terhadap iritasi atau alergi pada kulit, yang dapat menyebabkan kemerahan, gatal, dan pembengkakan. Senyawa anti-inflamasi alami yang terdapat dalam tumbuhan tertentu dapat membantu meredakan peradangan, mengurangi iritasi, dan mempercepat proses penyembuhan luka. Ekstrak tumbuhan dengan sifat anti-inflamasi sering digunakan dalam produk perawatan kulit untuk mengatasi masalah seperti eksim, psoriasis, dan jerawat.

  • Hidrasi Alami untuk Kelembapan Kulit

    Kelembapan yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan dan fungsi kulit. Beberapa tumbuhan memiliki kemampuan meningkatkan hidrasi kulit dengan cara menarik dan mengikat air, serta memperkuat lapisan pelindung kulit untuk mencegah kehilangan kelembapan. Aplikasi topikal ekstrak tumbuhan dengan sifat menghidrasi dapat membantu menjaga kulit tetap lembut, halus, dan terhindar dari kekeringan.

  • Dukungan Terhadap Produksi Kolagen

    Kolagen merupakan protein struktural utama yang memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit. Seiring bertambahnya usia, produksi kolagen alami tubuh menurun, menyebabkan kulit menjadi kendur dan berkerut. Beberapa tumbuhan memiliki kemampuan merangsang produksi kolagen, membantu menjaga kekencangan dan elastisitas kulit. Senyawa-senyawa tertentu dalam tumbuhan dapat meningkatkan aktivitas fibroblas, sel-sel yang bertanggung jawab untuk menghasilkan kolagen, sehingga membantu menjaga kulit tetap awet muda.

Potensi tumbuhan dalam menjaga kesehatan kulit didasarkan pada sinergi berbagai senyawa aktif yang bekerja secara bersamaan untuk melindungi, memperbaiki, dan menghidrasi kulit. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa efektivitas dan keamanan penggunaan tumbuhan dalam perawatan kulit dapat bervariasi tergantung pada jenis tumbuhan, metode ekstraksi, dan formulasi produk. Konsultasi dengan ahli dermatologi atau profesional kesehatan lainnya sangat disarankan sebelum menggunakan produk perawatan kulit herbal, terutama bagi individu dengan kondisi kulit tertentu atau yang memiliki alergi.

Meredakan Nyeri

Potensi pengurangan rasa sakit menjadi pertimbangan penting dalam menelaah kegunaan suatu tanaman dalam pengobatan tradisional. Keberadaan senyawa dengan sifat analgesik dapat memberikan alternatif atau pelengkap dalam penanganan berbagai kondisi yang menimbulkan ketidaknyamanan fisik.

  • Inhibisi Jalur Nyeri

    Senyawa tertentu dapat berinteraksi dengan sistem saraf untuk menghambat transmisi sinyal nyeri. Interaksi ini dapat terjadi pada tingkat reseptor nyeri di perifer atau pada tingkat pusat di otak dan sumsum tulang belakang. Contohnya, senyawa alkaloid tertentu dikenal memiliki efek analgesik dengan berikatan pada reseptor opioid. Jika tanaman tersebut mengandung senyawa serupa, potensi pengurangan rasa sakit dapat dijelaskan melalui mekanisme ini.

  • Efek Anti-inflamasi pada Sumber Nyeri

    Seringkali, nyeri timbul akibat peradangan pada jaringan. Senyawa anti-inflamasi yang terkandung dalam tanaman dapat membantu mengurangi peradangan, sehingga meredakan tekanan pada saraf dan mengurangi intensitas rasa sakit. Contohnya, kondisi seperti arthritis dan nyeri otot seringkali dapat diredakan dengan agen anti-inflamasi alami.

  • Relaksasi Otot

    Nyeri otot seringkali disebabkan oleh ketegangan atau spasme. Senyawa yang memiliki sifat relaksan otot dapat membantu mengurangi ketegangan, sehingga meredakan rasa sakit. Contohnya, nyeri punggung atau sakit kepala tegang dapat berkurang dengan relaksasi otot.

  • Peningkatan Aliran Darah

    Aliran darah yang buruk dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan, terutama pada ekstremitas. Senyawa yang dapat meningkatkan sirkulasi darah dapat membantu mengurangi nyeri dengan meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan yang terkena.

  • Pengaruh pada Sistem Endokannabinoid

    Sistem endokannabinoid berperan dalam regulasi nyeri. Senyawa tertentu dapat berinteraksi dengan sistem ini, memodulasi persepsi nyeri. Contohnya, senyawa cannabinoid dikenal memiliki efek analgesik dengan berinteraksi dengan reseptor cannabinoid di otak dan sistem saraf perifer.

