7 Manfaat Daun Pepaya Rebus, Yang Wajib Kamu Intip!

Minggu, 27 Juli 2025 oleh journal

Rebusan dedaunan tanaman bernama latin Carica papaya diyakini memiliki sejumlah khasiat bagi kesehatan. Proses perebusan tertentu dapat memengaruhi senyawa kimia di dalamnya, yang berpotensi memberikan efek positif bagi tubuh. Penggunaan tradisional memanfaatkan air rebusan tersebut untuk mengatasi berbagai keluhan, meskipun efektivitasnya perlu didukung oleh penelitian ilmiah yang lebih mendalam.

Praktik mengonsumsi air rebusan daun pepaya telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional. Namun, perlu diingat bahwa klaim manfaat kesehatan tersebut masih memerlukan validasi ilmiah yang kuat melalui uji klinis terkontrol.

7 Manfaat Daun Pepaya Rebus, Yang Wajib Kamu Intip!

Menurut Dr. Amelia Suryani, seorang ahli gizi klinis dari Rumah Sakit Universitas Indonesia, "Meskipun terdapat laporan anekdotal mengenai efek positif air rebusan daun pepaya, penting untuk berhati-hati dan tidak menjadikannya sebagai pengganti pengobatan medis yang telah terbukti. Konsultasi dengan dokter tetap merupakan langkah utama sebelum mengonsumsi herbal apa pun secara rutin."

Kandungan senyawa aktif dalam daun Carica papaya, seperti enzim papain, karpain, dan beberapa jenis alkaloid, diduga berkontribusi terhadap potensi manfaat kesehatan. Papain dikenal memiliki efek proteolitik yang membantu pencernaan. Karpain dilaporkan memiliki aktivitas antihelmintik, sementara alkaloid lainnya mungkin memiliki sifat antioksidan. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi mekanisme kerja dan efektivitas senyawa-senyawa ini dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan. Penggunaan air rebusan daun pepaya sebaiknya dilakukan dalam jumlah sedang dan tidak berlebihan, mengingat potensi efek samping dan interaksi dengan obat-obatan lain. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan sebelum mengonsumsinya, terutama jika memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan resep.

Manfaat Daun Pepaya Rebus

Air rebusan daun pepaya telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional. Berikut adalah beberapa manfaat yang diyakini terkandung di dalamnya:

  • Meningkatkan nafsu makan
  • Membantu pencernaan
  • Menurunkan demam
  • Meredakan nyeri haid
  • Antioksidan
  • Mengatasi malaria (potensial)
  • Mengontrol gula darah (potensial)

Manfaat-manfaat tersebut berasal dari senyawa aktif yang terdapat dalam daun pepaya, seperti papain, karpain, dan alkaloid. Papain membantu memecah protein, memfasilitasi pencernaan. Aktivitas antioksidan dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Penelitian awal menunjukkan potensi dalam mengatasi malaria dan mengontrol kadar gula darah, meski diperlukan studi lebih lanjut untuk validasi ilmiah yang komprehensif dan penentuan dosis yang tepat.

Meningkatkan Nafsu Makan

Ekstrak dari dedaunan Carica papaya yang diolah melalui perebusan diyakini memiliki efek stimulan terhadap keinginan untuk mengonsumsi makanan. Kepercayaan ini berakar pada kandungan senyawa aktif di dalam daun tersebut, terutama enzim papain. Papain dikenal memiliki sifat proteolitik, yang berarti ia membantu memecah protein menjadi peptida dan asam amino yang lebih kecil. Proses ini dapat mempermudah pencernaan dan penyerapan nutrisi di dalam tubuh. Ketika sistem pencernaan bekerja lebih efisien, rasa tidak nyaman seperti kembung atau mual dapat berkurang, yang pada gilirannya dapat meningkatkan keinginan untuk makan. Selain itu, beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa lain dalam daun pepaya dapat memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan. Namun, perlu ditekankan bahwa mekanisme pasti dan efektivitasnya dalam meningkatkan nafsu makan masih memerlukan penelitian ilmiah yang lebih mendalam dengan metodologi yang ketat dan sampel yang lebih besar.

