Temukan 7 Manfaat Buah Segar yang Wajib Kamu Ketahui

Selasa, 3 Juni 2025 oleh journal

Konsumsi produk alami dari tanaman yang baru dipanen menawarkan berbagai kontribusi positif bagi kesehatan tubuh. Kandungan vitamin, mineral, serat, dan antioksidan di dalamnya berperan penting dalam menjaga fungsi organ, meningkatkan daya tahan tubuh, serta melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Asupan teratur dapat mendukung pencegahan berbagai penyakit kronis dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

"Mengonsumsi berbagai jenis produk hortikultura yang baru dipetik sangat penting untuk menjaga kesehatan optimal. Kandungan nutrisinya yang kaya memberikan perlindungan dan dukungan yang signifikan bagi fungsi tubuh," ujar Dr. Amelia Rahayu, seorang ahli gizi klinis.

Temukan 7 Manfaat Buah Segar yang Wajib Kamu Ketahui

Dr. Rahayu menambahkan, "Integrasi makanan segar dalam pola makan sehari-hari adalah langkah proaktif untuk mencegah penyakit dan meningkatkan vitalitas."

Pendapat ini didukung oleh bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa senyawa aktif seperti vitamin C, flavonoid, dan karotenoid, yang ditemukan berlimpah dalam produk pertanian yang belum lama dipanen, memiliki peran krusial. Vitamin C, misalnya, berperan sebagai antioksidan kuat dan mendukung sistem kekebalan tubuh. Flavonoid memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat membantu melindungi jantung. Sementara itu, karotenoid, seperti beta-karoten, diubah menjadi vitamin A dalam tubuh, penting untuk kesehatan mata dan fungsi kekebalan tubuh. Disarankan untuk mengonsumsi setidaknya lima porsi buah dan sayuran setiap hari untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang optimal. Variasi jenis yang dikonsumsi juga penting untuk memastikan asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang.

Manfaat Buah Segar

Konsumsi produk hortikultura yang baru dipanen memberikan kontribusi signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan. Berbagai senyawa bioaktif di dalamnya berperan krusial dalam mendukung fungsi tubuh yang optimal. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang perlu diperhatikan:

  • Hidrasi optimal
  • Sumber vitamin
  • Kaya mineral
  • Serat tinggi
  • Antioksidan kuat
  • Energi alami
  • Pencegahan penyakit

Berbagai manfaat tersebut saling terkait dan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan. Misalnya, kandungan serat dalam apel membantu menjaga kesehatan pencernaan, sementara vitamin C dalam jeruk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Antioksidan dalam beri melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat mengurangi risiko penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung. Integrasi produk hortikultura yang belum lama dipanen dalam diet harian merupakan investasi penting untuk kesehatan jangka panjang.

Hidrasi Optimal

Kecukupan cairan tubuh adalah fondasi penting bagi berbagai fungsi fisiologis. Konsumsi produk alami yang kaya air, seperti semangka, melon, dan stroberi, berkontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan hidrasi harian. Kandungan air yang tinggi dalam produk tersebut membantu menjaga keseimbangan elektrolit, mendukung fungsi ginjal dalam membuang limbah, dan memfasilitasi transportasi nutrisi ke seluruh sel tubuh. Kondisi hidrasi yang baik juga berpengaruh pada kinerja kognitif, menjaga elastisitas kulit, dan melancarkan sistem pencernaan. Asupan cairan dari sumber alami ini merupakan alternatif yang lebih sehat dibandingkan minuman manis atau berkafein yang seringkali mengandung tambahan gula dan bahan artifisial. Dengan mengonsumsi produk alami yang kaya air secara teratur, individu dapat memastikan tubuh berfungsi secara optimal dan terhindar dari dehidrasi, yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

Sumber Vitamin

Ketersediaan vitamin dalam produk pertanian yang baru dipanen merupakan salah satu fondasi utama kontribusinya terhadap kesehatan manusia. Kandungan vitamin yang beragam berperan penting dalam berbagai proses biologis, mulai dari metabolisme energi hingga fungsi kekebalan tubuh. Asupan vitamin yang cukup melalui konsumsi produk alami adalah kunci untuk menjaga kesehatan optimal dan mencegah defisiensi yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

  • Vitamin C dan Sistem Kekebalan Tubuh

    Vitamin C, yang berlimpah dalam jeruk, stroberi, dan paprika, adalah antioksidan kuat yang berperan penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Vitamin ini membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas dan merangsang produksi sel darah putih, yang penting untuk melawan infeksi. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi.

