Ketahui 7 Manfaat Daun Cepokak yang Wajib Kamu Ketahui

Sabtu, 13 September 2025 oleh journal

Tanaman dengan nama latin Solanum torvum ini, khususnya bagian foliar, menyimpan potensi kegunaan bagi kesehatan. Kandungan senyawa kimia alami di dalamnya dipercaya memberikan dampak positif terhadap berbagai kondisi tubuh. Pemanfaatan bagian hijaunya telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional sebagai solusi alami untuk mengatasi keluhan kesehatan tertentu.

"Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, data awal menunjukkan potensi yang menjanjikan dari ekstrak tanaman Solanum torvum, khususnya bagian daun, dalam mendukung kesehatan. Efek antioksidan dan anti-inflamasi yang teramati menjadi dasar keyakinan bahwa tumbuhan ini dapat menjadi bagian dari pendekatan holistik dalam menjaga kebugaran," ujar Dr. Amelia Kartika, seorang ahli gizi klinis.

Ketahui 7 Manfaat Daun Cepokak yang Wajib Kamu Ketahui

Dr. Amelia Kartika menambahkan, "Penting untuk diingat bahwa ini bukanlah pengganti pengobatan medis konvensional. Konsultasi dengan profesional kesehatan tetap krusial sebelum mengintegrasikan herbal ini ke dalam rutinitas harian."

Tumbuhan ini mengandung senyawa seperti alkaloid, flavonoid, dan saponin. Senyawa flavonoid dikenal karena sifat antioksidannya, membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Beberapa penelitian in vitro menunjukkan aktivitas anti-inflamasi, yang dapat bermanfaat dalam meredakan peradangan. Penggunaan tradisional meliputi perebusan daun untuk dikonsumsi sebagai minuman herbal. Namun, dosis dan cara konsumsi yang tepat perlu dikaji lebih lanjut untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

Manfaat Daun Cepokak

Daun cepokak ( Solanum torvum) menawarkan sejumlah potensi kegunaan, didukung oleh kandungan senyawa aktif di dalamnya. Pemanfaatan bagian tanaman ini telah lama dikenal dalam praktik tradisional. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang terkait dengan konsumsi atau aplikasi daun cepokak:

  • Antioksidan
  • Anti-inflamasi
  • Menurunkan tekanan darah
  • Mengontrol gula darah
  • Meredakan nyeri
  • Meningkatkan imunitas
  • Menyembuhkan luka

Berbagai manfaat yang dikaitkan dengan daun cepokak bersumber dari kandungan senyawa aktif seperti flavonoid dan alkaloid. Sifat antioksidan membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, sementara efek anti-inflamasi berpotensi meredakan peradangan. Penggunaan tradisional daun cepokak sebagai obat herbal untuk tekanan darah tinggi dan diabetes didasarkan pada pengamatan empiris, meski mekanisme pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Potensi penyembuhan luka dapat dikaitkan dengan sifat antimikroba yang mungkin terkandung di dalamnya. Walau demikian, konsultasi dengan tenaga medis profesional tetap dianjurkan sebelum memanfaatkan daun cepokak sebagai bagian dari rencana perawatan kesehatan.

Antioksidan

Keberadaan senyawa antioksidan merupakan salah satu aspek krusial yang berkontribusi pada potensi terapeutik tumbuhan Solanum torvum. Antioksidan berperan vital dalam menetralisir radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat memicu kerusakan sel dan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini. Daun tanaman ini mengandung senyawa flavonoid dan senyawa fenolik lainnya yang memiliki kemampuan untuk mendonorkan elektron ke radikal bebas, sehingga menstabilkannya dan mencegah kerusakan oksidatif. Dengan mengurangi stres oksidatif, kandungan antioksidan dalam bagian foliar Solanum torvum ini dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan seluler dan mengurangi risiko perkembangan penyakit-penyakit degeneratif. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi secara spesifik senyawa antioksidan yang paling dominan dan untuk mengukur efektivitasnya dalam konteks fisiologis manusia.

