7 Manfaat Daun Jelatang, Khasiatnya yang Wajib Kamu Ketahui!
Senin, 16 Juni 2025 oleh journal
Ekstrak dari tumbuhan dengan ciri khas bulu halus yang menyebabkan gatal ini memiliki beragam kegunaan. Senyawa aktif di dalamnya dipercaya memberikan efek positif bagi kesehatan, mulai dari meredakan peradangan sendi hingga membantu mengatasi masalah kulit. Penggunaan tradisionalnya telah lama dikenal, dan penelitian modern terus menggali potensi terapetiknya.
"Meskipun menjanjikan, bukti ilmiah yang mendukung sepenuhnya khasiat tumbuhan ini masih terbatas. Penggunaannya sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan tenaga medis, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain," ujar Dr. Amelia Sari, seorang ahli herbal dari Rumah Sakit Universitas Indonesia.
Dr. Sari menambahkan, "Potensi alergi juga perlu diperhatikan. Selalu lakukan uji coba pada area kecil kulit sebelum penggunaan yang lebih luas."
Tumbuhan ini mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, asam fenolik, dan histamin yang diduga berkontribusi pada efek anti-inflamasi dan antioksidan. Secara tradisional, digunakan untuk mengatasi nyeri sendi, alergi, dan masalah kemih. Penelitian awal menunjukkan potensi dalam meredakan gejala benign prostatic hyperplasia (BPH). Konsumsi dapat dilakukan dalam bentuk teh, kapsul, atau ekstrak, namun dosis yang tepat perlu disesuaikan dengan kondisi individu dan rekomendasi profesional kesehatan.
Manfaat Daun Jelatang
Daun jelatang, dikenal dengan kandungan nutrisi dan senyawa aktifnya, menawarkan berbagai potensi manfaat bagi kesehatan. Berikut adalah beberapa khasiat utamanya:
- Mengurangi peradangan.
- Meredakan nyeri sendi.
- Mendukung kesehatan prostat.
- Menstabilkan gula darah.
- Meningkatkan imunitas.
- Mempercepat penyembuhan luka.
- Menyehatkan kulit.
Khasiat daun jelatang berasal dari kombinasi senyawa aktif seperti flavonoid, vitamin, dan mineral. Sebagai contoh, kemampuannya mengurangi peradangan dapat membantu meringankan gejala arthritis. Pengaruhnya pada kesehatan prostat, khususnya pada kasus BPH, menjadi area penelitian yang menjanjikan. Meski demikian, konsultasi dengan profesional kesehatan tetap diperlukan sebelum mengintegrasikannya ke dalam rutinitas kesehatan.
Mengurangi peradangan.
Kemampuan tumbuhan ini dalam meredakan peradangan merupakan salah satu aspek penting dari potensi kegunaannya. Peradangan kronis merupakan faktor kunci dalam berbagai penyakit, termasuk arthritis, penyakit jantung, dan bahkan beberapa jenis kanker. Senyawa-senyawa aktif yang terdapat di dalamnya, seperti flavonoid dan asam fenolik, memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu menekan respons inflamasi tubuh. Mekanisme kerjanya melibatkan penghambatan produksi sitokin pro-inflamasi, yaitu molekul-molekul yang berperan dalam memicu dan memperkuat proses peradangan. Dengan mengurangi kadar sitokin tersebut, tumbuhan ini dapat membantu meredakan gejala peradangan dan melindungi tubuh dari kerusakan lebih lanjut. Penelitian lebih lanjut terus dilakukan untuk memahami secara lebih mendalam bagaimana komponen-komponennya bekerja pada tingkat molekuler dalam melawan peradangan.
Meredakan nyeri sendi.
