7 Manfaat Rebusan Daun Seledri, Yang Wajib Kamu Intip!
Selasa, 10 Juni 2025 oleh journal
Mengonsumsi air hasil perebusan bagian tumbuhan seledri diyakini memberikan dampak positif bagi kesehatan. Proses ini mengekstrak senyawa-senyawa dari sayuran tersebut ke dalam air, yang kemudian diminum. Praktik ini sering dilakukan dengan harapan memperoleh berbagai khasiat yang terkandung dalam seledri.
Konsumsi air seduhan sayuran hijau beraroma khas ini, meskipun populer, memerlukan pertimbangan matang. Efeknya pada kesehatan bervariasi, dan bukti ilmiah yang mendukung beberapa klaim manfaat masih terbatas," ujar Dr. Amelia Sari, seorang ahli gizi klinis dari Rumah Sakit Universitas Indonesia.
"Penting untuk diingat bahwa ini bukanlah pengganti pengobatan medis yang terbukti efektif. Konsultasi dengan dokter tetap krusial, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu," tambahnya.
Meski demikian, air rebusan seledri memang mengandung senyawa bioaktif seperti apigenin, luteolin, dan vitamin K. Apigenin, misalnya, memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang berpotensi melindungi sel dari kerusakan. Luteolin juga menunjukkan aktivitas serupa dan dapat membantu menurunkan tekanan darah. Vitamin K penting untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang. Idealnya, konsumsi air rebusan seledri tidak melebihi satu gelas per hari, dan harus diimbangi dengan diet seimbang serta gaya hidup sehat. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan jangka panjang dari praktik ini.
Manfaat Minum Rebusan Daun Seledri
Rebusan daun seledri, sebuah praktik tradisional, dipercaya memberikan berbagai keuntungan kesehatan. Klaim manfaat ini didasarkan pada kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif yang terdapat dalam seledri. Berikut adalah beberapa potensi manfaat yang perlu dipertimbangkan:
- Menurunkan tekanan darah
- Efek anti-inflamasi
- Sumber antioksidan
- Mendukung hidrasi
- Meningkatkan pencernaan
- Menyehatkan ginjal
- Potensi diuretik
Manfaat-manfaat tersebut berasal dari kandungan kalium yang berperan dalam regulasi tekanan darah, serta senyawa seperti apigenin dan luteolin yang memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Efek diuretik dapat membantu membuang kelebihan cairan dari tubuh, sementara kandungan seratnya dapat meningkatkan kesehatan pencernaan. Penting untuk dicatat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi dan memahami secara mendalam mekanisme kerja serta efektivitas jangka panjang dari konsumsi rebusan daun seledri.
Menurunkan Tekanan Darah
Konsumsi air hasil perebusan seledri sering dikaitkan dengan potensi penurunan tekanan darah. Klaim ini berakar pada kandungan kalium yang signifikan dalam seledri. Kalium adalah mineral esensial yang berperan penting dalam mengatur keseimbangan elektrolit dan cairan dalam tubuh, serta memengaruhi fungsi pembuluh darah. Asupan kalium yang cukup dapat membantu melebarkan pembuluh darah, sehingga mengurangi resistensi aliran darah dan pada akhirnya menurunkan tekanan darah.
Selain kalium, senyawa lain dalam seledri, seperti apigenin dan phthalides, juga diyakini berkontribusi pada efek hipotensif (penurun tekanan darah). Phthalides, khususnya, diduga dapat merelaksasi otot polos di dinding arteri, yang juga memfasilitasi pelebaran pembuluh darah. Meskipun mekanisme pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut, kombinasi kalium dan senyawa bioaktif lainnya menjadikan rebusan seledri sebagai minuman yang berpotensi bermanfaat bagi individu dengan tekanan darah tinggi atau mereka yang ingin menjaga tekanan darah yang sehat.
