7 Manfaat Daun Singkong Bagi Kesehatan yang Wajib Kamu Ketahui
Selasa, 10 Juni 2025 oleh journal
Konsumsi pucuk tanaman umbi akar ini memberikan dampak positif untuk tubuh. Kandungan nutrisinya, seperti serat, vitamin, dan mineral, berkontribusi pada peningkatan kesehatan secara keseluruhan. Asupan rutin bagian tanaman ini dapat mendukung berbagai fungsi tubuh, mulai dari pencernaan hingga sistem kekebalan.
Sebagai bagian dari diet seimbang, konsumsi teratur pucuk tanaman umbi akar ini berpotensi memberikan dampak positif bagi kesehatan. Namun, perlu diingat untuk mengolahnya dengan benar guna mengurangi kadar sianida yang terkandung di dalamnya, ujar Dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli gizi klinis.
Dr. Amelia Rahmawati, Ahli Gizi Klinis
Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang menunjukkan adanya berbagai senyawa bioaktif dalam bagian tanaman tersebut yang berkontribusi pada efek positifnya bagi tubuh.
Senyawa seperti flavonoid dan antioksidan lain membantu melawan radikal bebas, mengurangi risiko penyakit kronis. Serat yang tinggi melancarkan pencernaan dan menjaga kesehatan usus. Selain itu, kandungan vitamin dan mineral esensial, seperti vitamin C dan zat besi, mendukung sistem kekebalan tubuh dan mencegah anemia. Dianjurkan untuk merebus atau mengukus bagian tanaman tersebut sebelum dikonsumsi untuk meminimalkan kadar sianida. Konsumsi yang moderat dan diimbangi dengan asupan nutrisi lain merupakan kunci untuk mendapatkan manfaat optimal.
Manfaat Daun Singkong bagi Kesehatan
Daun singkong, sumber nutrisi yang terjangkau, menawarkan beragam keuntungan bagi kesehatan. Konsumsi teratur dapat memberikan dampak positif pada berbagai fungsi tubuh. Berikut adalah tujuh manfaat utama daun singkong:
- Meningkatkan Imunitas
- Melancarkan Pencernaan
- Sumber Antioksidan
- Menguatkan Tulang
- Mencegah Anemia
- Menjaga Kesehatan Jantung
- Menurunkan Kolesterol
Manfaat daun singkong tersebut berasal dari kandungan nutrisi yang kaya. Contohnya, kandungan seratnya melancarkan pencernaan, mencegah sembelit dan masalah usus lainnya. Antioksidan membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, mengurangi risiko penyakit kronis. Vitamin K penting untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang. Zat besi berperan dalam pembentukan sel darah merah, mencegah anemia. Kalium membantu menjaga tekanan darah yang sehat, mengurangi risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, memasukkan daun singkong dalam diet seimbang dapat berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan.
Meningkatkan Imunitas
Kekebalan tubuh merupakan garda terdepan dalam melawan infeksi dan penyakit. Konsumsi nutrisi yang tepat berperan krusial dalam menjaga dan meningkatkan fungsi sistem imun. Daun singkong, dengan kandungan nutrisinya, berpotensi mendukung peningkatan imunitas.
- Kandungan Vitamin C
Vitamin C, antioksidan kuat yang terkandung dalam daun singkong, berperan penting dalam menstimulasi produksi sel darah putih. Sel darah putih esensial untuk melawan infeksi bakteri dan virus. Asupan vitamin C yang cukup dapat memperpendek durasi dan mengurangi tingkat keparahan penyakit.
- Kehadiran Antioksidan
Daun singkong mengandung berbagai antioksidan selain vitamin C, seperti flavonoid dan polifenol. Antioksidan ini membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas dapat melemahkan sistem imun dan meningkatkan risiko penyakit kronis. Perlindungan dari antioksidan membantu menjaga sel imun berfungsi optimal.