Kemampuan tumbuhan Urtica dioica dalam mengurangi rasa sakit pada persendian berkontribusi signifikan terhadap profil manfaatnya secara keseluruhan. Nyeri sendi, seringkali diakibatkan oleh peradangan kronis seperti pada osteoarthritis dan rheumatoid arthritis, dapat sangat mengganggu kualitas hidup. Kandungan anti-inflamasi dalam ekstrak tumbuhan ini, terutama flavonoid dan asam fenolik, diduga berperan dalam mengurangi peradangan di sekitar sendi, sehingga meringankan rasa sakit. Selain itu, beberapa penelitian mengindikasikan bahwa senyawa-senyawa tertentu dapat memengaruhi persepsi nyeri dengan berinteraksi dengan jalur saraf yang terlibat dalam transmisi sinyal nyeri. Meskipun mekanisme pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut, bukti yang ada menunjukkan potensi ekstrak tersebut sebagai terapi komplementer untuk mengatasi nyeri sendi, terutama dalam kombinasi dengan perawatan medis konvensional. Penting untuk dicatat bahwa efektivitas dan keamanan penggunaannya dapat bervariasi antar individu, dan konsultasi dengan profesional kesehatan sangat disarankan sebelum menggunakannya sebagai bagian dari rencana perawatan.
Mendukung kesehatan prostat.
Kesehatan prostat menjadi perhatian utama bagi pria seiring bertambahnya usia. Potensi tumbuhan Urtica dioica dalam mendukung fungsi prostat yang optimal menjadi area penelitian yang menarik, khususnya terkait kondisi seperti benign prostatic hyperplasia (BPH).
- Inhibisi 5-alpha reductase
Tumbuhan ini mengandung senyawa yang diduga dapat menghambat enzim 5-alpha reductase. Enzim ini berperan dalam konversi testosteron menjadi dihidrotestosteron (DHT), hormon yang dapat memicu pertumbuhan prostat. Dengan menghambat enzim ini, diharapkan ukuran prostat dapat dijaga agar tidak membesar secara berlebihan, mengurangi gejala BPH seperti kesulitan buang air kecil.
- Efek Anti-Inflamasi pada Prostat
Peradangan kronis seringkali menyertai BPH. Senyawa anti-inflamasi yang terdapat dalam ekstrak tumbuhan ini dapat membantu mengurangi peradangan pada prostat, sehingga meringankan gejala yang terkait dengan pembengkakan. Pengurangan peradangan ini dapat meningkatkan aliran urin dan mengurangi frekuensi buang air kecil di malam hari.
- Potensi Relaksasi Otot Polos
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam tumbuhan ini dapat membantu merelaksasi otot polos di sekitar prostat dan kandung kemih. Relaksasi otot ini dapat meningkatkan kemampuan kandung kemih untuk mengosongkan diri sepenuhnya, mengurangi residu urin dan frekuensi buang air kecil.
- Pengurangan Gejala BPH
Studi klinis terbatas menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak tumbuhan ini dapat membantu mengurangi gejala BPH seperti nokturia (sering buang air kecil di malam hari), kesulitan memulai buang air kecil, dan aliran urin yang lemah. Meskipun menjanjikan, diperlukan penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih besar untuk mengkonfirmasi efektivitasnya secara pasti.
- Kombinasi dengan Saw Palmetto
Seringkali, ekstrak tumbuhan ini dikombinasikan dengan saw palmetto dalam suplemen prostat. Kombinasi ini dipercaya memberikan efek sinergis, meningkatkan efektivitas dalam mengurangi gejala BPH dibandingkan penggunaan salah satu bahan secara tunggal. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi klaim ini.
- Efek Samping yang Perlu Diperhatikan
Meskipun umumnya dianggap aman, konsumsi ekstrak tumbuhan ini dapat menyebabkan efek samping ringan seperti gangguan pencernaan. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya, terutama bagi individu yang memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain, untuk memastikan keamanannya dan menghindari interaksi obat yang merugikan.
Potensi dukungan terhadap kesehatan prostat menjadi salah satu alasan mengapa tumbuhan Urtica dioica dihargai dalam pengobatan tradisional. Meskipun penelitian modern terus mengungkap mekanisme kerjanya, penting untuk diingat bahwa penggunaannya harus dilakukan dengan bijak dan di bawah pengawasan profesional kesehatan.
Menstabilkan gula darah.
Regulasi kadar glukosa dalam darah memiliki implikasi signifikan terhadap kesehatan metabolik secara keseluruhan. Potensi tumbuhan Urtica dioica dalam memengaruhi metabolisme glukosa menjadi area penelitian yang menarik, terutama bagi individu dengan risiko atau telah terdiagnosis diabetes.
