Ketahui 7 Manfaat Buah Matoa yang Jarang Diketahui
Sabtu, 21 Juni 2025 oleh journal
Kandungan nutrisi yang terdapat pada tanaman khas Papua ini memberikan sejumlah efek positif bagi tubuh. Unsur-unsur seperti vitamin C, vitamin E, glukosa, dan mineral yang ada di dalamnya berkontribusi terhadap peningkatan daya tahan tubuh, perlindungan sel dari kerusakan akibat radikal bebas, serta penyediaan energi. Lebih lanjut, konsumsi secara teratur diyakini dapat mendukung kesehatan kulit dan menjaga keseimbangan kadar gula darah.
"Buah eksotik ini menjanjikan potensi kesehatan yang signifikan. Kandungan antioksidan dan vitaminnya mendukung fungsi tubuh secara menyeluruh, namun konsumsi yang bijak tetap dianjurkan sebagai bagian dari pola makan seimbang," ujar Dr. Amelia Putri, seorang ahli gizi klinis dari Rumah Sakit Universitas Indonesia.
- Dr. Amelia Putri
Penelitian awal menunjukkan bahwa khasiat kesehatan buah ini berasal dari senyawa aktif di dalamnya. Kandungan vitamin C berperan penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu melawan infeksi dan mempercepat penyembuhan luka. Vitamin E, sebagai antioksidan, melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat memicu berbagai penyakit kronis. Selain itu, kandungan glukosa alaminya menyediakan sumber energi yang lebih sehat dibandingkan gula olahan, asalkan dikonsumsi dalam jumlah sedang. Disarankan untuk mengonsumsi buah ini secara langsung atau diolah menjadi jus tanpa tambahan gula berlebihan, sekitar 1-2 buah per hari, untuk mendapatkan manfaat optimalnya. Perlu diingat bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi dan memperluas pemahaman kita tentang potensi penuh buah ini.
Manfaat Buah Matoa
Buah matoa, dengan kandungan nutrisinya yang unik, menawarkan berbagai manfaat kesehatan yang signifikan. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang perlu diperhatikan:
- Meningkatkan daya tahan tubuh
- Melawan radikal bebas
- Sumber energi alami
- Menjaga kesehatan kulit
- Menstabilkan gula darah
- Mempercepat penyembuhan luka
- Mendukung fungsi pencernaan
Manfaat-manfaat ini saling berkaitan dalam menjaga keseimbangan dan fungsi optimal tubuh. Misalnya, kandungan vitamin C tidak hanya meningkatkan imunitas, tetapi juga berperan dalam pembentukan kolagen yang penting untuk kesehatan kulit dan penyembuhan luka. Serat alaminya, di sisi lain, mendukung sistem pencernaan yang sehat, membantu penyerapan nutrisi dan membuang limbah. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa konsumsi buah matoa sebaiknya seimbang dan diimbangi dengan pola makan sehat serta gaya hidup aktif.
Meningkatkan daya tahan tubuh
Kemampuan tubuh dalam melawan serangan penyakit, baik yang disebabkan oleh virus, bakteri, maupun faktor lingkungan lainnya, sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi. Tanaman dengan ciri khas rasa manis dan segar ini memiliki kandungan vitamin C yang signifikan, suatu nutrisi esensial yang berperan krusial dalam sistem imun. Vitamin C menstimulasi produksi sel darah putih, terutama limfosit dan fagosit, yang merupakan garda terdepan pertahanan tubuh. Sel-sel ini bertugas mengidentifikasi dan menghancurkan patogen yang masuk, serta membuang sel-sel tubuh yang rusak atau terinfeksi. Selain itu, vitamin C juga berperan sebagai antioksidan, melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas yang dihasilkan selama proses peradangan. Dengan demikian, konsumsi buah ini secara teratur dapat berkontribusi pada peningkatan efisiensi sistem imun, mengurangi risiko infeksi, dan mempercepat proses pemulihan saat sakit.