- Kontribusi Vitamin A
Vitamin A, juga ditemukan dalam daun singkong, penting untuk menjaga kesehatan lapisan mukosa di saluran pernapasan dan pencernaan. Lapisan mukosa ini berfungsi sebagai penghalang fisik terhadap patogen. Kekurangan vitamin A dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.
- Peran Zat Besi
Zat besi, mineral penting yang ada dalam daun singkong, berperan dalam produksi sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, yang dapat melemahkan sistem imun dan meningkatkan risiko infeksi. Asupan zat besi yang cukup mendukung fungsi sel imun secara optimal.
- Efek Positif Serat
Serat dalam daun singkong mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Bakteri baik ini, yang dikenal sebagai probiotik, berperan penting dalam menjaga kesehatan sistem imun. Mereka membantu meningkatkan produksi antibodi dan mengurangi peradangan di usus, yang dapat mempengaruhi sistem imun secara keseluruhan.
Dengan kandungan nutrisi yang beragam, daun singkong dapat menjadi bagian dari diet yang mendukung peningkatan imunitas. Namun, perlu diingat pentingnya pengolahan yang tepat untuk mengurangi kadar sianida dan mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar sebagai bagian dari pola makan seimbang.
Melancarkan Pencernaan
Keteraturan fungsi pencernaan esensial bagi kesehatan secara menyeluruh. Proses yang efisien memungkinkan penyerapan nutrisi optimal dan pembuangan limbah yang efektif. Konsumsi daun singkong, sebagai bagian dari diet, dapat berkontribusi positif terhadap kelancaran sistem pencernaan.
- Kandungan Serat Tinggi
Daun singkong kaya akan serat, baik serat larut maupun tidak larut. Serat tidak larut meningkatkan volume tinja, memfasilitasi pergerakannya melalui usus dan mencegah sembelit. Serat larut membantu memperlambat penyerapan gula, menjaga kadar gula darah stabil dan memberikan rasa kenyang lebih lama.
- Stimulasi Peristaltik Usus
Serat dalam daun singkong merangsang gerakan peristaltik usus, yaitu kontraksi otot yang mendorong makanan melalui saluran pencernaan. Peristaltik yang efisien mencegah penumpukan makanan di usus, mengurangi risiko gangguan pencernaan seperti kembung dan sakit perut.
- Prebiotik Alami
Serat dalam daun singkong berfungsi sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik (probiotik) di usus. Pertumbuhan bakteri baik menyeimbangkan mikrobiota usus, meningkatkan kesehatan pencernaan dan sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan. Mikrobiota usus yang sehat berperan penting dalam penyerapan nutrisi dan pencegahan infeksi.
- Mengurangi Risiko Divertikulitis
Konsumsi serat yang cukup, seperti yang terdapat dalam daun singkong, dapat membantu mengurangi risiko divertikulitis, yaitu peradangan pada kantung-kantung kecil (divertikula) yang terbentuk di dinding usus besar. Serat membantu menjaga dinding usus tetap kuat dan elastis, mencegah pembentukan divertikula dan peradangan.
Dengan demikian, kandungan serat dalam daun singkong berperan signifikan dalam mendukung kelancaran pencernaan. Asupan teratur, sebagai bagian dari pola makan seimbang, dapat berkontribusi pada kesehatan saluran pencernaan dan kesejahteraan tubuh secara keseluruhan.
Sumber Antioksidan
Daun singkong dikenal sebagai sumber antioksidan yang potensial, sebuah aspek penting yang berkontribusi pada dampak positifnya bagi kesehatan. Keberadaan senyawa-senyawa ini berperan dalam melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang terkait dengan berbagai penyakit kronis.
- Perlindungan Seluler Melalui Flavonoid
Flavonoid, kelompok antioksidan yang melimpah dalam daun singkong, bekerja dengan menetralkan radikal bebas sebelum mereka dapat merusak sel-sel tubuh. Kerusakan seluler yang diakibatkan oleh radikal bebas dapat memicu proses penuaan dini dan meningkatkan risiko penyakit jantung, kanker, dan penyakit neurodegeneratif. Asupan flavonoid dari daun singkong membantu meminimalkan risiko ini.
