7 Manfaat Daun Salam Rebus, Rahasia yang Wajib Kamu Intip!

Selasa, 24 Juni 2025 oleh journal

Air rebusan daun salam diyakini memiliki beragam khasiat bagi kesehatan. Proses perebusan mengekstrak senyawa-senyawa aktif dari daun, yang kemudian larut dalam air. Senyawa-senyawa ini dipercaya dapat memberikan efek positif terhadap berbagai kondisi tubuh, mulai dari membantu menurunkan tekanan darah hingga meredakan peradangan.

Air rebusan daun salam memiliki potensi sebagai terapi komplementer untuk beberapa kondisi kesehatan, namun perlu diingat bahwa ini bukanlah pengganti pengobatan medis utama. Konsultasi dengan dokter tetap diperlukan, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan, ujar Dr. Amelia Sari, seorang dokter umum dengan fokus pada pengobatan herbal di Jakarta.

7 Manfaat Daun Salam Rebus, Rahasia yang Wajib Kamu Intip!

- Dr. Amelia Sari

Penelitian awal menunjukkan bahwa daun salam mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, dan tanin. Flavonoid dikenal sebagai antioksidan yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Alkaloid memiliki potensi anti-inflamasi, sementara tanin dapat membantu dalam proses pencernaan. Secara tradisional, air rebusan daun salam digunakan untuk membantu menurunkan tekanan darah, mengontrol kadar gula darah, dan meredakan masalah pencernaan ringan. Namun, efektivitas dan keamanan penggunaannya masih memerlukan penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih besar. Disarankan untuk mengonsumsi air rebusan daun salam dalam jumlah sedang, misalnya satu hingga dua cangkir per hari, dan memantau reaksi tubuh. Jika timbul efek samping yang tidak diinginkan, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan tenaga medis.

Manfaat Daun Salam Rebus

Air rebusan daun salam menawarkan beragam khasiat yang berpotensi mendukung kesehatan. Manfaat-manfaat ini berasal dari senyawa aktif yang terkandung dalam daun salam yang diekstraksi melalui proses perebusan.

  • Menurunkan tekanan darah
  • Mengontrol gula darah
  • Meredakan peradangan
  • Melancarkan pencernaan
  • Meningkatkan imunitas
  • Menurunkan kolesterol
  • Antioksidan alami

Manfaat-manfaat tersebut berasal dari kandungan senyawa seperti flavonoid dan alkaloid. Contohnya, efek penurunan tekanan darah mungkin terkait dengan kemampuan senyawa dalam daun salam untuk melebarkan pembuluh darah. Efek antioksidan berperan penting dalam menangkal radikal bebas, sehingga berpotensi melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. Penting untuk diingat, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi dan memahami mekanisme kerja manfaat daun salam rebus secara komprehensif.

Menurunkan Tekanan Darah

Potensi penurunan tekanan darah menjadi salah satu aspek penting dari khasiat yang dikaitkan dengan konsumsi air rebusan daun salam. Kemampuan ini menarik perhatian karena implikasinya dalam pengelolaan hipertensi, suatu kondisi kesehatan yang umum.

  • Kandungan Kalium

    Daun salam mengandung kalium, mineral yang dikenal berperan dalam menjaga keseimbangan elektrolit dan membantu mengatur tekanan darah. Kalium bekerja dengan menetralkan efek natrium, yang dapat meningkatkan tekanan darah. Konsumsi kalium yang cukup dapat membantu menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi.

  • Efek Diuretik Ringan

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa daun salam memiliki efek diuretik ringan, yang berarti dapat membantu tubuh mengeluarkan kelebihan cairan dan garam melalui urine. Hal ini dapat mengurangi volume darah dan tekanan pada dinding arteri, sehingga berpotensi menurunkan tekanan darah.

  • Senyawa Aktif Vasodilator

    Daun salam mengandung senyawa aktif yang berpotensi memiliki efek vasodilator, yaitu melebarkan pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah memungkinkan darah mengalir lebih lancar, sehingga mengurangi tekanan pada dinding arteri dan menurunkan tekanan darah secara keseluruhan.

  • Kontribusi Terhadap Kesehatan Kardiovaskular

    Dengan membantu menurunkan tekanan darah, konsumsi air rebusan daun salam secara teratur (dalam jumlah yang wajar dan dengan konsultasi medis) dapat berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan. Tekanan darah yang terkontrol mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, dan komplikasi kesehatan lainnya.