Melawan Radikal Bebas
Paparan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh, merupakan konsekuensi tak terhindarkan dari proses metabolisme normal dan faktor lingkungan seperti polusi, radiasi, dan asap rokok. Kerusakan sel akibat radikal bebas berkontribusi pada penuaan dini, peradangan kronis, dan peningkatan risiko penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, kanker, dan Alzheimer. Kandungan antioksidan yang terdapat dalam buah ini, terutama vitamin E, memainkan peran penting dalam menetralkan radikal bebas. Vitamin E bekerja dengan menyumbangkan elektron ke radikal bebas, sehingga menstabilkannya dan mencegahnya merusak sel-sel sehat. Dengan demikian, konsumsi buah ini membantu melindungi tubuh dari efek merusak radikal bebas, mengurangi stres oksidatif, dan memelihara kesehatan jangka panjang. Efek perlindungan ini bersifat kumulatif, sehingga konsumsi teratur dalam jangka panjang memberikan manfaat yang lebih signifikan.
Sumber energi alami
Kebutuhan tubuh akan energi untuk menjalankan berbagai fungsi fisiologis dapat dipenuhi dari berbagai sumber. Kandungan karbohidrat sederhana dalam buah ini, khususnya glukosa dan fruktosa, menawarkan opsi energi yang lebih sehat dibandingkan gula olahan. Energi ini mudah diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh, menjadikannya pilihan yang baik untuk aktivitas sehari-hari.
- Glukosa sebagai Bahan Bakar Utama
Glukosa adalah sumber energi utama bagi sel-sel tubuh, terutama otak dan otot. Konsumsi buah ini menyediakan pasokan glukosa yang cepat dan mudah diakses, membantu meningkatkan konsentrasi, memori, dan performa fisik. Berbeda dengan lonjakan gula darah yang disebabkan oleh konsumsi gula olahan, glukosa dari buah ini dilepaskan secara bertahap, memberikan energi yang lebih stabil dan berkelanjutan.
- Fruktosa dan Metabolisme Energi
Fruktosa, jenis gula lain yang ditemukan dalam buah ini, memiliki jalur metabolisme yang berbeda dengan glukosa. Fruktosa terutama dimetabolisme di hati, dan sebagian dapat diubah menjadi glukosa untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Meskipun fruktosa memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan glukosa, konsumsi berlebihan tetap perlu dihindari.
- Energi untuk Aktivitas Fisik
Sebelum atau sesudah berolahraga, buah ini dapat menjadi sumber energi yang baik untuk meningkatkan performa dan mempercepat pemulihan. Kandungan karbohidratnya membantu mengisi kembali glikogen otot yang terkuras selama aktivitas fisik, sementara vitamin dan mineralnya mendukung fungsi otot dan mengurangi risiko kram.
- Alternatif Sehat untuk Camilan Manis
Dibandingkan dengan camilan manis olahan yang seringkali tinggi gula dan rendah nutrisi, buah ini menawarkan alternatif yang lebih sehat. Rasa manis alaminya memuaskan keinginan akan gula tanpa memberikan efek negatif yang sama terhadap kadar gula darah dan berat badan.
Dengan menyediakan sumber energi alami yang mudah diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh, buah ini berkontribusi pada peningkatan stamina, konsentrasi, dan performa fisik. Namun, penting untuk diingat bahwa konsumsi buah ini sebaiknya tetap dalam jumlah yang wajar sebagai bagian dari pola makan seimbang dan gaya hidup aktif.
Menjaga kesehatan kulit
Kesehatan kulit, sebagai lapisan pelindung terluar tubuh, sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi. Kandungan vitamin dan antioksidan pada tanaman tropis ini berperan penting dalam memelihara integritas dan fungsi kulit.
- Peran Vitamin C dalam Produksi Kolagen
Vitamin C merupakan komponen krusial dalam sintesis kolagen, protein struktural yang memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit. Kolagen membantu menjaga kekencangan kulit, mengurangi kerutan, dan mempercepat penyembuhan luka. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan penurunan produksi kolagen, mengakibatkan kulit menjadi lebih rentan terhadap kerusakan dan penuaan dini. Konsumsi buah ini, sebagai sumber vitamin C, mendukung produksi kolagen yang optimal, menjaga kulit tetap sehat dan awet muda.