  • Vitamin A dan Kesehatan Mata

    Vitamin A, yang dapat diperoleh dari mengonsumsi wortel, ubi jalar, dan mangga, sangat penting untuk kesehatan mata. Vitamin ini berperan dalam menjaga fungsi retina dan mencegah rabun senja. Selain itu, vitamin A juga penting untuk pertumbuhan sel dan diferensiasi, serta mendukung sistem kekebalan tubuh.

  • Vitamin K dan Pembekuan Darah

    Vitamin K, yang ditemukan dalam sayuran hijau seperti bayam dan brokoli, berperan penting dalam proses pembekuan darah. Vitamin ini membantu mengaktifkan protein yang diperlukan untuk membentuk gumpalan darah dan mencegah pendarahan berlebihan. Kekurangan vitamin K dapat meningkatkan risiko pendarahan.

  • Vitamin B Kompleks dan Metabolisme Energi

    Vitamin B kompleks, yang meliputi vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B5 (asam pantotenat), B6 (piridoksin), B7 (biotin), B9 (folat), dan B12 (kobalamin), berperan penting dalam metabolisme energi. Vitamin-vitamin ini membantu mengubah makanan menjadi energi yang dapat digunakan oleh tubuh. Kekurangan vitamin B dapat menyebabkan kelelahan, gangguan saraf, dan masalah pencernaan.

  • Vitamin E dan Perlindungan Sel

    Vitamin E, yang ditemukan dalam alpukat, biji-bijian, dan minyak nabati, adalah antioksidan kuat yang membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Vitamin ini juga berperan dalam menjaga kesehatan kulit dan rambut, serta mendukung sistem kekebalan tubuh.

  • Folat dan Kesehatan Ibu Hamil

    Folat (vitamin B9), sangat penting bagi wanita hamil karena berperan dalam mencegah cacat tabung saraf pada janin. Sumber folat yang baik meliputi sayuran hijau, kacang-kacangan, dan buah-buahan sitrus. Asupan folat yang cukup sebelum dan selama kehamilan sangat penting untuk kesehatan ibu dan bayi.

Keberagaman vitamin yang terkandung dalam produk pertanian yang baru dipanen menjadikannya sumber nutrisi yang sangat berharga. Konsumsi teratur dari berbagai jenis produk alami ini memastikan tubuh mendapatkan asupan vitamin yang cukup untuk mendukung berbagai fungsi biologis dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Dengan demikian, integrasi produk hortikultura yang belum lama dipanen dalam pola makan sehari-hari merupakan strategi penting untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit.

Kaya Mineral

Keberadaan mineral dalam produk hortikultura yang baru dipanen memainkan peran krusial dalam mendukung berbagai fungsi biologis dan berkontribusi signifikan terhadap kesehatan secara keseluruhan. Mineral esensial ini, meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil, sangat vital untuk menjaga keseimbangan tubuh dan mencegah berbagai gangguan kesehatan.

  • Kalium dan Regulasi Tekanan Darah

    Kalium, yang berlimpah dalam pisang, alpukat, dan melon, berperan penting dalam mengatur tekanan darah. Mineral ini membantu menyeimbangkan efek natrium dalam tubuh dan mendukung fungsi otot serta saraf. Asupan kalium yang cukup dapat membantu menurunkan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular.

  • Magnesium dan Fungsi Otot serta Saraf

    Magnesium, yang ditemukan dalam alpukat, bayam, dan pisang, penting untuk fungsi otot dan saraf yang optimal. Mineral ini membantu mengatur kontraksi otot, transmisi impuls saraf, dan menjaga ritme jantung yang stabil. Kekurangan magnesium dapat menyebabkan kram otot, kelelahan, dan gangguan tidur.

  • Kalsium dan Kesehatan Tulang

    Meskipun produk hewani sering dianggap sebagai sumber utama kalsium, beberapa produk hortikultura, seperti jeruk dan sayuran hijau, juga mengandung kalsium dalam jumlah yang signifikan. Kalsium penting untuk membangun dan memelihara tulang yang kuat serta mendukung fungsi otot dan saraf. Asupan kalsium yang cukup, terutama pada masa pertumbuhan dan usia lanjut, membantu mencegah osteoporosis.

  • Zat Besi dan Transportasi Oksigen

    Zat besi, yang meskipun tidak sebanyak pada daging, dapat ditemukan dalam produk seperti bayam dan buah kering. Zat besi berperan penting dalam transportasi oksigen ke seluruh tubuh melalui hemoglobin dalam sel darah merah. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, yang ditandai dengan kelelahan, pucat, dan sesak napas.