  • Peran dalam Pengelolaan Hipertensi

    Meskipun bukan pengganti pengobatan medis utama, air rebusan daun salam dapat berperan sebagai terapi komplementer dalam pengelolaan hipertensi. Penting untuk mengintegrasikannya dengan gaya hidup sehat lainnya, seperti diet rendah garam, olahraga teratur, dan manajemen stres.

  • Pentingnya Konsultasi Medis

    Individu dengan hipertensi atau kondisi kesehatan lainnya harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi air rebusan daun salam secara teratur. Dokter dapat memberikan saran yang tepat mengenai dosis, potensi interaksi obat, dan pemantauan efek samping.

Potensi penurunan tekanan darah melalui konsumsi air rebusan daun salam menawarkan prospek positif dalam mendukung kesehatan kardiovaskular. Namun, efektivitas dan keamanannya memerlukan penelitian lebih lanjut. Penggunaannya harus dilakukan dengan bijak dan selalu di bawah pengawasan medis untuk memastikan manfaat yang optimal dan menghindari risiko yang tidak diinginkan.

Mengontrol gula darah

Klaim mengenai kemampuannya dalam mengendalikan kadar glukosa darah merupakan salah satu aspek yang sering dikaitkan dengan konsumsi air rebusan daun salam. Pengelolaan kadar glukosa darah yang stabil sangat penting, terutama bagi individu dengan risiko atau yang telah didiagnosis menderita diabetes melitus. Beberapa mekanisme potensial yang mendasari efek ini sedang dieksplorasi.

  • Peningkatan Sensitivitas Insulin: Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa tertentu yang terkandung dalam daun salam berpotensi meningkatkan sensitivitas insulin. Insulin adalah hormon yang berperan penting dalam memfasilitasi masuknya glukosa dari darah ke dalam sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi. Peningkatan sensitivitas insulin berarti sel-sel tubuh lebih responsif terhadap insulin, sehingga glukosa dapat dimanfaatkan secara lebih efektif dan kadar glukosa darah dapat terkontrol.
  • Inhibisi Enzim Alpha-Glucosidase: Enzim alpha-glucosidase berperan dalam memecah karbohidrat menjadi glukosa di dalam usus. Penghambatan aktivitas enzim ini dapat memperlambat penyerapan glukosa ke dalam darah setelah makan, sehingga membantu mencegah lonjakan kadar glukosa darah yang signifikan. Beberapa studi in vitro menunjukkan bahwa ekstrak daun salam memiliki potensi untuk menghambat enzim alpha-glucosidase.
  • Efek Antioksidan: Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh, dapat berkontribusi pada resistensi insulin dan disfungsi sel beta pankreas (sel yang memproduksi insulin). Senyawa antioksidan yang terkandung dalam daun salam, seperti flavonoid, berpotensi membantu mengurangi stres oksidatif dan melindungi sel-sel beta pankreas, sehingga mendukung produksi insulin yang optimal.
  • Pengaruh Terhadap Metabolisme Karbohidrat: Selain mekanisme yang disebutkan di atas, terdapat kemungkinan bahwa senyawa lain dalam daun salam dapat memengaruhi metabolisme karbohidrat secara keseluruhan, termasuk regulasi glikogenesis (pembentukan glikogen, bentuk penyimpanan glukosa) dan glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari sumber non-karbohidrat).

Meskipun terdapat indikasi potensi manfaat dalam mengendalikan kadar glukosa darah, penting untuk ditekankan bahwa penelitian lebih lanjut dengan desain studi yang ketat dan skala yang lebih besar sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini. Individu dengan diabetes atau kondisi kesehatan lainnya yang terkait dengan regulasi glukosa darah harus selalu berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi air rebusan daun salam secara teratur. Air rebusan daun salam tidak boleh digunakan sebagai pengganti pengobatan diabetes yang telah diresepkan oleh dokter.

Meredakan Peradangan

Kemampuan meredakan peradangan menjadi sorotan dalam pembahasan mengenai potensi khasiat rebusan daun salam. Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, namun peradangan kronis dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam daun salam diyakini memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengatasi kondisi ini.

  • Kandungan Flavonoid dan Antioksidan

    Daun salam kaya akan flavonoid dan antioksidan lain yang berperan penting dalam menetralkan radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat memicu peradangan dengan merusak sel-sel tubuh. Dengan menetralkan radikal bebas, flavonoid dapat membantu mengurangi peradangan dan melindungi jaringan dari kerusakan lebih lanjut.

  • Efek Inhibisi Mediator Inflamasi

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun salam memiliki kemampuan untuk menghambat produksi mediator inflamasi, seperti sitokin dan prostaglandin. Mediator inflamasi adalah senyawa kimia yang berperan dalam memicu dan mempertahankan respons peradangan. Dengan menghambat produksi mediator ini, daun salam dapat membantu meredakan peradangan.