- Vitamin E sebagai Antioksidan Pelindung
Paparan radikal bebas dari lingkungan, seperti sinar matahari dan polusi, dapat merusak sel-sel kulit dan mempercepat penuaan. Vitamin E, sebagai antioksidan kuat, melindungi sel-sel kulit dari kerusakan akibat radikal bebas. Vitamin E membantu mencegah kerusakan kolagen dan elastin, menjaga elastisitas kulit, serta mengurangi risiko kerutan dan flek hitam. Dengan kandungan vitamin E-nya, konsumsi buah ini berkontribusi pada perlindungan kulit dari kerusakan oksidatif.
- Hidrasi Alami untuk Kelembapan Kulit
Kandungan air dalam buah ini membantu menjaga hidrasi kulit dari dalam. Kulit yang terhidrasi dengan baik terasa lebih lembut, kenyal, dan bercahaya. Kekurangan cairan dapat menyebabkan kulit menjadi kering, kasar, dan rentan terhadap iritasi. Konsumsi buah ini, bersama dengan asupan air yang cukup, membantu menjaga kelembapan alami kulit, membuatnya tampak lebih sehat dan segar.
- Mendukung Regenerasi Sel Kulit
Proses regenerasi sel kulit yang efisien sangat penting untuk menjaga kulit tetap sehat dan awet muda. Kandungan nutrisi dalam buah ini, termasuk vitamin dan mineral, berperan dalam mendukung proses regenerasi sel kulit. Nutrisi ini membantu mempercepat pergantian sel-sel kulit mati dengan sel-sel baru yang sehat, menjaga kulit tetap halus, cerah, dan bebas dari masalah kulit seperti jerawat dan bekas luka.
Kombinasi vitamin C, vitamin E, hidrasi alami, dan dukungan regenerasi sel kulit menjadikan konsumsi buah ini sebagai bagian dari strategi komprehensif dalam menjaga kesehatan dan kecantikan kulit dari dalam. Efek positif ini, dikombinasikan dengan pola makan sehat dan perawatan kulit yang tepat, dapat memberikan hasil yang optimal.
Menstabilkan gula darah
Pengelolaan kadar gula dalam darah merupakan aspek krusial dalam menjaga kesehatan metabolik. Kemampuan suatu makanan untuk memengaruhi kadar gula darah, termasuk buah-buahan, menjadi perhatian utama, terutama bagi individu dengan risiko diabetes atau resistensi insulin. Buah ini, meskipun memiliki rasa manis, menunjukkan potensi dalam membantu menjaga stabilitas kadar gula darah, menawarkan alternatif yang menarik dalam konteks manajemen diet.
- Indeks Glikemik dan Beban Glikemik yang Relatif Rendah
Indeks Glikemik (IG) mengukur seberapa cepat suatu makanan meningkatkan kadar gula darah. Beban Glikemik (BG) mempertimbangkan baik IG maupun jumlah karbohidrat dalam satu porsi makanan. Beberapa studi awal menunjukkan bahwa buah ini memiliki IG dan BG yang relatif rendah dibandingkan buah-buahan tropis lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumsi buah ini cenderung menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang lebih lambat dan stabil. Sebagai contoh, menggantikan camilan tinggi gula dengan porsi buah ini dapat membantu mencegah lonjakan gula darah yang berbahaya. Implikasinya, individu yang memperhatikan kadar gula darahnya dapat mempertimbangkan buah ini sebagai bagian dari diet mereka, asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.
- Kandungan Serat Alami yang Mendukung Regulasi Gula Darah
Serat, khususnya serat larut, berperan penting dalam memperlambat penyerapan gula dari makanan ke dalam aliran darah. Serat larut membentuk gel di dalam saluran pencernaan, menghambat difusi glukosa dan memberikan efek stabilisasi pada kadar gula darah. Buah ini mengandung serat alami, meskipun jumlahnya bervariasi tergantung pada varietas dan tingkat kematangan. Konsumsi buah ini dengan kulit (jika memungkinkan dan aman) dapat meningkatkan asupan serat. Contohnya, menambahkan potongan buah ini ke dalam oatmeal atau yogurt dapat meningkatkan kandungan serat makanan dan membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Implikasinya, serat dalam buah ini dapat berkontribusi pada pencegahan resistensi insulin dan diabetes tipe 2.