  • Efek Plasebo dan Pengalaman Subjektif

    Penting untuk mempertimbangkan efek plasebo dan pengalaman subjektif individu dalam menilai potensi pengurangan rasa sakit. Keyakinan dan harapan pasien dapat memengaruhi persepsi nyeri, dan bahkan efek plasebo dapat memberikan peredaan yang signifikan.

Meskipun mekanisme-mekanisme di atas memberikan dasar potensial untuk efek pengurangan rasa sakit, diperlukan penelitian ilmiah yang ketat untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan tanaman ini dalam penanganan nyeri. Evaluasi klinis yang terkontrol dengan kelompok kontrol yang memadai sangat penting untuk membedakan efek farmakologis dari efek plasebo dan untuk menentukan dosis yang aman dan efektif.

Anjuran Pemanfaatan Tanaman Jembak

Sebelum memanfaatkan bagian tumbuhan ini, pertimbangan matang sangat dianjurkan. Informasi yang akurat dan pemahaman yang komprehensif menjadi kunci dalam memaksimalkan potensi manfaat dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul.

Tip 1: Identifikasi Tumbuhan dengan Tepat
Pastikan identifikasi tumbuhan dilakukan dengan benar sebelum digunakan. Kesalahan identifikasi dapat berakibat fatal jika tertukar dengan spesies beracun. Konsultasikan dengan ahli botani atau praktisi herbal yang berpengalaman untuk verifikasi.

Tip 2: Perhatikan Dosis dan Cara Pengolahan
Gunakan dosis yang tepat sesuai dengan rekomendasi dari sumber terpercaya. Cara pengolahan juga berpengaruh pada kandungan senyawa aktif. Rebusan, seduhan, atau ekstrak mungkin memiliki efek yang berbeda.

Tip 3: Pertimbangkan Kondisi Kesehatan Individu
Individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti wanita hamil, menyusui, atau memiliki alergi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi ramuan herbal apa pun. Interaksi dengan obat-obatan lain juga perlu dipertimbangkan.

Tip 4: Amati Reaksi Tubuh dengan Seksama
Setelah mengonsumsi, perhatikan reaksi tubuh dengan seksama. Jika timbul efek samping yang tidak diinginkan, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan profesional kesehatan.

Tip 5: Prioritaskan Penelitian dan Bukti Ilmiah
Meskipun penggunaan tradisional memiliki nilai, selalu prioritaskan informasi berdasarkan penelitian dan bukti ilmiah. Skeptisisme yang sehat dan validasi ilmiah penting dalam memastikan keamanan dan efektivitas.

Dengan mengikuti anjuran ini, pemanfaatan potensi tumbuhan ini dapat dilakukan secara lebih bertanggung jawab dan aman, sembari tetap menghormati kearifan lokal dan pentingnya validasi ilmiah.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Sejumlah kecil studi kasus dan laporan anekdotal telah menyoroti potensi aplikasi ekstrak tumbuhan ini dalam kondisi kesehatan tertentu. Namun, penting untuk dicatat bahwa bukti-bukti ini seringkali bersifat preliminer dan memerlukan validasi lebih lanjut melalui uji klinis yang terkontrol. Studi kasus individu, meskipun memberikan wawasan awal, rentan terhadap bias dan tidak dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas.

Beberapa penelitian in vitro (uji laboratorium) telah mengidentifikasi senyawa bioaktif dalam ekstrak tumbuhan, seperti flavonoid dan alkaloid, yang menunjukkan aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi. Studi-studi ini memberikan dasar biologis untuk klaim tradisional mengenai manfaat kesehatan, tetapi tidak secara langsung membuktikan efektivitas klinis pada manusia. Studi pada hewan juga telah dilakukan untuk mengevaluasi potensi efek farmakologis, tetapi hasilnya perlu diterjemahkan dengan hati-hati ke konteks manusia.

Terdapat perdebatan di kalangan ilmiah mengenai metodologi yang tepat untuk mengevaluasi potensi manfaat tumbuhan ini. Beberapa kritikus berpendapat bahwa studi-studi yang ada seringkali kurang ketat, dengan ukuran sampel kecil, desain studi yang kurang terkontrol, dan kurangnya kelompok kontrol yang memadai. Selain itu, variabilitas dalam kandungan senyawa aktif dalam ekstrak tumbuhan dapat mempersulit interpretasi hasil penelitian.

Masyarakat didorong untuk menelaah bukti ilmiah yang ada dengan kritis dan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan yang berkualifikasi sebelum menggunakan ramuan herbal apa pun untuk tujuan pengobatan. Klaim kesehatan yang tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat harus diperlakukan dengan hati-hati. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami potensi manfaat dan risiko yang terkait dengan pemanfaatan tumbuhan ini.