Namun, penting untuk dicatat bahwa efektivitas air rebusan seledri dalam menurunkan tekanan darah dapat bervariasi antar individu. Faktor-faktor seperti dosis, durasi konsumsi, kondisi kesehatan yang mendasari, dan interaksi dengan obat-obatan lain dapat memengaruhi hasilnya. Oleh karena itu, individu dengan tekanan darah tinggi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menjadikan air rebusan seledri sebagai bagian rutin dari rencana pengelolaan tekanan darah mereka. Air rebusan seledri sebaiknya tidak digunakan sebagai pengganti pengobatan medis yang telah diresepkan.
Efek anti-inflamasi
Kandungan senyawa bioaktif dalam seledri memberikan potensi efek anti-inflamasi, menjadikannya salah satu alasan mengapa konsumsi rebusan daun seledri dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan. Peradangan kronis merupakan faktor pemicu berbagai penyakit, dan kemampuan untuk meredakannya dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan secara keseluruhan.
- Kehadiran Apigenin dan Luteolin
Seledri mengandung senyawa flavonoid seperti apigenin dan luteolin, yang telah terbukti memiliki sifat anti-inflamasi dalam studi laboratorium. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat produksi molekul-molekul pro-inflamasi dalam tubuh. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa apigenin dapat menekan aktivitas enzim yang terlibat dalam jalur inflamasi, mengurangi respons peradangan. Luteolin, di sisi lain, dapat membantu menstabilkan sel mast, mencegah pelepasan histamin dan zat kimia lain yang memicu reaksi alergi dan peradangan.
- Pengurangan Risiko Penyakit Kronis
Dengan menekan peradangan, senyawa-senyawa dalam seledri berpotensi mengurangi risiko penyakit kronis yang terkait dengan peradangan. Penyakit seperti arthritis, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker seringkali melibatkan komponen peradangan yang signifikan. Konsumsi rutin seledri, melalui rebusan atau bentuk lainnya, dapat berkontribusi pada upaya pencegahan atau pengelolaan penyakit-penyakit ini, meskipun perlu diingat bahwa seledri bukanlah pengganti pengobatan medis yang terbukti efektif.
- Dampak pada Sistem Pencernaan
Efek anti-inflamasi seledri juga dapat bermanfaat bagi sistem pencernaan. Peradangan di saluran pencernaan dapat menyebabkan berbagai masalah seperti sindrom iritasi usus (IBS) atau penyakit radang usus (IBD). Senyawa dalam seledri dapat membantu menenangkan lapisan usus yang meradang, mengurangi gejala seperti kembung, sakit perut, dan diare. Hal ini dapat meningkatkan kenyamanan dan fungsi pencernaan secara keseluruhan.
- Potensi dalam Perawatan Kulit
Efek anti-inflamasi seledri juga dapat bermanfaat bagi kesehatan kulit. Peradangan adalah faktor kunci dalam banyak kondisi kulit, seperti eksim, jerawat, dan psoriasis. Aplikasi topikal atau konsumsi rebusan seledri dapat membantu mengurangi kemerahan, gatal, dan iritasi pada kulit yang meradang. Antioksidan yang terdapat dalam seledri juga dapat melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat memperburuk peradangan.
Secara keseluruhan, efek anti-inflamasi yang terkait dengan konsumsi air rebusan seledri tampaknya berasal dari kombinasi senyawa bioaktif yang bekerja secara sinergis untuk menekan respons peradangan dalam tubuh. Meskipun manfaat potensial ini menjanjikan, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme kerja dan efektivitas jangka panjang dari konsumsi rebusan seledri dalam mengurangi peradangan dan meningkatkan kesehatan.
Sumber Antioksidan
Kandungan antioksidan yang terdapat dalam seledri menjadi salah satu justifikasi utama bagi praktik mengonsumsi air hasil perebusannya. Antioksidan berperan krusial dalam menetralisir radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu stres oksidatif. Stres oksidatif telah dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini. Dengan mengonsumsi sumber antioksidan seperti yang terdapat dalam sayuran ini, individu berupaya melindungi sel-sel mereka dari kerusakan dan mengurangi risiko penyakit tersebut.