Anti-inflamasi

Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Namun, peradangan kronis dapat menjadi akar dari berbagai penyakit, termasuk arthritis, penyakit jantung, dan bahkan beberapa jenis kanker. Kemampuan suatu zat untuk meredakan peradangan sangat berharga dalam upaya pencegahan dan penanganan penyakit-penyakit tersebut. Tumbuhan Solanum torvum, khususnya bagian foliar, menunjukkan potensi sebagai agen anti-inflamasi alami. Senyawa-senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya, seperti flavonoid dan alkaloid, diduga memiliki mekanisme kerja yang dapat menghambat produksi mediator inflamasi dalam tubuh. Beberapa studi in vitro (uji laboratorium) telah menunjukkan bahwa ekstrak dari tumbuhan ini mampu menekan aktivitas enzim-enzim yang berperan dalam proses peradangan. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia, diperlukan untuk mengkonfirmasi efek anti-inflamasi ini secara definitif dan untuk menentukan dosis serta metode pemberian yang optimal. Penggunaan bagian tumbuhan ini sebagai anti-inflamasi harus selalu dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan yang kompeten.

Menurunkan Tekanan Darah

Pengelolaan tekanan darah tinggi merupakan aspek penting dalam menjaga kesehatan kardiovaskular. Beberapa penelitian awal dan penggunaan tradisional mengindikasikan potensi tumbuhan Solanum torvum dalam membantu menurunkan tekanan darah, meskipun mekanisme dan efektivitasnya masih memerlukan validasi ilmiah yang lebih mendalam.

  • Kandungan Kalium

    Tumbuhan ini mengandung kalium, mineral esensial yang berperan dalam mengatur keseimbangan elektrolit dan tekanan darah. Kalium membantu menetralkan efek natrium, yang dapat meningkatkan tekanan darah. Konsumsi kalium yang cukup mendukung relaksasi pembuluh darah, memfasilitasi aliran darah yang lebih lancar, dan pada akhirnya, menurunkan tekanan darah.

  • Efek Diuretik Ringan

    Beberapa sumber menyebutkan potensi efek diuretik ringan. Diuretik membantu tubuh membuang kelebihan cairan dan natrium melalui urine, yang dapat mengurangi volume darah dan menurunkan tekanan darah. Namun, efek diuretik tumbuhan ini perlu diteliti lebih lanjut untuk memahami signifikansinya dalam konteks pengelolaan tekanan darah.

  • Aktivitas Vasodilator

    Senyawa-senyawa tertentu yang terkandung di dalamnya mungkin memiliki aktivitas vasodilator, yang berarti dapat melebarkan pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah mengurangi resistensi aliran darah, sehingga menurunkan tekanan darah. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa spesifik yang bertanggung jawab atas efek ini dan untuk memahami mekanisme kerjanya secara rinci.

  • Potensi Interaksi dengan Obat Hipertensi

    Individu yang sedang mengonsumsi obat penurun tekanan darah harus berhati-hati. Penggunaan bersamaan dengan tumbuhan ini berpotensi menyebabkan penurunan tekanan darah yang berlebihan (hipotensi). Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk mencegah interaksi obat yang merugikan.

Meskipun terdapat indikasi potensi dalam membantu menurunkan tekanan darah, penting untuk menekankan bahwa tumbuhan Solanum torvum bukanlah pengganti pengobatan medis konvensional. Penggunaan sebagai terapi komplementer harus selalu dilakukan di bawah pengawasan dokter, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan yang mendasari atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan.

Mengontrol gula darah

Upaya menjaga kadar glukosa dalam rentang normal menjadi perhatian utama, terutama bagi individu dengan risiko atau diagnosis diabetes. Beberapa penelitian pendahuluan dan praktik tradisional mengaitkan tumbuhan Solanum torvum dengan potensi dalam membantu mengendalikan kadar gula darah, meski mekanisme dan efektivitasnya memerlukan validasi ilmiah yang lebih komprehensif.

  • Peningkatan Sensitivitas Insulin

    Beberapa studi in vitro (uji laboratorium) menunjukkan bahwa senyawa-senyawa tertentu yang terkandung dalam tumbuhan ini dapat meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin. Insulin adalah hormon yang berperan penting dalam memfasilitasi penyerapan glukosa dari darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Peningkatan sensitivitas insulin memungkinkan sel untuk merespons insulin dengan lebih efektif, sehingga membantu menurunkan kadar gula darah.

  • Penghambatan Enzim Alfa-Glukosidase

    Enzim alfa-glukosidase berperan dalam memecah karbohidrat kompleks menjadi glukosa di dalam usus. Penghambatan aktivitas enzim ini dapat memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah setelah makan, sehingga membantu mencegah lonjakan kadar gula darah yang signifikan. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa ekstrak tumbuhan ini mungkin memiliki efek penghambatan terhadap enzim alfa-glukosidase.