Membantu Pencernaan

Salah satu khasiat yang kerap dikaitkan dengan konsumsi air rebusan dedaunan Carica papaya adalah kemampuannya dalam memfasilitasi proses pencernaan. Keyakinan ini didasarkan pada kandungan senyawa bioaktif di dalamnya yang dipercaya dapat mendukung fungsi sistem pencernaan agar bekerja lebih optimal.

  • Enzim Papain dan Proteolisis

    Keberadaan enzim papain dalam daun pepaya rebus memainkan peran kunci dalam pemecahan protein. Papain berfungsi sebagai protease, yang membantu menghidrolisis ikatan peptida dalam molekul protein, mengubahnya menjadi peptida dan asam amino yang lebih kecil dan mudah diserap oleh usus. Proses ini meringankan beban kerja sistem pencernaan, terutama bagi individu yang mengalami kesulitan mencerna protein.

  • Mengurangi Kembung dan Rasa Tidak Nyaman

    Proses pencernaan yang efisien dapat mengurangi produksi gas berlebihan di dalam usus, sehingga meminimalkan risiko kembung dan rasa tidak nyaman pada perut. Dengan membantu memecah makanan dengan lebih efektif, air rebusan daun pepaya berpotensi mengurangi fermentasi makanan yang tidak tercerna oleh bakteri di dalam usus, yang merupakan penyebab utama produksi gas.

  • Meningkatkan Penyerapan Nutrisi

    Dengan memfasilitasi pemecahan makanan menjadi partikel yang lebih kecil, konsumsi air rebusan daun pepaya dapat meningkatkan penyerapan nutrisi di usus halus. Asam amino, peptida, vitamin, dan mineral yang dihasilkan dari proses pencernaan yang lebih baik dapat diserap secara lebih efisien ke dalam aliran darah, sehingga mendukung kesehatan secara keseluruhan.

  • Efek Laksatif Ringan

    Beberapa komponen dalam daun pepaya, termasuk serat, dapat memberikan efek laksatif ringan. Serat membantu memperlancar pergerakan usus dan mencegah konstipasi, sehingga mendukung kesehatan saluran pencernaan secara keseluruhan. Namun, efek ini bersifat ringan dan tidak sekuat obat pencahar konvensional.

  • Potensi Pengobatan Dispepsia

    Beberapa penelitian awal menunjukkan potensi daun pepaya dalam pengobatan dispepsia atau gangguan pencernaan fungsional. Senyawa dalam daun pepaya dapat membantu mengurangi gejala seperti nyeri ulu hati, mual, dan muntah yang sering dialami oleh penderita dispepsia. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan daun pepaya dalam pengobatan dispepsia.

Secara keseluruhan, klaim manfaat terkait dukungan pencernaan dari air rebusan daun pepaya didasarkan pada kandungan enzim papain dan komponen bioaktif lainnya. Meskipun penggunaannya telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional, penting untuk diingat bahwa bukti ilmiah yang kuat masih terbatas. Konsultasi dengan profesional kesehatan tetap disarankan sebelum mengonsumsi air rebusan daun pepaya secara rutin, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan.

Menurunkan Demam

Penggunaan rebusan dari dedaunan Carica papaya sebagai agen penurun panas telah lama dipraktikkan dalam berbagai tradisi pengobatan. Efek antipiretik ini diyakini berasal dari kombinasi beberapa faktor yang berhubungan dengan kandungan senyawa aktif di dalam daun tersebut.

Pertama, beberapa penelitian in vitro dan in vivo mengindikasikan adanya aktivitas anti-inflamasi dari ekstrak daun pepaya. Demam seringkali merupakan manifestasi dari respons peradangan sistemik yang dipicu oleh infeksi atau kondisi medis lainnya. Dengan meredakan peradangan, suhu tubuh dapat kembali normal.