Keberadaan mineral esensial dalam produk pertanian yang baru dipanen menjadikannya bagian penting dari diet sehat dan seimbang. Asupan mineral yang cukup melalui konsumsi produk alami ini mendukung berbagai fungsi tubuh yang vital dan membantu menjaga kesehatan secara keseluruhan. Dengan demikian, integrasi produk hortikultura yang belum lama dipanen dalam pola makan sehari-hari merupakan strategi penting untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit terkait defisiensi mineral.

Serat Tinggi

Kandungan serat yang signifikan dalam produk hortikultura yang baru dipanen merupakan salah satu aspek penting yang berkontribusi terhadap nilai gizi dan dampaknya pada kesehatan. Keberadaan serat, khususnya serat larut dan tidak larut, memengaruhi berbagai fungsi fisiologis dan memberikan perlindungan terhadap sejumlah penyakit.

  • Regulasi Gula Darah

    Serat larut, seperti pektin yang ditemukan dalam apel dan jeruk, membentuk gel dalam saluran pencernaan. Gel ini memperlambat penyerapan gula, membantu menjaga kadar gula darah stabil dan mencegah lonjakan yang dapat memicu resistensi insulin dan diabetes tipe 2. Konsumsi produk hortikultura dengan kandungan serat larut yang tinggi dapat menjadi strategi efektif dalam mengelola kadar gula darah.

  • Kesehatan Pencernaan

    Serat tidak larut, seperti selulosa yang ditemukan dalam sayuran hijau dan kulit buah, meningkatkan volume tinja dan mempercepat pergerakan makanan melalui usus. Hal ini membantu mencegah konstipasi dan mengurangi risiko penyakit divertikulitis. Serat juga berperan sebagai prebiotik, menyediakan makanan bagi bakteri baik dalam usus, yang mendukung kesehatan mikrobiota dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.

  • Pengendalian Berat Badan

    Serat memberikan rasa kenyang lebih lama setelah makan, membantu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. Kandungan serat yang tinggi dalam produk hortikultura dapat menjadi bagian penting dari program penurunan berat badan atau pemeliharaan berat badan yang sehat. Rasa kenyang yang lebih lama juga mengurangi keinginan untuk mengonsumsi makanan olahan atau camilan tinggi kalori.

  • Penurunan Kolesterol

    Serat larut dapat mengikat kolesterol dalam saluran pencernaan dan mencegah penyerapannya ke dalam aliran darah. Hal ini membantu menurunkan kadar kolesterol LDL ("jahat") dan mengurangi risiko penyakit jantung. Konsumsi rutin produk hortikultura dengan kandungan serat larut yang tinggi dapat berkontribusi pada kesehatan jantung yang lebih baik.

  • Pencegahan Kanker Kolorektal

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan serat yang tinggi dapat mengurangi risiko kanker kolorektal. Serat membantu mempercepat pergerakan limbah melalui usus, mengurangi waktu kontak antara zat karsinogenik dengan dinding usus. Selain itu, serat juga dapat menghasilkan asam lemak rantai pendek (SCFA) melalui fermentasi oleh bakteri usus, yang memiliki efek anti-inflamasi dan antikanker.

  • Detoksifikasi Alami

    Serat membantu mengikat dan mengeluarkan racun dari tubuh melalui sistem pencernaan. Proses ini mendukung fungsi hati dalam membuang limbah dan mencegah penumpukan racun yang dapat merusak sel dan jaringan. Konsumsi produk hortikultura dengan kandungan serat yang tinggi dapat membantu meningkatkan proses detoksifikasi alami tubuh.

Dengan demikian, kandungan serat yang signifikan dalam produk pertanian yang baru dipanen memberikan berbagai manfaat kesehatan yang saling terkait. Integrasi produk hortikultura yang kaya serat dalam pola makan sehari-hari merupakan strategi penting untuk menjaga kesehatan pencernaan, mengendalikan berat badan, menurunkan risiko penyakit kronis, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Antioksidan Kuat

Senyawa antioksidan, yang berlimpah dalam berbagai produk hortikultura yang baru dipanen, merupakan elemen kunci yang menjembatani konsumsi produk tersebut dengan peningkatan kesehatan. Kehadiran antioksidan berperan sebagai perisai pelindung bagi sel-sel tubuh terhadap kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas, molekul tidak stabil yang dihasilkan dari proses metabolisme normal dan paparan lingkungan seperti polusi dan radiasi UV. Radikal bebas dapat memicu stres oksidatif, sebuah kondisi yang berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, diabetes, dan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.

