7 Manfaat Buah Pisang Bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui
Minggu, 8 Juni 2025 oleh journal
Konsumsi buah berwarna kuning ini memberikan sejumlah efek positif terhadap kondisi fisik. Kandungan nutrisi di dalamnya, seperti vitamin, mineral, dan serat, berperan penting dalam menjaga fungsi tubuh. Asupan rutin dapat mendukung kesehatan jantung, pencernaan, serta memberikan energi yang dibutuhkan sehari-hari. Selain itu, senyawa aktif dalam buah ini berkontribusi dalam pencegahan berbagai penyakit kronis.
"Buah dengan rasa manis ini adalah tambahan yang sangat baik untuk diet sehari-hari. Kandungannya yang kaya akan kalium, serat, dan vitamin B6 menjadikannya pilihan cerdas untuk menjaga kesehatan jantung dan sistem pencernaan," ujar Dr. Anya Suryani, seorang ahli gizi klinis di Rumah Sakit Sehat Sentosa.
- Dr. Anya Suryani
Penelitian modern semakin mengukuhkan pandangan tradisional mengenai khasiat buah ini.
Kandungan kalium yang tinggi berperan penting dalam menjaga tekanan darah yang sehat, mengurangi risiko stroke, dan mendukung fungsi otot. Seratnya, baik serat larut maupun tidak larut, membantu melancarkan pencernaan, mencegah sembelit, dan menjaga kadar gula darah tetap stabil. Vitamin B6 penting untuk metabolisme energi dan fungsi saraf. Selain itu, buah ini mengandung antioksidan seperti dopamin dan katekin, yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Konsumsi satu hingga dua buah per hari, sebagai bagian dari pola makan seimbang, dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan.
Manfaat Buah Pisang bagi Kesehatan
Buah pisang, sumber nutrisi yang kaya, menawarkan berbagai keuntungan bagi kesehatan. Keuntungan-keuntungan ini berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan fisik dan mental secara keseluruhan.
- Jantung lebih sehat
- Pencernaan lancar
- Energi meningkat
- Tekanan darah stabil
- Kadar gula terkontrol
- Kesehatan usus terjaga
- Kekebalan tubuh optimal
Manfaat tersebut saling terkait dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan. Sebagai contoh, kalium dalam pisang membantu menyeimbangkan kadar natrium, yang penting untuk menjaga tekanan darah normal dan mengurangi risiko penyakit jantung. Serat larut dan tidak larut mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus, meningkatkan penyerapan nutrisi, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Konsumsi rutin, dalam jumlah yang wajar, dapat menjadi bagian integral dari gaya hidup sehat.
Jantung Lebih Sehat
Kesehatan jantung merupakan aspek vital dalam menjaga kualitas hidup. Konsumsi makanan yang tepat, termasuk buah-buahan tertentu, berkontribusi signifikan dalam memelihara fungsi organ vital ini. Buah pisang, dengan kandungan nutrisinya, memiliki peran yang relevan dalam mendukung kesehatan jantung.
- Kalium dan Regulasi Tekanan Darah
Kalium adalah mineral esensial yang membantu mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Asupan kalium yang memadai berkontribusi dalam menetralkan efek natrium, yang seringkali dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah. Tekanan darah yang terkontrol mengurangi beban kerja jantung dan menurunkan risiko hipertensi, salah satu faktor risiko utama penyakit jantung.
- Serat dan Pengendalian Kolesterol
Buah ini mengandung serat, baik larut maupun tidak larut. Serat larut membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah dengan mengikatnya dan membawanya keluar dari tubuh. Penurunan kadar kolesterol LDL mengurangi pembentukan plak di arteri, yang dapat menyebabkan aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.
- Antioksidan dan Perlindungan Sel
Pisang mengandung antioksidan, seperti dopamin (meskipun tidak menembus sawar darah otak, tetap memberikan efek antioksidan perifer) dan katekin. Antioksidan membantu melindungi sel-sel jantung dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan stres oksidatif dan berkontribusi pada perkembangan penyakit jantung.
- Vitamin B6 dan Metabolisme Homosistein
Vitamin B6 berperan dalam metabolisme homosistein, sebuah asam amino yang kadarnya tinggi dalam darah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Vitamin B6 membantu mengubah homosistein menjadi zat lain yang tidak berbahaya, sehingga berkontribusi dalam menjaga kesehatan kardiovaskular.