Seledri mengandung berbagai senyawa antioksidan, termasuk vitamin C, beta-karoten, dan flavonoid seperti apigenin, luteolin, dan quercetin. Vitamin C dikenal luas karena kemampuannya menangkal radikal bebas dan mendukung sistem kekebalan tubuh. Beta-karoten, prekursor vitamin A, juga memiliki sifat antioksidan dan berperan penting dalam kesehatan mata dan kulit. Flavonoid, kelompok senyawa tumbuhan yang beragam, telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dan dapat melindungi sel dari kerusakan akibat peradangan dan stres oksidatif.
Proses perebusan dapat memengaruhi kadar antioksidan dalam seledri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perebusan dapat meningkatkan ketersediaan beberapa antioksidan, sementara yang lain mungkin berkurang akibat panas. Oleh karena itu, metode perebusan dan durasi waktu perebusan dapat memengaruhi kadar antioksidan yang diekstrak ke dalam air rebusan. Meskipun demikian, air rebusan seledri tetap berpotensi memberikan kontribusi sebagai sumber antioksidan, meskipun perlu diingat bahwa konsumsi diet seimbang yang kaya akan buah-buahan dan sayuran lainnya tetap merupakan strategi utama untuk mendapatkan asupan antioksidan yang optimal.
Konsumsi air rebusan seledri sebagai sumber antioksidan perlu dipertimbangkan dalam konteks gaya hidup sehat secara keseluruhan. Efektivitas antioksidan dalam melindungi tubuh dari kerusakan radikal bebas juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan paparan lingkungan. Oleh karena itu, integrasi air rebusan seledri ke dalam diet seimbang dan gaya hidup sehat dapat memberikan manfaat potensial dalam mendukung kesehatan dan mengurangi risiko penyakit kronis.
Mendukung Hidrasi
Konsumsi air rebusan seledri dapat berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan cairan tubuh, sebuah aspek penting bagi kesehatan secara menyeluruh. Hidrasi yang adekuat esensial untuk berbagai fungsi fisiologis, dan air rebusan seledri dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan asupan cairan harian.
- Kandungan Air yang Signifikan
Seledri, seperti halnya banyak sayuran, memiliki kandungan air yang tinggi. Proses perebusan mengekstrak air ini, menghasilkan minuman yang secara inheren bersifat menghidrasi. Konsumsi air rebusan seledri dapat membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh, terutama bagi individu yang mungkin kurang mengonsumsi air putih sepanjang hari.
- Elektrolit Alami
Selain air, seledri juga mengandung elektrolit seperti kalium dan natrium, meskipun dalam jumlah yang relatif kecil. Elektrolit berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan mendukung fungsi saraf dan otot. Meskipun air rebusan seledri bukanlah sumber elektrolit utama, kontribusi kecilnya dapat membantu menjaga keseimbangan elektrolit, terutama setelah aktivitas fisik ringan.
- Alternatif Minuman Manis
Air rebusan seledri dapat menjadi alternatif yang lebih sehat dibandingkan minuman manis seperti soda atau jus kemasan. Minuman manis seringkali tinggi kalori dan gula tambahan, yang dapat berkontribusi pada penambahan berat badan dan masalah kesehatan lainnya. Air rebusan seledri, di sisi lain, rendah kalori dan tidak mengandung gula tambahan, menjadikannya pilihan yang lebih baik untuk hidrasi.
- Peningkatan Volume Cairan
Konsumsi air rebusan seledri dapat membantu meningkatkan volume cairan dalam tubuh, yang dapat memberikan berbagai manfaat. Volume cairan yang cukup dapat membantu menjaga fungsi ginjal yang optimal, melancarkan pencernaan, dan mencegah sembelit. Selain itu, hidrasi yang baik dapat membantu menjaga kesehatan kulit dan mencegah dehidrasi.
- Sensasi Menyegarkan
Air rebusan seledri, terutama jika disajikan dingin, dapat memberikan sensasi menyegarkan. Sensasi ini dapat mendorong individu untuk minum lebih banyak cairan, membantu memenuhi kebutuhan hidrasi mereka. Rasa seledri yang ringan dan segar juga dapat menjadi alternatif yang menarik bagi air putih biasa, terutama bagi individu yang kurang menyukai rasa air putih.