  • Kandungan Serat

    Meskipun belum ada data spesifik mengenai kandungan serat dalam Solanum torvum, serat secara umum dikenal memiliki peran penting dalam mengendalikan kadar gula darah. Serat memperlambat penyerapan glukosa dari makanan, membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Jika tumbuhan ini mengandung serat dalam jumlah signifikan, hal ini dapat berkontribusi pada efek pengendalian gula darah.

  • Efek Antioksidan

    Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh, dapat memperburuk resistensi insulin dan komplikasi diabetes. Sifat antioksidan yang dimiliki tumbuhan ini dapat membantu mengurangi stres oksidatif, sehingga berpotensi meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu mengendalikan kadar gula darah.

  • Potensi Interaksi dengan Obat Diabetes

    Individu yang sedang mengonsumsi obat diabetes harus berhati-hati. Penggunaan bersamaan dengan tumbuhan ini berpotensi menyebabkan penurunan kadar gula darah yang berlebihan (hipoglikemia). Pemantauan kadar gula darah secara teratur dan konsultasi dengan dokter sangat penting untuk mencegah interaksi obat yang merugikan.

Meskipun ada indikasi potensi dalam membantu mengendalikan kadar gula darah, penting untuk menekankan bahwa tumbuhan Solanum torvum bukanlah pengganti pengobatan medis konvensional untuk diabetes. Pemanfaatan sebagai terapi komplementer harus selalu dilakukan di bawah pengawasan dokter, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan yang mendasari atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan.

Meredakan Nyeri

Pengurangan sensasi nyeri merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas hidup. Dalam konteks potensi tumbuhan Solanum torvum sebagai agen terapeutik, kemampuannya untuk meredakan nyeri menjadi fokus perhatian, terutama dalam pengobatan tradisional.

  • Aktivitas Anti-inflamasi

    Peradangan seringkali menjadi penyebab utama nyeri. Senyawa-senyawa anti-inflamasi yang terdapat di dalam tumbuhan ini, seperti flavonoid dan alkaloid, dapat membantu mengurangi peradangan, sehingga secara tidak langsung meredakan nyeri yang terkait dengan kondisi inflamasi seperti arthritis atau nyeri otot.

  • Efek Analgesik

    Beberapa penelitian pendahuluan mengindikasikan adanya potensi efek analgesik (pereda nyeri) langsung dari ekstrak tumbuhan ini. Mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, tetapi diduga melibatkan interaksi dengan sistem saraf yang mengatur persepsi nyeri.

  • Penggunaan Tradisional untuk Nyeri Sendi

    Dalam pengobatan tradisional, tumbuhan ini sering digunakan untuk mengatasi nyeri sendi dan kondisi rematik lainnya. Masyarakat lokal meyakini bahwa aplikasi topikal (misalnya, kompres daun yang ditumbuk) dapat membantu mengurangi nyeri dan kekakuan pada sendi yang meradang.

  • Potensi pada Nyeri Neuropatik

    Nyeri neuropatik, yang disebabkan oleh kerusakan saraf, seringkali sulit diobati. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi potensi tumbuhan ini dalam meredakan nyeri neuropatik, mengingat adanya indikasi efek anti-inflamasi dan kemungkinan interaksi dengan sistem saraf.

  • Perhatian Terhadap Dosis dan Keamanan

    Penting untuk dicatat bahwa dosis dan cara penggunaan yang tepat untuk meredakan nyeri perlu ditentukan dengan hati-hati. Penggunaan berlebihan atau tanpa pengawasan dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan sebelum menggunakan tumbuhan ini sebagai pereda nyeri.

  • Bukan Pengganti Pengobatan Medis

    Meskipun memiliki potensi dalam meredakan nyeri, tumbuhan ini tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan medis konvensional. Kombinasi dengan terapi medis yang tepat dapat memberikan hasil yang lebih optimal dalam penanganan nyeri kronis.

Potensi tumbuhan Solanum torvum dalam meredakan nyeri, baik melalui efek anti-inflamasi maupun analgesik, menjadikannya subjek penelitian yang menarik. Walaupun demikian, penting untuk selalu mempertimbangkan keamanan dan efektivitasnya dalam konteks klinis, serta untuk mengintegrasikannya secara bijak ke dalam rencana perawatan kesehatan yang komprehensif.

Meningkatkan Imunitas

Peningkatan sistem kekebalan tubuh merupakan aspek vital dalam menjaga kesehatan secara menyeluruh. Potensi tumbuhan Solanum torvum dalam mendukung fungsi imun menjadi area penelitian yang menjanjikan, mengingat peran sistem imun dalam melawan infeksi dan penyakit.