- Peningkatan Sensitivitas Insulin
Beberapa penelitian in vitro dan pada hewan menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam tumbuhan ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Insulin adalah hormon yang berperan penting dalam memungkinkan sel-sel tubuh menyerap glukosa dari darah. Dengan meningkatkan sensitivitas insulin, sel-sel tubuh menjadi lebih responsif terhadap insulin, sehingga lebih efisien dalam menyerap glukosa dan menurunkan kadar glukosa darah. Contohnya, individu dengan resistensi insulin dapat memperoleh manfaat dari efek ini, meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.
- Penghambatan Absorbsi Glukosa di Usus
Beberapa komponen dalam tumbuhan ini diduga dapat menghambat penyerapan glukosa di usus. Penghambatan ini dapat memperlambat laju glukosa masuk ke dalam aliran darah setelah makan, mencegah lonjakan kadar glukosa darah yang tiba-tiba. Mekanisme kerjanya melibatkan interaksi dengan enzim yang terlibat dalam pencernaan karbohidrat, atau dengan transporter glukosa di dinding usus. Efek ini dapat membantu menjaga kadar glukosa darah lebih stabil sepanjang hari.
- Efek Antioksidan dan Perlindungan Sel Beta Pankreas
Kandungan antioksidan yang tinggi dalam tumbuhan ini dapat memberikan perlindungan terhadap sel beta pankreas, sel-sel yang bertanggung jawab untuk memproduksi insulin. Stres oksidatif dapat merusak sel beta, mengurangi kemampuan mereka untuk memproduksi insulin yang cukup. Dengan melindungi sel beta dari kerusakan oksidatif, tumbuhan ini dapat membantu menjaga fungsi pankreas dan produksi insulin yang optimal. Perlindungan ini sangat penting dalam mencegah perkembangan diabetes tipe 2.
- Pengaturan Metabolisme Karbohidrat
Selain efek langsung pada insulin dan penyerapan glukosa, tumbuhan ini juga dapat memengaruhi metabolisme karbohidrat secara lebih luas. Beberapa penelitian menunjukkan potensi dalam memodulasi enzim-enzim kunci yang terlibat dalam glikolisis (pemecahan glukosa) dan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru). Dengan mengatur jalur-jalur metabolik ini, tumbuhan ini dapat membantu menjaga keseimbangan glukosa dalam tubuh dan mencegah fluktuasi kadar glukosa darah yang berlebihan.
Meskipun penelitian awal menunjukkan potensi positif dalam stabilisasi kadar glukosa darah, penting untuk dicatat bahwa tumbuhan Urtica dioica tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan diabetes konvensional. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi tetap diperlukan untuk menentukan rencana perawatan yang tepat, termasuk diet, olahraga, dan pengobatan yang sesuai. Penggunaan tumbuhan ini sebagai terapi komplementer harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan.
Meningkatkan imunitas.
Kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit sangat penting bagi kesehatan secara keseluruhan. Tumbuhan Urtica dioica memiliki potensi untuk mendukung fungsi imun yang optimal, menjadikannya area penelitian yang relevan.
- Stimulasi Sel-Sel Imun
Ekstrak tumbuhan ini diduga dapat merangsang aktivitas sel-sel imun, seperti sel T dan sel NK (Natural Killer). Sel T berperan dalam respons imun adaptif, sementara sel NK bertanggung jawab untuk menghancurkan sel-sel yang terinfeksi virus atau sel kanker. Stimulasi sel-sel ini dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk merespons ancaman patogen dengan lebih efektif. Sebagai contoh, peningkatan aktivitas sel NK dapat membantu tubuh melawan infeksi virus influenza.
- Modulasi Sitokin
Sitokin adalah molekul-molekul sinyal yang berperan penting dalam mengatur respons imun. Tumbuhan ini dapat memodulasi produksi sitokin, memastikan respons imun yang seimbang dan terkontrol. Respons imun yang berlebihan dapat menyebabkan peradangan kronis, sementara respons imun yang lemah dapat membuat tubuh rentan terhadap infeksi. Modulasi sitokin oleh tumbuhan ini dapat membantu menjaga keseimbangan ini. Contohnya, dapat membantu menekan produksi sitokin pro-inflamasi pada kondisi autoimun.