- Peran Vitamin C dalam Menetralkan Radikal Bebas
Vitamin C, antioksidan larut air yang signifikan, juga terdapat dalam daun singkong. Vitamin ini efektif dalam menetralkan radikal bebas di dalam dan di luar sel, melindungi berbagai struktur tubuh dari kerusakan oksidatif. Konsumsi daun singkong dapat membantu memenuhi kebutuhan vitamin C harian, mendukung perlindungan antioksidan yang optimal.
- Kontribusi Polifenol terhadap Kesehatan Jangka Panjang
Polifenol, kelas antioksidan lain yang ditemukan dalam daun singkong, memiliki sifat anti-inflamasi dan antikanker. Senyawa ini dapat membantu mengurangi peradangan kronis dalam tubuh, yang merupakan faktor risiko utama bagi banyak penyakit. Asupan polifenol dari daun singkong dapat berkontribusi pada kesehatan jangka panjang dengan mengurangi risiko penyakit kronis.
- Efek Sinergis Antioksidan dalam Melawan Stres Oksidatif
Kombinasi berbagai antioksidan dalam daun singkong menciptakan efek sinergis, di mana mereka bekerja bersama untuk memberikan perlindungan yang lebih kuat terhadap stres oksidatif. Stres oksidatif terjadi ketika produksi radikal bebas melebihi kemampuan tubuh untuk menetralkannya. Dengan menyediakan berbagai jenis antioksidan, daun singkong membantu menjaga keseimbangan oksidatif dan melindungi sel-sel dari kerusakan.
Keberadaan berbagai antioksidan dalam daun singkong menjadikan tanaman ini sebagai sumber nutrisi yang berharga dalam mendukung kesehatan. Konsumsi teratur, sebagai bagian dari pola makan seimbang, dapat memberikan perlindungan signifikan terhadap kerusakan seluler dan mengurangi risiko penyakit kronis.
Menguatkan Tulang
Kesehatan tulang merupakan fondasi penting bagi kualitas hidup. Tulang yang kuat menopang tubuh, melindungi organ vital, dan memungkinkan pergerakan yang bebas. Konsumsi nutrisi yang tepat memainkan peran krusial dalam menjaga kepadatan dan kekuatan tulang sepanjang hidup. Daun singkong, dengan kandungan nutrisinya, berpotensi memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan tulang.
- Kalsium: Fondasi Mineral Tulang
Kalsium adalah mineral utama yang menyusun tulang dan gigi. Asupan kalsium yang cukup sangat penting untuk membangun dan mempertahankan kepadatan tulang. Daun singkong mengandung kalsium, meskipun jumlahnya bervariasi tergantung pada varietas dan kondisi pertumbuhan. Konsumsi daun singkong dapat membantu memenuhi sebagian kebutuhan kalsium harian, terutama bagi individu yang memiliki keterbatasan dalam mengonsumsi produk susu.
- Vitamin K: Regulasi Mineralisasi Tulang
Vitamin K berperan penting dalam proses mineralisasi tulang, yaitu proses pengendapan mineral, seperti kalsium, ke dalam matriks tulang. Vitamin K membantu mengaktifkan protein yang terlibat dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang. Daun singkong merupakan sumber vitamin K yang baik, sehingga konsumsinya dapat mendukung kesehatan tulang dengan meningkatkan mineralisasi dan kepadatan tulang.
- Magnesium: Kofaktor Penting untuk Metabolisme Tulang
Magnesium merupakan mineral yang terlibat dalam berbagai proses metabolisme tubuh, termasuk metabolisme tulang. Magnesium membantu mengatur penyerapan kalsium dan berperan dalam pembentukan matriks tulang. Kekurangan magnesium dapat mengganggu metabolisme tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis. Daun singkong mengandung magnesium, sehingga konsumsinya dapat membantu menjaga kesehatan tulang dengan memastikan ketersediaan magnesium yang cukup untuk metabolisme tulang yang optimal.