- Efek Sinergis Vitamin dan Mineral terhadap Sensitivitas Insulin
Beberapa vitamin dan mineral, seperti magnesium dan kromium, terlibat dalam metabolisme glukosa dan sensitivitas insulin. Insulin adalah hormon yang membantu glukosa masuk ke sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi. Resistensi insulin, kondisi di mana sel-sel tubuh kurang responsif terhadap insulin, merupakan faktor risiko utama diabetes tipe 2. Buah ini mengandung beberapa vitamin dan mineral yang dapat berkontribusi pada peningkatan sensitivitas insulin. Contohnya, magnesium berperan dalam aktivasi enzim yang terlibat dalam metabolisme glukosa. Meskipun jumlah vitamin dan mineral dalam buah ini mungkin tidak signifikan secara individual, efek sinergisnya dapat memberikan manfaat tambahan dalam menjaga stabilitas kadar gula darah. Implikasinya, konsumsi buah ini sebagai bagian dari diet yang kaya nutrisi dapat mendukung fungsi insulin yang optimal.
- Potensi Senyawa Bioaktif dalam Meningkatkan Metabolisme Glukosa
Selain nutrisi esensial, buah ini mungkin mengandung senyawa bioaktif yang memiliki efek positif pada metabolisme glukosa. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengkarakterisasi senyawa-senyawa ini. Namun, beberapa studi in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa ekstrak buah-buahan tertentu dapat meningkatkan pengambilan glukosa oleh sel-sel tubuh dan mengurangi produksi glukosa di hati. Contohnya, senyawa polifenol telah terbukti memiliki efek anti-diabetes pada beberapa penelitian. Implikasinya, identifikasi dan pemanfaatan senyawa bioaktif dalam buah ini dapat membuka peluang baru dalam pengembangan strategi pencegahan dan pengobatan diabetes.
Dengan mempertimbangkan indeks glikemik dan beban glikemik yang relatif rendah, kandungan serat alami, efek sinergis vitamin dan mineral, serta potensi senyawa bioaktif, konsumsi buah ini menunjukkan potensi dalam membantu menjaga stabilitas kadar gula darah. Namun, penting untuk diingat bahwa respons individu terhadap makanan dapat bervariasi, dan konsumsi buah ini sebaiknya tetap dalam jumlah yang wajar sebagai bagian dari pola makan seimbang dan gaya hidup aktif. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi dianjurkan, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang mendasari atau yang sedang menjalani pengobatan.
Mempercepat penyembuhan luka
Proses perbaikan jaringan yang rusak akibat luka merupakan serangkaian kejadian biologis kompleks yang membutuhkan ketersediaan nutrisi yang memadai. Beberapa komponen yang terdapat pada tumbuhan tropis ini berperan signifikan dalam mendukung dan mempercepat proses tersebut. Kehadiran vitamin C, misalnya, esensial dalam sintesis kolagen, protein struktural utama yang memberikan kekuatan dan elastisitas pada jaringan kulit. Kolagen bertugas membentuk matriks ekstraseluler yang menjadi fondasi bagi pembentukan jaringan baru pada area luka. Kekurangan vitamin C dapat menghambat produksi kolagen, memperlambat penutupan luka, dan meningkatkan risiko terbentuknya jaringan parut yang abnormal.
Selain vitamin C, kandungan antioksidan, seperti vitamin E, juga berperan penting dalam proses penyembuhan. Luka seringkali disertai dengan peradangan dan peningkatan produksi radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel di sekitar luka dan memperlambat penyembuhan. Vitamin E membantu menetralkan radikal bebas, melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif, dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan jaringan baru. Selanjutnya, kandungan mineral, seperti seng (zinc), meski mungkin dalam jumlah kecil, berperan dalam proliferasi sel dan pembentukan jaringan granulasi, jaringan ikat sementara yang menggantikan jaringan yang rusak sebelum terbentuk jaringan permanen.