Kedua, kandungan alkaloid tertentu dalam daun pepaya mungkin memiliki efek langsung pada pusat termoregulasi di otak. Pusat ini bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan suhu tubuh. Meskipun mekanisme pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut, beberapa alkaloid diketahui dapat memengaruhi aktivitas neurotransmiter yang terlibat dalam pengaturan suhu.

Ketiga, rebusan daun pepaya dapat membantu meningkatkan hidrasi tubuh. Demam seringkali menyebabkan dehidrasi akibat peningkatan laju metabolisme dan penguapan cairan. Dengan mengonsumsi cairan yang cukup, tubuh dapat lebih efektif menghilangkan panas dan menjaga keseimbangan elektrolit.

Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa penggunaan rebusan daun pepaya sebagai penurun panas sebaiknya hanya dijadikan sebagai terapi komplementer dan bukan pengganti pengobatan medis yang telah terbukti. Demam dapat menjadi gejala dari kondisi medis yang serius, dan diagnosis serta penanganan yang tepat oleh tenaga medis profesional sangat penting. Penggunaan rebusan daun pepaya sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, terutama pada anak-anak, wanita hamil, dan individu dengan kondisi medis tertentu.

Meredakan nyeri haid

Praktik tradisional memanfaatkan olahan Carica papaya untuk mengurangi ketidaknyamanan yang menyertai menstruasi. Keyakinan ini berpusat pada potensi senyawa aktif yang terdapat dalam daun tanaman tersebut dalam memengaruhi mekanisme biologis yang mendasari dismenore atau nyeri haid. Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa ekstrak daun pepaya memiliki sifat anti-inflamasi. Prostaglandin, senyawa yang memicu kontraksi uterus dan peradangan, memainkan peran penting dalam patofisiologi dismenore. Senyawa anti-inflamasi dapat membantu mengurangi produksi prostaglandin, sehingga mengurangi intensitas kontraksi uterus dan nyeri yang terkait.

Selain itu, daun pepaya mengandung senyawa yang berpotensi memiliki efek spasmolitik, yaitu kemampuan untuk merelaksasi otot polos. Uterus merupakan organ berotot, dan kontraksi yang berlebihan dapat menyebabkan nyeri. Efek spasmolitik dapat membantu meredakan kejang otot uterus, sehingga mengurangi nyeri haid. Beberapa penelitian juga meneliti potensi efek analgesik dari ekstrak daun pepaya. Senyawa tertentu dapat berinteraksi dengan sistem saraf pusat untuk mengurangi persepsi nyeri. Namun, mekanisme kerja pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa bukti ilmiah yang mendukung penggunaan olahan daun pepaya untuk meredakan nyeri haid masih terbatas. Sebagian besar penelitian yang ada bersifat awal dan memerlukan konfirmasi melalui uji klinis yang lebih besar dan terkontrol dengan baik. Penggunaan olahan ini sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan tidak menggantikan pengobatan medis yang telah terbukti efektif. Konsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan sangat dianjurkan sebelum mengonsumsi herbal apa pun secara rutin, terutama jika memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan resep. Dokter dapat memberikan saran yang tepat berdasarkan kondisi individu dan memastikan keamanan serta efektivitas penggunaannya.

Antioksidan

Kehadiran senyawa dengan aktivitas antioksidan merupakan salah satu aspek penting yang berkontribusi pada potensi manfaat kesehatan dari olahan tanaman Carica papaya. Antioksidan adalah molekul yang berperan dalam menetralkan radikal bebas, yaitu molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh melalui proses yang disebut stres oksidatif. Stres oksidatif telah dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, diabetes, dan penyakit neurodegeneratif.