Secara keseluruhan, kandungan kalium, serat, antioksidan, dan vitamin B6 dalam buah pisang bekerja secara sinergis untuk mendukung kesehatan jantung. Mengonsumsi buah ini secara teratur, sebagai bagian dari pola makan seimbang dan gaya hidup sehat, dapat memberikan kontribusi positif dalam menjaga fungsi optimal organ vital ini.
Pencernaan Lancar
Efek positif pada sistem pencernaan merupakan salah satu kontribusi signifikan dari konsumsi buah ini. Kelancaran proses pencernaan sangat bergantung pada keseimbangan antara asupan serat, hidrasi yang cukup, dan keberadaan bakteri baik dalam usus. Buah berwarna kuning ini memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga mendukung fungsi optimal saluran cerna.
Kandungan serat dalam buah ini, yang terdiri dari serat larut dan serat tidak larut, memiliki fungsi yang berbeda namun saling melengkapi. Serat larut, seperti pektin, membentuk gel dalam saluran pencernaan, memperlambat penyerapan gula, dan membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Selain itu, serat larut dapat mengikat kolesterol dalam usus dan membawanya keluar dari tubuh, berkontribusi pada kesehatan jantung secara tidak langsung melalui peningkatan profil lipid.
Serat tidak larut, di sisi lain, menambah volume pada tinja dan mempercepat pergerakan makanan melalui usus. Hal ini membantu mencegah konstipasi dan mempromosikan keteraturan buang air besar. Volume tinja yang lebih besar juga merangsang kontraksi otot-otot usus, yang penting untuk pergerakan makanan yang efisien dan pencegahan gangguan pencernaan seperti divertikulitis.
Lebih lanjut, buah ini mengandung prebiotik, yaitu senyawa yang berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik dalam usus (probiotik). Dengan mendukung pertumbuhan dan aktivitas bakteri baik, buah ini membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Mikrobiota usus yang sehat berkontribusi pada pencernaan yang lebih efisien, penyerapan nutrisi yang optimal, dan peningkatan sistem kekebalan tubuh. Ketidakseimbangan mikrobiota usus dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan, seperti kembung, diare, dan sindrom iritasi usus besar (IBS).
Dengan demikian, konsumsi buah ini secara teratur, sebagai bagian dari diet seimbang, berkontribusi pada kelancaran pencernaan melalui kombinasi efek serat, prebiotik, dan kemampuannya dalam menjaga hidrasi. Efek ini secara kolektif mendukung kesehatan saluran cerna dan mencegah berbagai gangguan pencernaan.
Energi Meningkat
Ketersediaan energi yang cukup merupakan fondasi penting bagi fungsi tubuh yang optimal. Kemampuan buah ini dalam meningkatkan tingkat energi berkaitan erat dengan komposisi nutrisinya yang unik dan cara tubuh memprosesnya. Efek ini bukan hanya sekadar sensasi sementara, melainkan hasil dari interaksi kompleks antara karbohidrat, serat, dan mikronutrien yang terkandung di dalamnya.
Buah ini merupakan sumber karbohidrat yang baik, terutama dalam bentuk glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Karbohidrat ini dipecah dan diubah menjadi glukosa, yang kemudian digunakan sebagai bahan bakar utama oleh sel-sel tubuh. Glukosa dengan cepat diserap ke dalam aliran darah, memberikan sumber energi langsung yang bermanfaat terutama sebelum atau sesudah aktivitas fisik. Keunggulan ini menjadikan buah ini pilihan yang tepat untuk mengatasi kelelahan dan meningkatkan kinerja.
Selain karbohidrat sederhana, buah ini juga mengandung serat, yang memperlambat proses pencernaan dan penyerapan glukosa. Hal ini mencegah lonjakan gula darah yang tiba-tiba, diikuti oleh penurunan tajam yang sering menyebabkan kelelahan. Serat membantu melepaskan energi secara bertahap dan berkelanjutan, menjaga kadar gula darah tetap stabil dan menyediakan sumber energi yang lebih tahan lama.
Lebih lanjut, buah ini kaya akan vitamin B6, yang berperan penting dalam metabolisme energi. Vitamin B6 membantu mengubah karbohidrat, protein, dan lemak menjadi energi yang dapat digunakan oleh tubuh. Kekurangan vitamin B6 dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan tingkat energi. Mineral seperti kalium dan magnesium, yang juga terdapat dalam buah ini, berkontribusi pada fungsi otot dan saraf yang optimal, yang penting untuk menjaga tingkat energi yang stabil.