  • Kandungan Antioksidan dan Perlindungan Sel

    Senyawa antioksidan, seperti flavonoid dan vitamin C yang mungkin terdapat dalam tumbuhan ini, berperan dalam melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Sel-sel imun yang sehat berfungsi lebih efektif dalam mengenali dan menyerang patogen.

  • Stimulasi Produksi Sel Imun

    Beberapa penelitian in vitro menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan ini dapat merangsang produksi sel-sel imun tertentu, seperti sel limfosit. Peningkatan jumlah sel imun dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk merespons infeksi.

  • Aktivitas Antimikroba dan Penghambatan Patogen

    Tumbuhan ini berpotensi memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri dan virus tertentu. Penghambatan pertumbuhan patogen dapat mengurangi beban pada sistem imun dan memungkinkan sistem imun untuk berfungsi lebih efisien.

  • Modulasi Respons Inflamasi

    Sistem imun yang berfungsi dengan baik membutuhkan respons inflamasi yang seimbang. Senyawa anti-inflamasi dalam tumbuhan ini dapat membantu memodulasi respons inflamasi, mencegah respons yang berlebihan yang dapat merusak jaringan tubuh.

  • Potensi Dukungan pada Kondisi Autoimun

    Meskipun masih memerlukan penelitian lebih lanjut, potensi tumbuhan ini dalam memodulasi sistem imun dapat memiliki implikasi pada kondisi autoimun, di mana sistem imun menyerang jaringan tubuh sendiri. Namun, penggunaan pada kondisi autoimun harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan di bawah pengawasan dokter.

Potensi tumbuhan Solanum torvum dalam meningkatkan imunitas, melalui berbagai mekanisme seperti perlindungan sel, stimulasi produksi sel imun, dan aktivitas antimikroba, menjadikannya kandidat yang menarik untuk penelitian lebih lanjut. Integrasi tumbuhan ini sebagai bagian dari gaya hidup sehat, yang mencakup nutrisi yang seimbang dan olahraga teratur, dapat memberikan dukungan tambahan bagi sistem imun.

Menyembuhkan Luka

Kemampuan untuk mempercepat proses penyembuhan luka merupakan salah satu aspek penting dari potensi terapeutik tumbuhan Solanum torvum. Luka, baik luka terbuka maupun luka bakar, membutuhkan serangkaian proses kompleks untuk dapat pulih secara optimal. Bagian foliar tanaman ini diyakini memiliki peran dalam mendukung tahapan penyembuhan luka melalui beberapa mekanisme:

  • Sifat Antimikroba: Infeksi bakteri dapat menghambat penyembuhan luka. Senyawa antimikroba yang mungkin terkandung dalam daun Solanum torvum dapat membantu mencegah infeksi pada luka, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk penyembuhan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi jenis bakteri yang sensitif terhadap ekstrak tumbuhan ini.
  • Aktivitas Anti-inflamasi: Peradangan merupakan bagian alami dari respons tubuh terhadap luka, namun peradangan yang berlebihan dapat memperlambat proses penyembuhan. Sifat anti-inflamasi dari senyawa-senyawa dalam bagian foliar tumbuhan ini dapat membantu menekan peradangan yang berlebihan, sehingga mempercepat pembentukan jaringan baru.
  • Stimulasi Produksi Kolagen: Kolagen merupakan protein struktural utama yang berperan penting dalam pembentukan jaringan parut. Beberapa penelitian in vitro mengindikasikan bahwa ekstrak tumbuhan ini dapat merangsang produksi kolagen oleh sel-sel fibroblas, yang merupakan sel-sel yang bertanggung jawab untuk sintesis kolagen. Peningkatan produksi kolagen dapat mempercepat penutupan luka dan meningkatkan kekuatan jaringan parut.
  • Peningkatan Angiogenesis: Angiogenesis, atau pembentukan pembuluh darah baru, merupakan proses penting dalam penyembuhan luka karena pembuluh darah baru memasok oksigen dan nutrisi ke jaringan yang rusak. Senyawa-senyawa tertentu dalam tumbuhan ini mungkin memiliki efek angiogenesis, yang dapat mempercepat penyembuhan luka.
  • Efek Antioksidan: Radikal bebas dapat menghambat penyembuhan luka. Sifat antioksidan dari senyawa-senyawa dalam daun Solanum torvum dapat membantu melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas, sehingga mendukung proses penyembuhan luka.

Meskipun mekanisme-mekanisme di atas menunjukkan potensi bagian foliar tumbuhan ini dalam mempercepat penyembuhan luka, penting untuk dicatat bahwa penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia, diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya. Penggunaan secara topikal (dioleskan langsung pada luka) harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan, terutama pada luka yang dalam atau terinfeksi. Pemanfaatan herbal ini bukanlah pengganti perawatan medis yang tepat untuk luka serius.