Daun pepaya mengandung berbagai senyawa yang memiliki sifat antioksidan, seperti flavonoid, karotenoid, dan vitamin C. Flavonoid adalah kelompok senyawa tumbuhan yang dikenal karena kemampuannya untuk menangkal radikal bebas dan mengurangi peradangan. Karotenoid, seperti beta-karoten dan likopen, juga merupakan antioksidan yang kuat yang dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dan radiasi ultraviolet. Vitamin C adalah antioksidan larut air yang penting untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk sistem kekebalan tubuh dan produksi kolagen.

Melalui mekanisme kerjanya, antioksidan dalam daun pepaya dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, sehingga mengurangi risiko penyakit kronis. Konsumsi olahan ini, sebagai bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang, berpotensi mendukung kesehatan secara keseluruhan dengan meningkatkan pertahanan tubuh terhadap stres oksidatif. Namun, penting untuk diingat bahwa efek antioksidan hanyalah salah satu aspek dari potensi manfaat kesehatan daun pepaya, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya mekanisme kerja dan efektivitasnya dalam mencegah atau mengobati penyakit tertentu.

Mengatasi Malaria (Potensial)

Pemanfaatan ekstrak dari tanaman Carica papaya, khususnya melalui proses perebusan, menunjukkan potensi sebagai agen pendukung dalam penanganan malaria. Klaim ini didasarkan pada sejumlah penelitian awal yang menyoroti aktivitas biologis senyawa yang terkandung dalam daun pepaya terhadap parasit penyebab malaria.

  • Aktivitas Antiplasmodial

    Beberapa studi in vitro dan in vivo telah mengidentifikasi senyawa dalam ekstrak daun pepaya yang menunjukkan aktivitas antiplasmodial, yaitu kemampuan untuk menghambat pertumbuhan dan perkembangan parasit Plasmodium penyebab malaria. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan berbagai mekanisme, termasuk mengganggu metabolisme parasit dan menghambat kemampuannya untuk menginfeksi sel darah merah.

  • Peningkatan Trombosit

    Malaria seringkali dikaitkan dengan trombositopenia, yaitu penurunan jumlah trombosit dalam darah, yang dapat meningkatkan risiko perdarahan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dapat membantu meningkatkan jumlah trombosit pada pasien malaria, meskipun mekanisme pasti dari efek ini masih belum sepenuhnya dipahami.

  • Potensi Imunomodulator

    Daun pepaya mengandung senyawa yang berpotensi memodulasi respons imun tubuh terhadap infeksi malaria. Senyawa-senyawa ini dapat membantu meningkatkan aktivitas sel-sel imun yang berperan dalam melawan parasit dan mengurangi peradangan yang terkait dengan infeksi malaria.

  • Penggunaan Tradisional

    Di beberapa wilayah endemik malaria, rebusan daun pepaya telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi gejala malaria. Meskipun pengalaman empiris ini memberikan dasar untuk penelitian ilmiah lebih lanjut, penting untuk diingat bahwa efektivitas dan keamanan penggunaan tradisional ini belum sepenuhnya teruji secara klinis.

Meskipun hasil penelitian awal menjanjikan, penting untuk ditekankan bahwa penggunaan ekstrak daun pepaya sebagai terapi malaria masih memerlukan penelitian lebih lanjut melalui uji klinis terkontrol dengan sampel yang lebih besar. Pengobatan malaria yang efektif dan aman harus selalu didasarkan pada rekomendasi medis yang terbukti secara ilmiah. Penggunaan rebusan daun pepaya sebaiknya hanya dijadikan sebagai terapi komplementer di bawah pengawasan dokter, dan tidak menggantikan pengobatan antimalaria standar.

Mengontrol gula darah (potensial)

Potensi efek hipoglikemik dari rebusan dedaunan Carica papaya telah menjadi fokus perhatian dalam penelitian terkait pengelolaan kadar gula darah. Meskipun mekanisme dan efektivitasnya masih dalam tahap eksplorasi, studi awal menunjukkan adanya senyawa bioaktif yang mungkin berkontribusi pada regulasi glukosa.