- Kalium: Menetralkan Asam dan Melindungi Tulang
Kalium membantu menjaga keseimbangan asam-basa dalam tubuh. Diet tinggi asam dapat meningkatkan pengeluaran kalsium dari tulang, yang dapat melemahkan tulang. Kalium dalam daun singkong dapat membantu menetralkan asam dan mengurangi pengeluaran kalsium dari tulang, sehingga melindungi kepadatan tulang.
Meskipun daun singkong mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan tulang, penting untuk diingat bahwa konsumsi daun singkong harus diimbangi dengan asupan nutrisi lain yang penting untuk kesehatan tulang, seperti vitamin D dan protein. Pola makan yang seimbang dan gaya hidup sehat, termasuk olahraga teratur, merupakan kunci utama untuk menjaga kesehatan tulang sepanjang hidup. Pengolahan daun singkong yang tepat juga penting untuk mengurangi kadar sianida sebelum dikonsumsi.
Mencegah Anemia
Kondisi kekurangan sel darah merah atau hemoglobin, dikenal sebagai anemia, dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, dan gangguan fungsi organ. Pemenuhan kebutuhan zat besi, nutrisi penting dalam pembentukan hemoglobin, merupakan kunci pencegahan anemia. Daun singkong, dengan kandungan nutrisinya, berperan dalam upaya pencegahan kondisi ini.
- Kandungan Zat Besi: Esensial untuk Produksi Hemoglobin
Zat besi merupakan komponen utama hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi mengakibatkan penurunan produksi hemoglobin, menyebabkan anemia defisiensi besi. Daun singkong mengandung zat besi, yang meskipun bukan sumber utama, dapat berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan zat besi harian. Asupan zat besi dari daun singkong, dikombinasikan dengan sumber lain, mendukung produksi hemoglobin yang optimal.
- Vitamin C: Meningkatkan Penyerapan Zat Besi
Vitamin C memainkan peran krusial dalam meningkatkan penyerapan zat besi non-heme, yaitu zat besi yang berasal dari sumber nabati seperti daun singkong. Vitamin C mengubah zat besi non-heme menjadi bentuk yang lebih mudah diserap oleh tubuh. Daun singkong mengandung vitamin C, sehingga membantu memaksimalkan penyerapan zat besi yang dikandungnya. Kombinasi zat besi dan vitamin C dalam daun singkong memberikan keuntungan ganda dalam pencegahan anemia.
- Folat: Penting untuk Pembentukan Sel Darah Merah
Folat, juga dikenal sebagai vitamin B9, penting untuk pembentukan dan pematangan sel darah merah. Kekurangan folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik, di mana sel darah merah menjadi lebih besar dari ukuran normal dan tidak berfungsi dengan baik. Daun singkong mengandung folat, meskipun dalam jumlah yang bervariasi. Asupan folat dari daun singkong, bersama dengan sumber lain, mendukung pembentukan sel darah merah yang sehat.
- Tembaga: Membantu Metabolisme Zat Besi
Tembaga merupakan mineral yang berperan dalam metabolisme zat besi, termasuk transport zat besi dan pembentukan hemoglobin. Kekurangan tembaga dapat mengganggu metabolisme zat besi dan menyebabkan anemia. Daun singkong mengandung tembaga, meskipun dalam jumlah kecil. Kehadiran tembaga mendukung penggunaan zat besi secara efisien dalam tubuh, membantu mencegah anemia.
Meskipun daun singkong mengandung nutrisi yang mendukung pencegahan anemia, perlu diingat bahwa jumlahnya mungkin tidak mencukupi untuk memenuhi seluruh kebutuhan harian. Penting untuk mengonsumsi daun singkong sebagai bagian dari diet seimbang yang kaya akan sumber zat besi, vitamin C, folat, dan nutrisi lainnya. Konsultasi dengan profesional kesehatan dianjurkan untuk menentukan kebutuhan nutrisi individu dan merencanakan diet yang optimal untuk mencegah anemia.