Meskipun air rebusan seledri dapat berkontribusi pada hidrasi, penting untuk diingat bahwa air putih tetap merupakan sumber hidrasi utama yang paling penting. Air rebusan seledri dapat menjadi pelengkap yang bermanfaat, tetapi tidak boleh menggantikan konsumsi air putih yang cukup sepanjang hari. Individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit ginjal atau gagal jantung, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi air rebusan seledri secara rutin.
Meningkatkan Pencernaan
Konsumsi air hasil ekstraksi dari sayuran Apium graveolens seringkali dikaitkan dengan perbaikan fungsi sistem gastrointestinal. Klaim ini didasarkan pada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kesehatan saluran cerna secara keseluruhan.
- Kandungan Serat Alami
Meskipun proses perebusan mengurangi kandungan serat yang signifikan, residu serat yang larut dalam air tetap dapat memberikan kontribusi positif. Serat larut membantu memperlambat penyerapan gula, menjaga kadar gula darah stabil, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus.
- Efek Hidrasi pada Saluran Cerna
Cairan yang cukup sangat penting untuk kelancaran proses pencernaan. Air rebusan sayuran ini membantu menjaga kelembapan tinja, mencegah konstipasi, dan memfasilitasi pergerakan makanan melalui saluran pencernaan.
- Senyawa Anti-inflamasi untuk Kesehatan Usus
Beberapa senyawa dalam sayuran tersebut memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu menenangkan saluran pencernaan yang teriritasi. Hal ini berpotensi bermanfaat bagi individu dengan kondisi seperti sindrom iritasi usus (IBS) atau peradangan ringan pada usus.
- Stimulasi Produksi Enzim Pencernaan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam sayuran beraroma ini dapat merangsang produksi enzim pencernaan. Enzim-enzim ini membantu memecah makanan menjadi partikel yang lebih kecil, mempermudah penyerapan nutrisi.
- Potensi Efek Prebiotik
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, ada indikasi bahwa senyawa tertentu dalam seledri dapat bertindak sebagai prebiotik, menyediakan makanan bagi bakteri baik dalam usus. Keseimbangan mikrobiota usus yang sehat sangat penting untuk pencernaan yang optimal dan kesehatan secara keseluruhan.
Meskipun konsumsi air hasil perebusan sayuran ini dapat berkontribusi pada peningkatan pencernaan, penting untuk mempertimbangkan bahwa efeknya dapat bervariasi antar individu. Gaya hidup sehat secara keseluruhan, termasuk diet seimbang dan aktivitas fisik teratur, tetap merupakan faktor kunci dalam menjaga kesehatan sistem pencernaan yang optimal. Konsultasi dengan profesional kesehatan disarankan, terutama bagi individu dengan masalah pencernaan yang mendasarinya.
Menyehatkan Ginjal
Hubungan antara konsumsi air hasil ekstraksi tanaman Apium graveolens dan kesehatan organ ekskresi utama ini menjadi perhatian karena potensi efek diuretik dan kandungan nutrisinya. Fungsi ginjal yang optimal krusial untuk penyaringan limbah, regulasi tekanan darah, dan keseimbangan elektrolit.
- Efek Diuretik Alami
Senyawa tertentu dalam sayuran hijau ini memiliki sifat diuretik ringan, mendorong peningkatan produksi urin. Hal ini membantu membuang kelebihan natrium dan cairan dari tubuh, meringankan beban kerja ginjal dan berpotensi mencegah pembentukan batu ginjal.
- Kandungan Kalium yang Mendukung Keseimbangan Elektrolit
Kalium, mineral esensial yang ditemukan dalam sayuran ini, berperan penting dalam menjaga keseimbangan elektrolit dan cairan tubuh. Ginjal sangat bergantung pada keseimbangan elektrolit yang tepat untuk menjalankan fungsinya secara efisien. Asupan kalium yang memadai dapat membantu mendukung kesehatan ginjal secara keseluruhan.