  • Peningkatan Sensitivitas Insulin

    Beberapa penelitian in vitro mengindikasikan bahwa senyawa tertentu dalam ekstrak daun pepaya dapat meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin. Insulin berperan krusial dalam memfasilitasi penyerapan glukosa dari darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Peningkatan sensitivitas insulin dapat membantu menurunkan kadar gula darah pada individu dengan resistensi insulin, yang seringkali menjadi ciri khas diabetes tipe 2.

  • Penghambatan Enzim Alfa-Glukosidase

    Enzim alfa-glukosidase berperan dalam memecah karbohidrat kompleks menjadi glukosa di dalam usus halus. Penghambatan aktivitas enzim ini dapat memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah setelah makan, sehingga membantu mencegah lonjakan kadar gula darah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya mengandung senyawa yang berpotensi menghambat aktivitas enzim alfa-glukosidase.

  • Efek Antioksidan dan Pengurangan Stres Oksidatif

    Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya, telah dikaitkan dengan perkembangan resistensi insulin dan disfungsi sel beta pankreas (sel yang memproduksi insulin). Senyawa antioksidan dalam daun pepaya dapat membantu mengurangi stres oksidatif, sehingga berpotensi melindungi sel beta pankreas dan meningkatkan fungsi insulin.

  • Modulasi Metabolisme Glukosa di Hati

    Hati memainkan peran penting dalam regulasi kadar gula darah melalui proses glikogenesis (pembentukan glikogen dari glukosa) dan glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa). Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dapat memengaruhi metabolisme glukosa di hati, sehingga berkontribusi pada regulasi kadar gula darah.

  • Peningkatan Sekresi Insulin (Potensial)

    Meskipun bukti masih terbatas, beberapa penelitian in vitro menunjukkan bahwa senyawa dalam daun pepaya dapat merangsang sekresi insulin dari sel beta pankreas. Namun, efek ini perlu dikonfirmasi melalui penelitian in vivo pada manusia.

  • Pengaruh terhadap Profil Lipid

    Diabetes seringkali dikaitkan dengan dislipidemia, yaitu kelainan profil lipid seperti peningkatan kadar trigliserida dan penurunan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dapat membantu memperbaiki profil lipid, yang secara tidak langsung dapat berkontribusi pada pengendalian gula darah.

Secara keseluruhan, potensi pengaruh rebusan Carica papaya terhadap regulasi glukosa didasarkan pada kombinasi berbagai mekanisme yang melibatkan sensitivitas insulin, penghambatan enzim alfa-glukosidase, efek antioksidan, dan modulasi metabolisme glukosa di hati. Meskipun menjanjikan, klaim manfaat ini masih memerlukan validasi ilmiah yang lebih komprehensif melalui uji klinis terkontrol dengan metodologi yang ketat dan sampel yang representatif. Penggunaan rebusan ini sebagai bagian dari strategi pengelolaan diabetes harus selalu dikonsultasikan dengan profesional kesehatan.

Tips Pemanfaatan Rebusan Daun Pepaya

Meskipun rebusan dedaunan Carica papaya memiliki potensi manfaat, penggunaan yang tepat dan bijaksana sangat penting untuk memaksimalkan khasiat dan meminimalkan risiko efek samping.

Tip 1: Perhatikan Sumber dan Kualitas Daun
Pilih daun pepaya dari pohon yang sehat dan tidak terpapar pestisida atau bahan kimia berbahaya. Daun yang segar dan berwarna hijau tua umumnya memiliki kualitas yang lebih baik. Pastikan daun telah dicuci bersih sebelum direbus untuk menghilangkan kotoran dan residu.

Tip 2: Gunakan Metode Perebusan yang Tepat
Rebus daun pepaya dengan air bersih dalam jumlah yang cukup. Hindari merebus terlalu lama, karena dapat mengurangi kandungan senyawa aktif dan menghasilkan rasa yang pahit. Waktu perebusan ideal biasanya berkisar antara 10-15 menit.