- Aktivitas Antioksidan
Kandungan antioksidan yang tinggi dalam tumbuhan ini dapat melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Stres oksidatif dapat melemahkan fungsi sel imun, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Antioksidan membantu menetralkan radikal bebas, melindungi sel imun dan menjaga kemampuan mereka untuk berfungsi dengan baik. Contohnya, vitamin C dan E yang terdapat di dalamnya berkontribusi pada perlindungan sel imun.
- Efek Anti-Mikroba
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan ini memiliki aktivitas anti-mikroba, yang berarti dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan virus tertentu. Aktivitas ini dapat membantu mengurangi beban patogen dalam tubuh, meringankan beban kerja sistem kekebalan tubuh. Contohnya, ekstraknya dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Potensi dukungan terhadap sistem imun menjadikan tumbuhan Urtica dioica sebagai bahan alami yang menjanjikan. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya mekanisme kerjanya dan memastikan keamanan serta efektivitas penggunaannya dalam meningkatkan imunitas.
Mempercepat penyembuhan luka.
Kemampuan ekstrak tumbuhan Urtica dioica dalam mendukung proses perbaikan jaringan yang rusak merupakan aspek penting dari potensi terapetiknya. Proses penyembuhan luka melibatkan serangkaian kejadian kompleks, termasuk peradangan, pembentukan jaringan baru, dan remodeling jaringan. Beberapa mekanisme diduga berperan dalam efek positif ekstrak tumbuhan ini pada penyembuhan luka:
- Stimulasi Pertumbuhan Fibroblas: Fibroblas adalah sel-sel yang bertanggung jawab untuk memproduksi kolagen, protein struktural utama dalam jaringan ikat. Ekstrak tersebut diduga dapat merangsang proliferasi dan aktivitas fibroblas, meningkatkan produksi kolagen yang diperlukan untuk menutup luka dan membentuk jaringan parut yang kuat. Peningkatan produksi kolagen ini dapat mempercepat proses penutupan luka.
- Peningkatan Vaskularisasi: Pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) sangat penting untuk menyediakan oksigen dan nutrisi ke area luka, mendukung proses perbaikan jaringan. Senyawa-senyawa tertentu dalam ekstrak tumbuhan ini dapat mempromosikan angiogenesis, meningkatkan aliran darah ke luka dan mempercepat penyembuhan. Aliran darah yang memadai memastikan sel-sel di area luka menerima sumber daya yang dibutuhkan untuk regenerasi.
- Efek Anti-Inflamasi: Peradangan merupakan bagian penting dari respons awal terhadap luka, tetapi peradangan yang berlebihan dapat menghambat proses penyembuhan. Kandungan anti-inflamasi dalam ekstrak tersebut dapat membantu mengurangi peradangan yang berlebihan, menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk perbaikan jaringan. Dengan mengurangi peradangan, ekstrak tersebut dapat mempercepat transisi dari fase inflamasi ke fase proliferasi dalam penyembuhan luka.
- Aktivitas Antioksidan: Radikal bebas dapat merusak sel-sel di sekitar luka, memperlambat proses penyembuhan. Aktivitas antioksidan yang dimiliki ekstrak tumbuhan ini dapat melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas, mendukung regenerasi jaringan yang sehat. Perlindungan terhadap stres oksidatif sangat penting untuk memastikan sel-sel dapat berfungsi secara optimal selama proses perbaikan.
- Aktivitas Anti-Mikroba: Infeksi luka dapat menghambat penyembuhan dan menyebabkan komplikasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan ini memiliki aktivitas anti-mikroba, membantu mencegah infeksi pada luka dan mendukung penyembuhan yang lebih cepat. Pencegahan infeksi sangat penting untuk menghindari penundaan dalam proses penyembuhan dan mengurangi risiko komplikasi.