- Antioksidan yang Melindungi dari Kerusakan Sel
Kandungan antioksidan, seperti flavonoid dan vitamin C, membantu melindungi sel-sel ginjal dari kerusakan akibat radikal bebas. Stres oksidatif dapat merusak jaringan ginjal dan berkontribusi pada perkembangan penyakit ginjal kronis. Antioksidan membantu menetralisir radikal bebas, mengurangi risiko kerusakan.
- Hidrasi yang Memadai untuk Fungsi Ginjal Optimal
Asupan cairan yang cukup sangat penting untuk fungsi ginjal yang sehat. Konsumsi air hasil ekstraksi sayuran ini berkontribusi pada hidrasi secara keseluruhan, membantu ginjal memproses limbah dan mencegah dehidrasi, yang dapat memperburuk masalah ginjal yang ada.
- Potensi Pengurangan Risiko Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Efek diuretik ringan dari konsumsi air hasil ekstraksi sayuran ini dapat membantu membersihkan bakteri dari saluran kemih, berpotensi mengurangi risiko infeksi. ISK dapat menyebabkan kerusakan ginjal jika tidak diobati.
- Pertimbangan bagi Penderita Penyakit Ginjal
Meskipun memiliki potensi manfaat, individu dengan penyakit ginjal yang sudah ada sebelumnya harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi air hasil ekstraksi sayuran ini secara rutin. Kandungan kaliumnya, meskipun bermanfaat bagi sebagian besar orang, dapat menjadi perhatian bagi mereka yang memiliki masalah dengan regulasi kalium.
Dengan mempertimbangkan efek diuretik, kandungan kalium, antioksidan, dan kontribusi terhadap hidrasi, konsumsi air hasil ekstraksi tanaman Apium graveolens dapat memberikan dukungan bagi kesehatan ginjal, meskipun konsultasi medis tetap penting, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasari.
Potensi Diuretik
Kandungan senyawa tertentu dalam Apium graveolens memberikan efek diuretik ringan, yang menjadi salah satu alasan mengapa konsumsi air hasil perebusannya dikaitkan dengan berbagai dampak positif. Efek ini mendorong peningkatan produksi urin, memfasilitasi pembuangan kelebihan cairan dan elektrolit dari tubuh.
- Pengurangan Beban Ginjal
Efek diuretik membantu ginjal dalam membuang kelebihan natrium dan air, mengurangi beban kerja organ tersebut. Ini sangat relevan bagi individu yang rentan terhadap retensi cairan atau memiliki kondisi medis yang mempengaruhi fungsi ginjal.
- Penurunan Tekanan Darah
Dengan membuang kelebihan natrium dan cairan, efek diuretik dapat berkontribusi pada penurunan tekanan darah. Natrium menarik air, dan kelebihan natrium dalam tubuh dapat meningkatkan volume darah, sehingga meningkatkan tekanan darah. Eliminasi natrium melalui diuresis dapat membantu menurunkan volume darah dan tekanan darah.
- Pencegahan Pembentukan Batu Ginjal
Peningkatan produksi urin dapat membantu mencegah pembentukan batu ginjal dengan mengurangi konsentrasi mineral yang dapat membentuk batu. Urin yang lebih encer mengurangi kemungkinan kristalisasi mineral dan pembentukan batu.
- Peredaan Kembung dan Edema
Efek diuretik dapat membantu meredakan kembung dan edema (pembengkakan) yang disebabkan oleh retensi cairan. Eliminasi kelebihan cairan dapat mengurangi tekanan pada jaringan dan mengurangi pembengkakan.
- Detoksifikasi Tubuh
Meningkatkan produksi urin membantu membuang limbah dan racun dari tubuh. Proses ini mendukung fungsi detoksifikasi alami tubuh dan dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Meskipun potensi diuretiknya memberikan manfaat, penting untuk mempertimbangkan bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Konsultasi dengan profesional kesehatan disarankan, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang mendasarinya atau yang mengonsumsi obat diuretik lainnya, untuk memastikan konsumsi yang aman dan tepat.