Tips Pemanfaatan Optimal Bagian Foliar Solanum Torvum

Pemanfaatan bagian hijau tanaman Solanum torvum sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan memerlukan pemahaman yang baik dan pendekatan yang hati-hati. Berikut adalah beberapa panduan penting untuk memastikan potensi manfaatnya dapat dirasakan secara optimal dengan tetap mengutamakan keamanan:

Tip 1: Identifikasi yang Tepat
Pastikan tanaman yang digunakan adalah Solanum torvum dan bukan spesies lain yang serupa. Konsultasikan dengan ahli botani atau sumber terpercaya untuk menghindari kesalahan identifikasi, mengingat beberapa tumbuhan memiliki kemiripan visual namun komposisi kimianya berbeda.

Tip 2: Persiapan yang Benar
Cuci bersih bagian yang akan digunakan untuk menghilangkan kotoran, residu pestisida, atau kontaminan lainnya. Metode pengolahan seperti perebusan atau pengukusan lebih disarankan daripada konsumsi mentah untuk mengurangi potensi iritasi atau efek samping.

Tip 3: Perhatikan Dosis
Mulai dengan dosis kecil dan amati respons tubuh. Peningkatan dosis harus dilakukan secara bertahap dan hati-hati. Dosis yang berlebihan dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Konsultasi dengan herbalis atau praktisi kesehatan tradisional dapat membantu menentukan dosis yang tepat.

Tip 4: Konsultasi Medis
Individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti wanita hamil atau menyusui, penderita penyakit kronis, atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi atau menggunakan bagian tumbuhan ini. Interaksi dengan obat-obatan atau kondisi medis yang ada dapat menimbulkan efek yang merugikan.

Pemanfaatan bagian tanaman Solanum torvum sebagai bagian dari gaya hidup sehat memerlukan pendekatan yang bertanggung jawab dan berbasis informasi. Dengan mengikuti panduan ini dan selalu mengutamakan konsultasi medis, potensi manfaatnya dapat dirasakan dengan lebih aman dan efektif.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Meskipun pemanfaatan tumbuhan Solanum torvum telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional, bukti ilmiah yang mendukung klaim manfaat kesehatan masih terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Sejumlah studi in vitro (uji laboratorium) dan in vivo (uji pada hewan) telah dilakukan untuk mengevaluasi potensi farmakologis dari ekstrak tanaman ini, khususnya bagian hijaunya. Hasil studi-studi tersebut menunjukkan adanya aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, antimikroba, dan hipoglikemik. Namun, penting untuk dicatat bahwa hasil yang diperoleh dalam studi laboratorium dan hewan tidak selalu dapat secara langsung diterapkan pada manusia.

Beberapa studi epidemiologi telah mengamati korelasi antara konsumsi sayuran dan buah-buahan yang kaya akan senyawa bioaktif (termasuk senyawa yang mungkin terdapat dalam Solanum torvum) dengan penurunan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Akan tetapi, studi-studi ini bersifat observasional dan tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat. Diperlukan uji klinis terkontrol secara acak (randomized controlled trials/RCTs) pada manusia untuk mengkonfirmasi manfaat kesehatan spesifik dan untuk menentukan dosis serta metode pemberian yang optimal.

Terdapat pula laporan kasus (case reports) yang mendokumentasikan pengalaman individu yang menggunakan tumbuhan Solanum torvum untuk mengatasi keluhan kesehatan tertentu. Laporan-laporan ini dapat memberikan wawasan awal mengenai potensi manfaat dan efek samping yang mungkin timbul. Namun, laporan kasus bersifat anekdotal dan tidak memiliki validitas ilmiah yang kuat. Oleh karena itu, laporan kasus tidak dapat dijadikan dasar untuk memberikan rekomendasi medis atau untuk menggantikan pengobatan konvensional.

Interpretasi bukti ilmiah mengenai potensi manfaat tumbuhan Solanum torvum harus dilakukan dengan hati-hati dan kritis. Penting untuk mempertimbangkan kualitas dan metodologi studi yang dilakukan, serta untuk membandingkan hasil dari berbagai studi yang berbeda. Diperlukan lebih banyak penelitian yang dirancang dengan baik untuk mengkonfirmasi manfaat kesehatan yang diklaim dan untuk memahami mekanisme kerja serta potensi risiko yang terkait dengan pemanfaatan tumbuhan ini.