Meskipun mekanisme yang tepat masih memerlukan penelitian lebih lanjut, bukti yang ada menunjukkan potensi ekstrak tumbuhan ini sebagai agen pendukung penyembuhan luka. Penggunaan topikal dalam bentuk salep atau krim dapat menjadi cara yang efektif untuk memanfaatkan potensi ini. Penting untuk diingat bahwa kebersihan luka harus dijaga dan konsultasi dengan profesional kesehatan disarankan untuk memastikan penanganan luka yang tepat.
Menyehatkan kulit.
Ekstrak dari tumbuhan Urtica dioica menawarkan potensi signifikan dalam meningkatkan kesehatan kulit melalui berbagai mekanisme. Kandungan nutrisi esensial dan senyawa aktifnya berkontribusi pada perbaikan dan perlindungan kulit dari berbagai faktor lingkungan dan kondisi internal. Potensi ini mencakup:
- Mengurangi Peradangan Kulit: Sifat anti-inflamasi yang dimilikinya efektif dalam meredakan kondisi peradangan kulit seperti eksim dan dermatitis. Senyawa aktifnya menekan produksi sitokin pro-inflamasi, mengurangi kemerahan, gatal, dan iritasi.
- Mempercepat Penyembuhan Luka dan Bekas Luka: Kemampuannya merangsang pertumbuhan fibroblas dan produksi kolagen berperan penting dalam mempercepat penyembuhan luka, meminimalkan pembentukan jaringan parut, dan meningkatkan elastisitas kulit.
- Melindungi dari Kerusakan Akibat Radikal Bebas: Kandungan antioksidan yang kaya melindungi sel-sel kulit dari kerusakan akibat radikal bebas yang disebabkan oleh paparan sinar UV, polusi, dan faktor lingkungan lainnya. Perlindungan ini membantu mencegah penuaan dini, kerutan, dan hiperpigmentasi.
- Mengontrol Produksi Sebum: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstraknya dapat membantu mengatur produksi sebum, menjadikannya bermanfaat bagi individu dengan kulit berminyak atau berjerawat. Pengaturan sebum dapat mengurangi penyumbatan pori-pori dan mengurangi risiko timbulnya jerawat.
- Meningkatkan Hidrasi Kulit: Kandungan mineral dan vitamin tertentu membantu menjaga hidrasi kulit, meningkatkan kelembapan alami kulit dan mencegah kekeringan. Kulit yang terhidrasi dengan baik tampak lebih sehat, kenyal, dan bercahaya.
- Mengatasi Masalah Kulit Kepala: Sifat anti-inflamasi dan anti-mikroba juga bermanfaat untuk mengatasi masalah kulit kepala seperti ketombe dan dermatitis seboroik. Ekstraknya dapat membantu mengurangi peradangan, gatal, dan pengelupasan kulit kepala.
Penggunaan ekstrak ini dalam produk perawatan kulit dapat memberikan manfaat signifikan dalam meningkatkan kesehatan dan penampilan kulit. Namun, penting untuk melakukan uji tempel terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada reaksi alergi. Konsultasi dengan dokter kulit disarankan untuk menentukan apakah produk yang mengandung ekstrak ini sesuai dengan jenis dan kondisi kulit individu.
Tips Pemanfaatan Tumbuhan Berduri Ini
Pemanfaatan tumbuhan Urtica dioica memerlukan pemahaman yang baik tentang potensi manfaat dan risiko yang terkait. Informasi berikut bertujuan memberikan panduan yang komprehensif untuk memaksimalkan keefektifan dan meminimalkan efek samping.
Tip 1: Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Sebelum mengintegrasikan ekstrak tumbuhan ini ke dalam rutinitas kesehatan, konsultasi dengan dokter atau ahli herbal sangat disarankan. Profesional kesehatan dapat memberikan penilaian yang tepat berdasarkan kondisi kesehatan individu, riwayat medis, dan interaksi obat potensial.
Tip 2: Uji Sensitivitas Kulit
Untuk penggunaan topikal, selalu lakukan uji tempel pada area kecil kulit sebelum aplikasi yang lebih luas. Hal ini membantu mengidentifikasi potensi reaksi alergi atau iritasi kulit. Oleskan sedikit ekstrak pada area kecil seperti lengan bagian dalam dan amati selama 24-48 jam.