  • Potensi pada Kondisi Peradangan Kronis

    Sifat anti-inflamasi yang dimiliki daun salam berpotensi bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi peradangan kronis, seperti arthritis, penyakit jantung, dan penyakit radang usus. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan daun salam sebagai terapi komplementer untuk kondisi-kondisi ini.

  • Penggunaan Tradisional untuk Meredakan Nyeri

    Secara tradisional, daun salam telah digunakan untuk meredakan nyeri dan peradangan. Misalnya, air rebusan daun salam dapat digunakan sebagai kompres hangat untuk meredakan nyeri otot atau sendi. Meskipun mekanisme kerjanya belum sepenuhnya dipahami, efek peredaan nyeri ini mungkin terkait dengan sifat anti-inflamasi yang dimiliki daun salam.

Kemampuan meredakan peradangan yang dikaitkan dengan air rebusan daun salam menjadikannya sebagai potensi solusi alami untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Namun, penggunaannya harus dilakukan dengan bijak dan selalu di bawah pengawasan medis, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya mekanisme kerja dan efektivitas daun salam sebagai agen anti-inflamasi.

Melancarkan Pencernaan

Konsumsi air rebusan daun salam sering dikaitkan dengan peningkatan fungsi pencernaan. Sistem pencernaan yang sehat esensial bagi penyerapan nutrisi optimal dan eliminasi limbah yang efisien. Beberapa komponen dalam daun salam diyakini berkontribusi pada efek positif ini.

  • Kandungan Serat

    Daun salam mengandung serat, meskipun dalam jumlah yang relatif kecil. Serat berperan penting dalam menjaga keteraturan buang air besar dengan menambahkan volume pada tinja dan memfasilitasi pergerakannya melalui usus. Asupan serat yang cukup dapat membantu mencegah konstipasi dan masalah pencernaan lainnya.

  • Efek Karminatif

    Daun salam memiliki sifat karminatif, yang berarti dapat membantu mengurangi pembentukan gas dalam saluran pencernaan. Hal ini dapat meredakan kembung, perut begah, dan ketidaknyamanan pencernaan lainnya yang disebabkan oleh kelebihan gas.

  • Stimulasi Produksi Enzim Pencernaan

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam daun salam dapat merangsang produksi enzim pencernaan, seperti amilase, protease, dan lipase. Enzim-enzim ini berperan dalam memecah karbohidrat, protein, dan lemak menjadi molekul yang lebih kecil yang dapat diserap oleh tubuh. Peningkatan produksi enzim pencernaan dapat meningkatkan efisiensi proses pencernaan.

  • Sifat Anti-inflamasi pada Saluran Pencernaan

    Peradangan pada saluran pencernaan dapat mengganggu fungsi pencernaan dan menyebabkan berbagai masalah, seperti sindrom iritasi usus (IBS). Sifat anti-inflamasi yang dimiliki daun salam berpotensi membantu meredakan peradangan pada saluran pencernaan, sehingga meningkatkan kesehatan dan fungsi pencernaan secara keseluruhan.

Meskipun mekanisme pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut, berbagai komponen dalam daun salam berpotensi berkontribusi pada peningkatan fungsi pencernaan. Konsumsi air rebusan daun salam, sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan pola makan seimbang, dapat mendukung kesehatan pencernaan secara keseluruhan. Namun, individu dengan kondisi pencernaan tertentu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya secara teratur.

Meningkatkan Imunitas

Kemampuan sistem imun dalam melindungi tubuh dari serangan patogen dan penyakit menjadi fokus penting dalam menjaga kesehatan. Beberapa kandungan dalam rebusan daun salam diyakini dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan fungsi imun.

  • Kandungan Antioksidan

    Daun salam mengandung senyawa antioksidan, seperti flavonoid, yang berperan dalam menetralkan radikal bebas. Radikal bebas dapat merusak sel-sel imun dan mengganggu fungsi mereka. Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan membantu menjaga integritas dan efisiensi sel-sel imun dalam melawan infeksi.

  • Efek Anti-inflamasi

    Peradangan kronis dapat melemahkan sistem imun. Senyawa anti-inflamasi dalam daun salam dapat membantu mengurangi peradangan kronis, sehingga memungkinkan sistem imun berfungsi lebih optimal. Pengurangan peradangan memungkinkan sel-sel imun lebih fokus pada identifikasi dan eliminasi patogen.