Menjaga Kesehatan Jantung
Fungsi organ vital ini sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi. Pemeliharaan kondisi optimal jantung membutuhkan diet yang kaya akan senyawa yang mendukung elastisitas pembuluh darah, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL). Konsumsi bagian tanaman umbi akar tertentu ini berpotensi berkontribusi dalam menjaga kesehatan jantung melalui beberapa mekanisme:
- Kalium: Regulasi Tekanan Darah. Kalium berperan penting dalam menjaga keseimbangan elektrolit dan membantu mengatur tekanan darah. Asupan kalium yang cukup membantu menetralkan efek natrium, mineral yang dapat meningkatkan tekanan darah. Bagian tanaman ini mengandung kalium, sehingga konsumsi moderat dapat mendukung tekanan darah yang sehat.
- Serat: Penurunan Kolesterol LDL. Serat larut, yang terdapat dalam bagian tanaman ini, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dengan mengikat kolesterol di saluran pencernaan dan mencegah penyerapannya ke dalam aliran darah. Penurunan kolesterol LDL mengurangi risiko pembentukan plak di arteri, kondisi yang dapat menyebabkan penyakit jantung.
- Antioksidan: Perlindungan Terhadap Kerusakan Oksidatif. Kandungan antioksidan, seperti flavonoid dan polifenol, membantu melindungi sel-sel jantung dan pembuluh darah dari kerusakan akibat radikal bebas. Kerusakan oksidatif dapat memicu peradangan dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Antioksidan menetralkan radikal bebas dan mengurangi peradangan, mendukung fungsi jantung yang sehat.
- Folat: Penurunan Homosistein. Folat berperan dalam metabolisme homosistein, asam amino yang kadar tinggi dalam darahnya dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Folat membantu mengubah homosistein menjadi senyawa yang tidak berbahaya, sehingga mengurangi risiko kerusakan pada pembuluh darah.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa konsumsi bagian tanaman ini saja tidak cukup untuk menjamin kesehatan jantung. Diet seimbang yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan sumber protein tanpa lemak, serta gaya hidup sehat dengan olahraga teratur dan menghindari rokok, merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan jantung secara keseluruhan. Konsultasi dengan profesional kesehatan dianjurkan untuk mendapatkan rekomendasi diet dan gaya hidup yang sesuai dengan kebutuhan individu.
Menurunkan Kolesterol
Kadar kolesterol yang terkendali krusial bagi kesehatan kardiovaskular. Peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) berkontribusi pada pembentukan plak di arteri, meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Konsumsi bagian tanaman umbi akar tertentu ini dapat berperan dalam membantu menurunkan kadar kolesterol melalui beberapa mekanisme yang saling terkait.
Kandungan serat, khususnya serat larut, menjadi faktor utama. Serat larut bekerja dengan mengikat asam empedu di saluran pencernaan. Asam empedu, yang diproduksi oleh hati dari kolesterol, diperlukan untuk mencerna lemak. Ketika serat larut mengikat asam empedu, tubuh terpaksa menggunakan lebih banyak kolesterol untuk memproduksi asam empedu baru, sehingga menurunkan kadar kolesterol LDL dalam darah.
Selain itu, senyawa-senyawa tertentu yang terdapat dalam bagian tanaman ini berpotensi menghambat penyerapan kolesterol di usus. Mekanisme ini mengurangi jumlah kolesterol yang masuk ke aliran darah, sehingga membantu menjaga kadar kolesterol tetap stabil. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengkarakterisasi senyawa-senyawa spesifik yang bertanggung jawab atas efek ini.
Efek positif pada kadar kolesterol merupakan salah satu aspek dari profil nutrisi bagian tanaman ini yang berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa konsumsi bagian tanaman ini harus diimbangi dengan diet rendah lemak jenuh dan kolesterol, serta gaya hidup sehat yang mencakup olahraga teratur. Kombinasi antara diet yang tepat dan gaya hidup sehat merupakan strategi terbaik untuk menjaga kadar kolesterol tetap terkendali dan mengurangi risiko penyakit jantung.