Tip 3: Perhatikan Dosis dan Bentuk Sediaan
Dosis yang tepat bervariasi tergantung pada bentuk sediaan (teh, kapsul, ekstrak) dan tujuan penggunaannya. Ikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada label produk atau rekomendasi dari profesional kesehatan. Hindari konsumsi berlebihan yang dapat meningkatkan risiko efek samping.
Tip 4: Perhatikan Interaksi Obat
Tumbuhan ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, seperti obat pengencer darah, obat diabetes, dan obat tekanan darah. Informasikan kepada dokter tentang semua suplemen herbal yang sedang dikonsumsi untuk menghindari interaksi yang merugikan.
Tip 5: Pilih Produk yang Berkualitas
Pilihlah produk dari merek yang terpercaya dan memiliki reputasi baik. Pastikan produk telah melalui pengujian kualitas dan bebas dari kontaminan. Periksa label produk untuk memastikan kandungan dan konsentrasi ekstrak yang jelas.
Tip 6: Monitor Efek Samping
Perhatikan tubuh dengan seksama setelah mengonsumsi atau menggunakan ekstrak tumbuhan ini. Hentikan penggunaan dan segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami efek samping yang tidak diinginkan, seperti ruam kulit, gangguan pencernaan, atau reaksi alergi.
Pemanfaatan yang bijaksana dan terinformasi adalah kunci untuk mendapatkan manfaat optimal dari tumbuhan Urtica dioica. Dengan mengikuti panduan ini, risiko efek samping dapat diminimalkan, dan potensi terapetiknya dapat dimaksimalkan.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Penelitian ilmiah mengenai ekstrak tumbuhan Urtica dioica terus berkembang, memberikan wawasan lebih dalam tentang potensi terapeutiknya. Beberapa studi kasus menyoroti efektivitasnya dalam mengurangi gejala kondisi tertentu, meskipun interpretasi hasil memerlukan kehati-hatian. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology meneliti efek ekstrak akar pada pasien dengan benign prostatic hyperplasia (BPH). Hasilnya menunjukkan perbaikan signifikan dalam skor gejala BPH, termasuk penurunan frekuensi buang air kecil di malam hari dan peningkatan aliran urin. Namun, penulis menekankan perlunya penelitian lebih lanjut dengan kelompok kontrol yang lebih besar untuk mengkonfirmasi temuan ini.
Metodologi yang digunakan dalam studi ini melibatkan pemberian ekstrak akar Urtica dioica selama periode waktu tertentu, dengan pemantauan berkala terhadap gejala BPH melalui kuesioner standar dan pengukuran objektif. Kekuatan studi ini terletak pada penggunaan ukuran hasil yang terukur, tetapi keterbatasannya mencakup ukuran sampel yang relatif kecil dan kurangnya kelompok plasebo. Hal ini menyulitkan untuk memisahkan efek ekstrak dari efek plasebo atau faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi pada perbaikan gejala.
Terdapat perdebatan mengenai mekanisme kerja yang mendasari efek positif ekstrak akar pada BPH. Beberapa peneliti berpendapat bahwa senyawa aktif dalam ekstrak menghambat enzim 5-alpha reductase, yang berperan dalam konversi testosteron menjadi dihidrotestosteron (DHT), hormon yang berkontribusi pada pertumbuhan prostat. Pendapat lain mengemukakan bahwa efek anti-inflamasi ekstrak mengurangi peradangan pada prostat, sehingga meringankan gejala. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi mekanisme pasti dan menentukan apakah ekstrak memiliki efek langsung pada jaringan prostat atau bekerja melalui jalur lain.
Pembaca didorong untuk terlibat secara kritis dengan bukti yang ada dan mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi interpretasi hasil studi kasus. Penting untuk diingat bahwa hasil studi tunggal tidak boleh dianggap sebagai bukti definitif, dan keputusan mengenai penggunaan ekstrak tumbuhan ini untuk tujuan kesehatan harus dibuat setelah berkonsultasi dengan profesional kesehatan yang berkualifikasi.