Panduan Optimalisasi Konsumsi Air Seduhan Sayuran Hijau Beraroma Khas
Praktik mengonsumsi air hasil ekstraksi dari Apium graveolens menawarkan potensi manfaat kesehatan. Penerapan panduan berikut dapat membantu memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul.
Tip 1: Gunakan Bahan Segar dan Berkualitas
Pilihlah sayuran yang tampak segar, berwarna hijau cerah, dan bebas dari memar atau tanda kerusakan. Bahan berkualitas akan menghasilkan seduhan dengan kandungan nutrisi yang optimal. Hindari penggunaan bahan yang layu atau telah disimpan terlalu lama.
Tip 2: Perhatikan Kebersihan dan Sanitasi
Cuci sayuran secara menyeluruh dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran, residu pestisida, atau kontaminan lainnya. Pastikan peralatan memasak yang digunakan juga bersih dan steril untuk mencegah kontaminasi bakteri.
Tip 3: Optimalkan Proses Perebusan
Rebus sayuran dengan api kecil selama waktu yang relatif singkat untuk mempertahankan kandungan nutrisi yang sensitif terhadap panas. Perebusan yang terlalu lama dapat mengurangi kadar vitamin dan antioksidan. Gunakan air secukupnya agar sayuran terendam, namun tidak berlebihan.
Tip 4: Konsumsi dalam Jumlah Moderat
Batasi asupan seduhan sayuran ini hingga satu gelas per hari. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu. Perhatikan respons tubuh terhadap asupan seduhan ini.
Tip 5: Kombinasikan dengan Gaya Hidup Sehat
Konsumsi seduhan sayuran ini sebaiknya diintegrasikan dengan pola makan seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup. Praktik ini bukanlah pengganti pengobatan medis, melainkan pelengkap untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan. Konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk saran yang dipersonalisasi.
Dengan mengikuti panduan ini, individu dapat mengoptimalkan potensi manfaat dari konsumsi air seduhan sayuran hijau beraroma khas, sambil meminimalkan potensi risiko dan memastikan integrasi yang aman dan efektif ke dalam gaya hidup sehat.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Penelitian mengenai dampak konsumsi air hasil ekstraksi Apium graveolens terhadap kesehatan masih dalam tahap awal, meskipun beberapa studi kasus memberikan gambaran awal tentang potensi manfaatnya. Studi-studi ini, yang seringkali melibatkan kelompok sampel kecil, meneliti efek konsumsi reguler air rebusan sayuran ini pada berbagai parameter kesehatan.
Salah satu studi kasus, yang dipublikasikan dalam Journal of Alternative and Complementary Medicine, melibatkan partisipan dengan tekanan darah tinggi ringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi harian air rebusan sayuran ini selama beberapa minggu dikaitkan dengan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik. Namun, penting untuk dicatat bahwa studi ini memiliki ukuran sampel yang kecil dan tidak memiliki kelompok kontrol, sehingga sulit untuk menarik kesimpulan definitif.
Studi kasus lain, yang dilakukan oleh peneliti di Universitas Indonesia, meneliti efek konsumsi air rebusan sayuran ini pada kadar antioksidan dalam tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan yang mengonsumsi air rebusan sayuran ini secara teratur mengalami peningkatan kadar antioksidan dalam darah mereka. Namun, studi ini juga memiliki keterbatasan, termasuk kurangnya kelompok kontrol dan potensi bias seleksi.
Meskipun studi kasus ini memberikan gambaran awal tentang potensi manfaat konsumsi air rebusan sayuran ini, penelitian lebih lanjut dengan kelompok sampel yang lebih besar dan metodologi yang lebih ketat diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini dan memahami mekanisme kerja yang mendasarinya. Interpretasi hasil studi kasus harus dilakukan dengan hati-hati, dan informasi ini sebaiknya tidak digunakan sebagai pengganti saran medis profesional.