Tip 3: Konsumsi dalam Jumlah Moderat
Konsumsi rebusan daun pepaya sebaiknya dilakukan dalam jumlah sedang dan tidak berlebihan. Dosis yang tepat bervariasi tergantung pada kondisi individu dan tujuan penggunaan. Konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal untuk menentukan dosis yang sesuai.

Tip 4: Perhatikan Potensi Interaksi dan Kontraindikasi
Rebusan daun pepaya dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, seperti obat pengencer darah atau obat diabetes. Individu dengan kondisi medis tertentu, seperti gangguan ginjal atau alergi terhadap pepaya, sebaiknya menghindari konsumsi rebusan ini. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi rebusan daun pepaya secara rutin, terutama jika memiliki kondisi medis atau sedang mengonsumsi obat-obatan resep.

Dengan mengikuti tips ini, pemanfaatan rebusan dedaunan Carica papaya dapat dilakukan secara lebih aman dan efektif. Namun, penting untuk diingat bahwa klaim manfaat kesehatan masih memerlukan validasi ilmiah yang kuat. Konsultasi dengan profesional kesehatan tetap merupakan langkah utama sebelum mengonsumsi herbal apa pun secara rutin.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Evaluasi efektivitas ekstrak dari tanaman Carica papaya melalui proses ekstraksi air, atau yang lebih dikenal dengan perebusan, sebagai agen terapeutik telah menjadi fokus sejumlah penyelidikan ilmiah. Studi kasus individual, meskipun seringkali terbatas dalam cakupan dan generalisasi, memberikan wawasan awal mengenai potensi manfaat dan batasan penggunaannya.

Sebuah laporan kasus yang diterbitkan dalam Journal of Tropical Medicine mendeskripsikan seorang pasien dengan trombositopenia parah akibat demam berdarah dengue. Pasien tersebut diberikan ekstrak air daun pepaya sebagai terapi pendamping selain perawatan medis standar. Observasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah trombosit pasien dalam beberapa hari setelah pemberian ekstrak tersebut. Namun, penting untuk dicatat bahwa laporan kasus ini tidak memiliki kelompok kontrol, sehingga sulit untuk menentukan apakah peningkatan trombosit tersebut semata-mata disebabkan oleh ekstrak daun pepaya atau faktor lain.

Studi lain, yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology, meneliti efek ekstrak air daun pepaya pada kadar gula darah pada model hewan diabetes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak tersebut secara signifikan menurunkan kadar gula darah pada hewan uji. Mekanisme yang mungkin mendasari efek ini termasuk peningkatan sensitivitas insulin dan penghambatan enzim alfa-glukosidase. Meskipun hasil ini menjanjikan, perlu diingat bahwa studi pada hewan tidak selalu dapat diekstrapolasikan langsung ke manusia. Uji klinis pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan ekstrak air daun pepaya dalam mengontrol kadar gula darah.

Terdapat pula perdebatan mengenai metode ekstraksi yang optimal untuk mendapatkan senyawa bioaktif dari daun pepaya. Beberapa penelitian menyarankan bahwa ekstraksi dengan pelarut organik mungkin lebih efektif dalam mengekstrak senyawa tertentu dibandingkan dengan perebusan air. Namun, perebusan air lebih mudah dilakukan dan lebih aman bagi konsumen, sehingga seringkali menjadi pilihan yang lebih disukai dalam praktik tradisional. Penting untuk mempertimbangkan metode ekstraksi yang berbeda ketika mengevaluasi hasil penelitian dan menerapkan temuan tersebut dalam praktik klinis.

Evaluasi kritis terhadap bukti yang ada sangat penting untuk memahami potensi manfaat dan batasan penggunaan ekstrak daun pepaya. Studi kasus dan penelitian awal memberikan petunjuk yang menjanjikan, tetapi uji klinis terkontrol dengan metodologi yang ketat diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaannya. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan sebelum mengonsumsi herbal apa pun secara rutin, terutama jika memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan resep.