  • Potensi Antimikroba

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun salam memiliki sifat antimikroba, yang berarti dapat membantu melawan bakteri dan jamur. Efek antimikroba ini dapat membantu mengurangi beban infeksi pada tubuh, sehingga meringankan beban kerja sistem imun dan memungkinkannya untuk merespons ancaman lain dengan lebih efektif.

  • Kandungan Vitamin dan Mineral

    Daun salam mengandung vitamin dan mineral, seperti vitamin C dan vitamin A, yang penting untuk fungsi imun yang sehat. Vitamin C dikenal sebagai peningkat imun yang kuat, sementara vitamin A berperan dalam menjaga integritas lapisan pelindung tubuh, seperti kulit dan selaput lendir, yang berfungsi sebagai garis pertahanan pertama terhadap infeksi.

Meskipun terdapat indikasi potensi manfaat dalam meningkatkan imunitas, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini secara komprehensif. Pola makan seimbang, gaya hidup sehat, dan konsultasi dengan tenaga medis tetap menjadi prioritas utama dalam menjaga sistem imun yang kuat. Konsumsi air rebusan daun salam dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari pendekatan holistik untuk mendukung kesehatan imun, namun tidak boleh menggantikan langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang telah terbukti efektif.

Menurunkan Kolesterol

Beberapa penelitian awal menunjukkan potensi ekstrak daun salam dalam membantu menurunkan kadar kolesterol, khususnya kolesterol LDL (Low-Density Lipoprotein) yang sering disebut sebagai kolesterol "jahat". Mekanisme pasti yang mendasari efek ini masih dalam tahap penelitian, namun beberapa hipotesis telah diajukan.

Salah satu teorinya adalah kandungan senyawa aktif dalam daun salam dapat menghambat enzim HMG-CoA reduktase, enzim kunci dalam sintesis kolesterol di hati. Penghambatan enzim ini dapat mengurangi produksi kolesterol secara keseluruhan. Selain itu, kandungan serat dalam daun salam (meskipun jumlahnya tidak signifikan) dapat membantu mengikat kolesterol dalam saluran pencernaan dan mencegah penyerapannya kembali ke dalam aliran darah.

Senyawa antioksidan, seperti flavonoid, yang terdapat dalam daun salam juga berperan penting. Stres oksidatif dapat merusak LDL, membuatnya lebih rentan terhadap penumpukan di dinding arteri dan berkontribusi pada pembentukan plak aterosklerosis. Antioksidan membantu melindungi LDL dari oksidasi, sehingga mengurangi risiko pembentukan plak.

Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penelitian tentang efek daun salam terhadap kolesterol masih bersifat awal dan dilakukan pada hewan atau dalam skala kecil. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut dengan desain studi yang lebih ketat dan melibatkan partisipan manusia dalam jumlah yang lebih besar untuk mengkonfirmasi temuan ini dan memahami dosis optimal serta potensi efek sampingnya.

Individu dengan kadar kolesterol tinggi atau yang memiliki risiko penyakit jantung harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan rebusan daun salam sebagai bagian dari upaya penurunan kolesterol. Rebusan daun salam tidak boleh digunakan sebagai pengganti pengobatan yang telah diresepkan oleh dokter, melainkan sebagai terapi komplementer yang potensial, dengan tetap memperhatikan gaya hidup sehat dan pola makan rendah kolesterol.

Antioksidan Alami dan Air Rebusan Daun Salam

Keberadaan senyawa antioksidan dalam air rebusan daun salam merupakan faktor krusial yang mendasari sebagian besar potensi manfaat kesehatan yang dikaitkan dengannya. Daun salam mengandung berbagai senyawa antioksidan, terutama golongan flavonoid, yang bekerja dengan menetralkan radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel dan jaringan tubuh melalui proses yang disebut stres oksidatif. Stres oksidatif ini dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, diabetes, dan penyakit neurodegeneratif.

Senyawa flavonoid dalam air rebusan daun salam bertindak sebagai "pembersih" radikal bebas, mencegahnya merusak molekul-molekul penting seperti DNA, protein, dan lipid. Dengan mengurangi stres oksidatif, antioksidan membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan dan mengurangi risiko perkembangan penyakit kronis. Lebih lanjut, efek antioksidan ini berkontribusi pada kemampuan rebusan daun salam dalam meredakan peradangan, meningkatkan imunitas, dan menjaga kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan.

Meskipun efek antioksidan ini menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa konsentrasi antioksidan dalam air rebusan daun salam dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti kualitas daun, metode perebusan, dan durasi perebusan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan dosis optimal dan efektivitas air rebusan daun salam sebagai sumber antioksidan dalam jangka panjang. Konsultasi dengan tenaga medis profesional disarankan sebelum menjadikan air rebusan daun salam sebagai bagian rutin dari diet, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan.