Produk alami dari tanaman yang segar menyediakan beragam jenis antioksidan, masing-masing dengan mekanisme kerja dan target spesifik dalam tubuh. Vitamin C, misalnya, adalah antioksidan larut air yang melindungi cairan tubuh dari kerusakan oksidatif. Vitamin E, di sisi lain, adalah antioksidan larut lemak yang melindungi membran sel dari kerusakan yang sama. Flavonoid, yang ditemukan dalam beri dan buah-buahan berwarna cerah, memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan yang kuat. Karotenoid, seperti beta-karoten dalam wortel dan likopen dalam tomat, tidak hanya berfungsi sebagai antioksidan tetapi juga dapat diubah menjadi vitamin A dalam tubuh, memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan mata dan sistem kekebalan tubuh.

Asupan antioksidan yang memadai melalui konsumsi produk hortikultura yang segar membantu menetralkan radikal bebas, mengurangi stres oksidatif, dan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. Proses ini berkontribusi pada pencegahan penyakit kronis, memperlambat proses penuaan, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, integrasi produk alami dari hasil panen yang segar dalam pola makan sehari-hari merupakan strategi penting untuk memanfaatkan kekuatan antioksidan dan mempromosikan kesehatan jangka panjang.

Energi Alami

Kandungan gula alami, seperti fruktosa dan glukosa, yang terdapat dalam produk pertanian yang baru dipanen menyediakan sumber energi yang mudah dicerna dan dimanfaatkan oleh tubuh. Berbeda dengan energi yang diperoleh dari makanan olahan atau minuman manis yang seringkali menyebabkan lonjakan dan penurunan kadar gula darah secara drastis, energi dari produk segar dilepaskan secara bertahap, memberikan pasokan energi yang stabil dan berkelanjutan. Selain itu, kandungan serat dalam produk tersebut memperlambat penyerapan gula, membantu menjaga kadar gula darah tetap seimbang dan mencegah kelelahan atau penurunan energi mendadak. Kombinasi gula alami dan serat menjadikan produk tersebut sebagai pilihan yang ideal untuk meningkatkan energi secara alami, mendukung aktivitas fisik dan mental sepanjang hari. Keberadaan vitamin dan mineral esensial juga berperan dalam metabolisme energi, membantu tubuh mengubah makanan menjadi energi yang efisien. Dengan demikian, konsumsi produk hortikultura yang baru dipanen tidak hanya memberikan energi tetapi juga nutrisi penting yang mendukung fungsi tubuh secara keseluruhan.

Pencegahan Penyakit

Konsumsi rutin produk-produk pertanian yang belum lama dipanen memainkan peran krusial dalam upaya pencegahan berbagai penyakit kronis. Keberadaan senyawa bioaktif seperti vitamin, mineral, serat, dan antioksidan bekerja secara sinergis untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, melindungi sel dari kerusakan, dan mengurangi risiko perkembangan penyakit degeneratif. Asupan nutrisi yang optimal dari sumber alami ini mendukung fungsi tubuh yang esensial, membantu menjaga keseimbangan internal, dan meminimalkan dampak negatif dari faktor lingkungan dan gaya hidup yang kurang sehat.

Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan korelasi positif antara konsumsi produk hortikultura yang kaya nutrisi dengan penurunan risiko penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, beberapa jenis kanker, dan penyakit neurodegeneratif. Misalnya, kandungan kalium dalam pisang dan alpukat membantu mengatur tekanan darah, mengurangi risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular. Antioksidan dalam beri dan buah-buahan berwarna cerah melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, yang merupakan faktor utama dalam perkembangan kanker. Serat dalam apel dan sayuran hijau membantu menjaga kesehatan pencernaan, mencegah konstipasi, dan mengurangi risiko kanker kolorektal. Vitamin C dalam jeruk dan stroberi meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu melawan infeksi dan penyakit.

Integrasi produk pertanian yang belum lama dipanen dalam pola makan sehari-hari merupakan strategi proaktif untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Dengan mengonsumsi berbagai jenis produk alami yang kaya nutrisi, individu dapat memastikan tubuh mendapatkan asupan vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang cukup untuk mendukung fungsi tubuh yang optimal dan meminimalkan risiko perkembangan penyakit kronis. Pendekatan ini, dikombinasikan dengan gaya hidup sehat yang mencakup aktivitas fisik teratur, tidur yang cukup, dan pengelolaan stres yang efektif, dapat memberikan perlindungan maksimal terhadap berbagai ancaman kesehatan.