Tips untuk Mendapatkan Manfaat Optimal dari Pucuk Tanaman Umbi Akar
Pemanfaatan sumber nutrisi ini memerlukan perhatian khusus untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya. Berikut adalah beberapa panduan untuk memaksimalkan potensi positifnya bagi tubuh:
Tip 1: Pengolahan yang Tepat.
Kandungan sianida alami dalam bagian tanaman ini memerlukan perlakuan khusus sebelum dikonsumsi. Perebusan atau pengukusan menyeluruh merupakan langkah penting untuk mengurangi kadar senyawa tersebut. Pastikan proses pemasakan dilakukan hingga tekstur melunak dan tidak ada lagi aroma pahit yang menyengat.
Tip 2: Variasi dalam Menu.
Jangan menjadikan sumber nutrisi ini sebagai satu-satunya komponen makanan. Kombinasikan dengan berbagai sayuran, buah-buahan, protein, dan karbohidrat kompleks untuk memastikan asupan nutrisi yang seimbang. Variasi makanan mencegah kekurangan nutrisi tertentu dan memaksimalkan manfaat kesehatan secara keseluruhan.
Tip 3: Perhatikan Porsi Konsumsi.
Meskipun kaya nutrisi, konsumsi berlebihan dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Batasi asupan harian sesuai dengan rekomendasi ahli gizi atau profesional kesehatan. Perhatikan respon tubuh setelah mengonsumsi, dan hentikan jika timbul reaksi alergi atau gangguan pencernaan.
Tip 4: Kombinasikan dengan Sumber Zat Besi Lain.
Jika tujuan utama konsumsi adalah meningkatkan kadar zat besi, kombinasikan dengan sumber zat besi hewani atau suplemen zat besi yang direkomendasikan oleh dokter. Vitamin C juga membantu meningkatkan penyerapan zat besi dari sumber nabati.
Penerapan panduan ini memungkinkan pemanfaatan optimal potensi positif sumber nutrisi ini bagi kesehatan. Namun, konsultasi dengan profesional kesehatan tetap disarankan untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi individu.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Tinjauan terhadap literatur ilmiah menunjukkan adanya sejumlah studi yang meneliti efek konsumsi sayuran hijau tropis tertentu terhadap berbagai parameter kesehatan. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Food Composition and Analysis menganalisis kandungan nutrisi dari bagian tanaman umbi akar ini, menemukan konsentrasi signifikan vitamin, mineral, dan serat. Meskipun studi ini tidak secara langsung menguji dampak konsumsi terhadap manusia, data komposisi nutrisi memberikan dasar untuk memahami potensi manfaatnya.
Penelitian lain, dilakukan pada model hewan, meneliti efek ekstrak dari bagian tanaman tersebut terhadap kadar kolesterol. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) pada kelompok hewan yang diberi ekstrak, dibandingkan dengan kelompok kontrol. Namun, penting untuk dicatat bahwa hasil pada hewan tidak selalu dapat diekstrapolasi langsung ke manusia, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini pada manusia.
Sebuah studi kasus yang melibatkan kelompok kecil partisipan dengan anemia defisiensi besi meneliti dampak suplementasi dengan ekstrak dari bagian tanaman tersebut. Hasil awal menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin pada sebagian partisipan, tetapi ukuran sampel yang kecil dan kurangnya kelompok kontrol membatasi generalisasi hasil tersebut. Studi terkontrol dengan ukuran sampel yang lebih besar diperlukan untuk memvalidasi potensi suplementasi ini dalam mengatasi anemia.
Interpretasi bukti yang ada memerlukan kehati-hatian. Meskipun beberapa studi menunjukkan potensi manfaat, banyak penelitian yang masih bersifat pendahuluan dan memiliki keterbatasan metodologis. Studi terkontrol secara acak (RCT) dengan ukuran sampel yang lebih besar dan desain yang ketat diperlukan untuk memberikan bukti yang lebih kuat dan memungkinkan penarikan kesimpulan yang lebih definitif mengenai dampak konsumsi bagian tanaman ini terhadap kesehatan manusia.