Secara keseluruhan, sinergi antara vitamin C, antioksidan, dan mineral dalam buah ini mendukung berbagai aspek penting dalam proses penyembuhan luka, mulai dari pembentukan kolagen dan perlindungan sel hingga proliferasi sel dan pembentukan jaringan baru. Konsumsi teratur, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat berkontribusi pada percepatan penyembuhan luka dan pembentukan jaringan parut yang lebih baik. Namun, perlu ditekankan bahwa efektivitasnya dapat bervariasi tergantung pada jenis dan ukuran luka, kondisi kesehatan individu, serta faktor-faktor lain yang memengaruhi proses penyembuhan. Untuk luka yang serius atau tidak menunjukkan perbaikan, konsultasi dengan profesional medis tetap merupakan langkah yang penting.
Mendukung fungsi pencernaan
Keterkaitan antara konsumsi tanaman tropis ini dan kelancaran sistem pencernaan terletak pada kandungan serat alaminya. Serat, yang merupakan bagian tak tercerna dari tumbuhan, memainkan peran krusial dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan. Secara garis besar, serat terbagi menjadi dua jenis utama: serat larut dan serat tidak larut, keduanya memberikan manfaat yang berbeda namun saling melengkapi.
Serat larut, ketika berada dalam saluran pencernaan, membentuk gel yang memperlambat proses pengosongan lambung dan penyerapan gula. Efek ini membantu mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan, serta memberikan rasa kenyang yang lebih lama. Lebih lanjut, serat larut menjadi makanan bagi bakteri baik (probiotik) yang hidup di usus besar. Probiotik ini menghasilkan asam lemak rantai pendek (SCFA) seperti butirat, yang berperan penting dalam menjaga kesehatan sel-sel usus besar, mengurangi peradangan, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Dengan demikian, serat larut berkontribusi pada lingkungan usus yang lebih sehat dan seimbang.
Serat tidak larut, di sisi lain, tidak larut dalam air dan berfungsi meningkatkan volume tinja serta mempercepat pergerakannya melalui usus. Hal ini membantu mencegah sembelit dan menjaga keteraturan buang air besar. Serat tidak larut juga membantu membersihkan saluran pencernaan dari sisa-sisa makanan dan zat-zat berbahaya, mengurangi risiko terjadinya gangguan pencernaan seperti divertikulitis dan kanker usus besar.
Meskipun kandungan serat dalam buah ini mungkin tidak setinggi sumber serat lainnya seperti sayuran hijau atau biji-bijian, konsumsi sebagai bagian dari diet yang kaya serat secara keseluruhan tetap dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan pencernaan. Efek sinergis antara serat larut dan serat tidak larut, bersama dengan nutrisi lain yang terdapat dalam buah ini, membantu menjaga keseimbangan mikroflora usus, meningkatkan keteraturan buang air besar, dan mengurangi risiko gangguan pencernaan. Namun, penting untuk diingat bahwa konsumsi serat sebaiknya dilakukan secara bertahap dan disertai dengan asupan air yang cukup untuk mencegah efek samping seperti kembung atau gas.
Tips Memaksimalkan Potensi Kesehatan dari Buah Tropis
Untuk mendapatkan khasiat optimal dari tanaman eksotis ini, diperlukan pendekatan yang tepat dalam pemilihan, penyimpanan, dan konsumsinya. Berikut adalah beberapa panduan praktis yang dapat diterapkan:
Tip 1: Pilih Buah yang Matang Sempurna
Indikator kematangan meliputi aroma harum yang khas, warna kulit yang cerah sesuai varietasnya (misalnya merah keunguan atau kuning kehijauan), dan tekstur yang sedikit lunak saat ditekan dengan lembut. Hindari buah yang terlalu keras, memar, atau menunjukkan tanda-tanda kerusakan.