Tips Memaksimalkan Asupan Produk Hortikultura untuk Kesehatan Optimal

Implementasi strategi yang tepat dapat meningkatkan manfaat kesehatan yang diperoleh dari konsumsi produk alami yang baru dipanen. Berikut adalah beberapa panduan praktis untuk mengoptimalkan asupan dan memaksimalkan dampak positifnya bagi tubuh:

Tip 1: Diversifikasi Pilihan
Konsumsi berbagai jenis produk dari tanaman yang berbeda untuk memastikan asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang. Setiap jenis menawarkan profil vitamin, mineral, dan antioksidan yang unik. Contoh: Kombinasikan konsumsi apel, pisang, jeruk, stroberi, dan sayuran hijau secara teratur.

Tip 2: Prioritaskan Kesegaran
Pilih produk yang baru dipanen dan disimpan dengan benar untuk mempertahankan kandungan nutrisinya. Hindari produk yang tampak layu, memar, atau rusak. Contoh: Beli langsung dari petani lokal atau pasar petani untuk memastikan kesegaran.

Tip 3: Perhatikan Cara Penyimpanan
Simpan produk dengan benar untuk mencegah kerusakan dan mempertahankan nutrisi. Beberapa jenis lebih baik disimpan di lemari es, sementara yang lain lebih baik di suhu ruangan. Contoh: Simpan beri dalam wadah kedap udara di lemari es, dan simpan pisang di suhu ruangan.

Tip 4: Konsumsi Secara Utuh
Jika memungkinkan, konsumsi produk secara utuh, termasuk kulitnya (jika aman dan dapat dimakan), karena kulit seringkali mengandung serat dan nutrisi tambahan. Contoh: Cuci bersih apel dan makan bersama kulitnya.

Tip 5: Integrasikan dalam Setiap Waktu Makan
Sertakan setidaknya satu porsi produk dari tanaman yang segar dalam setiap waktu makan untuk memastikan asupan nutrisi yang berkelanjutan sepanjang hari. Contoh: Tambahkan buah beri ke oatmeal saat sarapan, sayuran ke sandwich saat makan siang, dan buah potong sebagai camilan sore.

Tip 6: Kombinasikan dengan Sumber Nutrisi Lain
Padukan konsumsi produk hortikultura dengan sumber nutrisi lain, seperti protein dan lemak sehat, untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi dan memberikan rasa kenyang yang lebih lama. Contoh: Konsumsi alpukat dengan telur rebus atau salad sayuran dengan ikan panggang.

Implementasi tips ini secara konsisten dapat meningkatkan kesehatan secara signifikan. Prioritaskan kualitas, variasi, dan integrasi produk pertanian dalam pola makan sehari-hari untuk mencapai manfaat kesehatan yang optimal.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Berbagai penelitian ilmiah telah menyoroti dampak positif konsumsi rutin produk hortikultura terhadap kesehatan. Studi kohort jangka panjang yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa individu yang mengonsumsi setidaknya lima porsi buah dan sayuran setiap hari memiliki risiko 26% lebih rendah terkena penyakit jantung dibandingkan mereka yang mengonsumsi kurang dari tiga porsi. Studi ini melibatkan lebih dari 100.000 peserta selama periode 20 tahun dan mengontrol berbagai faktor risiko kardiovaskular seperti merokok, tekanan darah, dan kadar kolesterol.

Sebuah meta-analisis yang diterbitkan dalam The Lancet menganalisis data dari 95 studi observasional yang melibatkan lebih dari dua juta peserta dan menemukan bahwa setiap peningkatan konsumsi buah dan sayuran sebanyak 200 gram per hari dikaitkan dengan penurunan risiko stroke sebesar 8%. Meta-analisis ini menggunakan metode regresi meta untuk menggabungkan hasil dari berbagai studi dan memperkirakan efek kumulatif dari konsumsi produk hortikultura terhadap risiko stroke.

Penelitian intervensi acak terkontrol (RCT) yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition menyelidiki efek konsumsi produk hortikultura terhadap kadar gula darah pada individu dengan diabetes tipe 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi harian buah-buahan rendah glikemik, seperti beri dan apel, secara signifikan menurunkan kadar gula darah puasa dan hemoglobin A1c (HbA1c), indikator kontrol gula darah jangka panjang. Studi ini menggunakan desain crossover untuk membandingkan efek konsumsi buah dengan diet kontrol pada peserta yang sama.

Meskipun terdapat bukti yang kuat mendukung manfaat kesehatan konsumsi produk hortikultura, penting untuk dicatat bahwa beberapa studi observasional mungkin rentan terhadap bias dan faktor perancu. Selain itu, tidak semua produk hortikultura memiliki nilai gizi yang sama. Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi berbagai jenis produk secara teratur sebagai bagian dari diet seimbang dan berkonsultasi dengan ahli gizi atau profesional kesehatan lainnya untuk mendapatkan rekomendasi yang dipersonalisasi.