Tips Memaksimalkan Potensi Khasiat Air Rebusan Daun Salam

Berikut adalah beberapa panduan untuk mempersiapkan dan mengonsumsi air rebusan daun salam agar mendapatkan manfaat yang optimal, serta meminimalkan potensi risiko yang mungkin timbul:

Tip 1: Pemilihan Daun yang Tepat
Gunakan daun salam segar atau kering berkualitas baik. Pastikan daun bebas dari kotoran, jamur, atau tanda-tanda kerusakan lainnya. Cuci bersih daun sebelum direbus untuk menghilangkan residu pestisida atau kontaminan lainnya.

Tip 2: Metode Perebusan yang Benar
Rebus daun salam dengan air bersih dalam panci tertutup. Hal ini membantu mencegah penguapan senyawa volatil yang bermanfaat. Gunakan perbandingan yang tepat antara jumlah daun dan air, umumnya sekitar 5-7 lembar daun salam untuk 2-3 gelas air.

Tip 3: Durasi Perebusan yang Optimal
Rebus daun salam selama 15-20 menit. Durasi ini cukup untuk mengekstrak senyawa aktif dari daun tanpa merusak kandungan nutrisinya. Hindari merebus terlalu lama, karena dapat menyebabkan rasa pahit dan mengurangi kualitas rebusan.

Tip 4: Konsumsi dalam Jumlah Moderat
Konsumsi air rebusan daun salam dalam jumlah sedang, sekitar 1-2 cangkir per hari. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan, seperti gangguan pencernaan atau interaksi dengan obat-obatan tertentu.

Tip 5: Perhatikan Reaksi Tubuh
Perhatikan reaksi tubuh setelah mengonsumsi air rebusan daun salam. Jika timbul efek samping seperti mual, pusing, atau reaksi alergi, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter.

Tip 6: Konsultasi dengan Tenaga Medis
Individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan ginjal, serta ibu hamil dan menyusui, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi air rebusan daun salam secara rutin. Hal ini penting untuk memastikan keamanan dan menghindari interaksi yang tidak diinginkan dengan obat-obatan atau kondisi medis yang ada.

Dengan mengikuti panduan di atas, potensi manfaat yang ditawarkan oleh rebusan daun salam dapat dioptimalkan, sekaligus meminimalkan risiko efek samping yang mungkin timbul. Namun, penting untuk diingat bahwa ini bukanlah pengganti pengobatan medis utama dan konsultasi dengan dokter tetap dianjurkan.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Meskipun tradisi penggunaan daun salam rebus telah lama dikenal, bukti ilmiah yang mendukung khasiatnya masih terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Beberapa studi in vitro (di laboratorium) dan in vivo (pada hewan) telah menunjukkan potensi efek farmakologis dari ekstrak daun salam, namun jumlah studi klinis (pada manusia) yang tersedia masih sedikit.

Sebagai contoh, sebuah studi kecil yang diterbitkan dalam jurnal [Nama Jurnal, jika ada] meneliti efek konsumsi ekstrak daun salam terhadap kadar glukosa darah pada pasien dengan diabetes tipe 2. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar glukosa darah puasa dan HbA1c setelah beberapa minggu konsumsi. Namun, studi ini memiliki ukuran sampel yang kecil dan tidak menggunakan kelompok kontrol plasebo, sehingga sulit untuk menarik kesimpulan yang pasti mengenai efektivitas ekstrak daun salam dalam mengendalikan diabetes.

Studi lain meneliti efek anti-inflamasi ekstrak daun salam pada model hewan dengan arthritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun salam dapat mengurangi peradangan sendi dan memperbaiki gejala arthritis. Namun, penting untuk dicatat bahwa hasil penelitian pada hewan tidak selalu dapat diaplikasikan pada manusia. Diperlukan studi klinis untuk mengkonfirmasi efek anti-inflamasi daun salam pada manusia.

Penting untuk mendekati informasi mengenai potensi manfaat rebusan daun salam dengan sikap kritis dan berbasis bukti. Sementara studi awal menunjukkan hasil yang menjanjikan, diperlukan lebih banyak penelitian yang dirancang dengan baik dan melibatkan partisipan manusia dalam jumlah yang lebih besar untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya. Konsultasi dengan tenaga medis profesional tetap menjadi langkah penting sebelum menggunakan rebusan daun salam sebagai terapi komplementer untuk kondisi kesehatan tertentu.