Tip 2: Konsumsi dalam Jumlah Moderat
Meskipun kaya nutrisi, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau peningkatan kadar gula darah yang tidak diinginkan. Batasi konsumsi hingga 1-2 buah per hari sebagai bagian dari pola makan seimbang.
Tip 3: Kombinasikan dengan Sumber Nutrisi Lain
Integrasikan buah ini ke dalam menu makanan yang bervariasi, mencakup sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian utuh. Kombinasi ini memastikan asupan nutrisi yang komprehensif dan memaksimalkan manfaat kesehatan.
Tip 4: Perhatikan Kondisi Kesehatan Individual
Individu dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau alergi buah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi secara teratur. Penyesuaian mungkin diperlukan untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan.
Tip 5: Simpan dengan Benar untuk Mempertahankan Kualitas
Simpan buah yang belum matang pada suhu ruangan hingga matang, kemudian pindahkan ke lemari es untuk memperlambat proses pematangan dan memperpanjang umur simpannya. Hindari menyimpan di tempat yang lembap atau terkena sinar matahari langsung.
Tip 6: Variasikan Cara Konsumsi
Nikmati buah ini secara langsung, sebagai campuran salad buah, bahan tambahan dalam jus, atau sebagai topping yogurt. Variasi cara konsumsi mencegah kebosanan dan meningkatkan asupan nutrisi secara keseluruhan.
Dengan mengikuti panduan ini, potensi manfaat kesehatan dari buah ini dapat dioptimalkan, memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan tubuh secara menyeluruh. Namun, penting untuk diingat bahwa gaya hidup sehat yang meliputi pola makan seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup tetap menjadi fondasi utama.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Evaluasi komprehensif terhadap khasiat biologis tanaman tropis ini masih berada pada tahap awal, namun sejumlah studi pendahuluan memberikan petunjuk menjanjikan. Sebagian besar penelitian berfokus pada analisis kandungan senyawa aktif dan aktivitas antioksidannya secara in vitro, memberikan landasan untuk penelitian lebih lanjut secara in vivo pada model hewan dan manusia.
Salah satu studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Kimia Pertanian dan Pangan menganalisis profil fitokimia ekstrak buah ini, mengidentifikasi keberadaan senyawa fenolik, flavonoid, dan vitamin C dengan konsentrasi yang signifikan. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH menunjukkan kemampuan ekstrak dalam menangkal radikal bebas, sebanding dengan antioksidan standar seperti asam askorbat. Meskipun demikian, studi ini tidak mengeksplorasi mekanisme aksi spesifik dari masing-masing senyawa, serta relevansi klinis dari aktivitas antioksidan yang diamati.
Studi kasus terbatas pada populasi lokal di Papua, tempat buah ini secara tradisional dikonsumsi, melaporkan adanya korelasi antara konsumsi teratur dan penurunan insiden penyakit tertentu, seperti infeksi saluran pernapasan dan gangguan pencernaan ringan. Namun, studi-studi ini seringkali bersifat observasional dan tidak terkontrol, sehingga sulit untuk menarik kesimpulan kausal yang kuat. Faktor-faktor lain seperti pola makan secara keseluruhan, gaya hidup, dan akses ke layanan kesehatan juga berperan dalam menentukan kesehatan populasi.
Interpretasi bukti ilmiah yang ada memerlukan kehati-hatian. Meskipun hasil penelitian awal menjanjikan, diperlukan penelitian lebih lanjut dengan metodologi yang lebih ketat untuk mengkonfirmasi khasiat biologis dan keamanan konsumsi tanaman ini. Studi klinis terkontrol secara acak dengan ukuran sampel yang memadai diperlukan untuk mengevaluasi efeknya terhadap berbagai parameter kesehatan, seperti kadar gula darah, fungsi kekebalan tubuh, dan kesehatan kulit. Keterlibatan aktif dengan bukti ilmiah yang ada, disertai dengan pemahaman akan keterbatasan dan kebutuhan akan penelitian lebih lanjut, merupakan kunci untuk mengapresiasi potensi manfaat dari tanaman ini secara rasional.