Dengan demikian, peningkatan energi yang diperoleh dari konsumsi buah ini merupakan hasil kombinasi karbohidrat cepat serap, serat yang memperlambat penyerapan gula, dan mikronutrien esensial yang mendukung metabolisme energi. Efek ini memberikan manfaat tidak hanya untuk aktivitas fisik, tetapi juga untuk fungsi kognitif dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Tekanan Darah Stabil
Pemeliharaan tekanan darah dalam rentang normal merupakan fondasi kesehatan kardiovaskular dan berkontribusi signifikan terhadap kesejahteraan umum. Konsumsi buah-buahan tertentu, termasuk buah berwarna kuning ini, dapat mendukung upaya mencapai dan mempertahankan stabilitas tekanan darah. Efek ini terkait erat dengan kandungan nutrisi dan dampaknya pada berbagai mekanisme fisiologis.
- Kalium dan Keseimbangan Natrium
Kalium adalah mineral esensial yang berperan penting dalam mengatur tekanan darah. Mineral ini membantu menyeimbangkan efek natrium, yang seringkali berkontribusi pada peningkatan tekanan darah. Asupan kalium yang cukup memfasilitasi ekskresi natrium melalui urin, mengurangi volume cairan dalam tubuh, dan menurunkan tekanan pada dinding arteri. Contohnya, individu dengan diet tinggi natrium dapat memperoleh manfaat signifikan dari peningkatan asupan kalium melalui konsumsi buah ini secara teratur.
- Nitrat dan Vasodilatasi
Meskipun bukan sumber utama nitrat dibandingkan sayuran hijau, buah ini tetap mengandung sejumlah kecil nitrat. Nitrat diubah menjadi nitrit dalam tubuh, yang kemudian dapat diubah menjadi oksida nitrat (NO). Oksida nitrat adalah vasodilator kuat, yang berarti senyawa ini melebarkan pembuluh darah, meningkatkan aliran darah, dan menurunkan tekanan darah. Efek vasodilatasi ini dapat membantu mencegah hipertensi dan mengurangi risiko penyakit jantung.
- Serat dan Kesehatan Pembuluh Darah
Kandungan serat dalam buah ini, terutama serat larut, berkontribusi pada kesehatan pembuluh darah secara keseluruhan. Serat larut membantu menurunkan kadar kolesterol LDL ("jahat") dalam darah, yang dapat menyebabkan pembentukan plak di arteri. Dengan mengurangi kadar kolesterol LDL, serat membantu mencegah aterosklerosis (pengerasan arteri) dan menjaga elastisitas pembuluh darah, yang penting untuk pengaturan tekanan darah yang optimal.
- Magnesium dan Relaksasi Otot
Magnesium adalah mineral lain yang terkandung dalam buah ini dan berperan dalam mengatur tekanan darah. Magnesium membantu merelaksasi otot-otot polos di dinding arteri, yang menyebabkan vasodilatasi dan penurunan tekanan darah. Kekurangan magnesium dapat menyebabkan kontraksi otot-otot pembuluh darah dan peningkatan tekanan darah. Konsumsi buah ini dapat membantu memastikan asupan magnesium yang cukup untuk mendukung relaksasi otot dan menjaga tekanan darah yang sehat.
Kombinasi kalium, nitrat, serat, dan magnesium dalam buah ini bekerja secara sinergis untuk mendukung stabilitas tekanan darah. Konsumsi buah ini secara teratur, sebagai bagian dari diet seimbang dan gaya hidup sehat, dapat memberikan kontribusi positif dalam menjaga tekanan darah dalam rentang normal dan mengurangi risiko komplikasi kardiovaskular.
Kadar Gula Terkontrol
Regulasi kadar glukosa dalam darah merupakan aspek krusial dalam menjaga kesehatan metabolik dan mencegah komplikasi jangka panjang seperti diabetes tipe 2. Meskipun memiliki rasa manis, konsumsi buah ini dapat berkontribusi dalam pengendalian glukosa darah, asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang wajar dan sebagai bagian dari pola makan seimbang. Efek ini dimediasi oleh beberapa faktor utama.
Kandungan serat dalam buah ini, terutama serat larut seperti pektin, berperan penting dalam memperlambat penyerapan glukosa dari saluran pencernaan ke dalam aliran darah. Serat larut membentuk gel dalam usus, yang menghambat difusi glukosa dan mencegah lonjakan kadar gula darah yang tiba-tiba setelah makan. Efek ini sangat bermanfaat bagi individu dengan resistensi insulin atau diabetes, karena membantu mengurangi beban pada pankreas dan meningkatkan kontrol glikemik secara keseluruhan.
Indeks glikemik (IG) buah ini, yang mengukur seberapa cepat suatu makanan meningkatkan kadar gula darah, umumnya dianggap sedang. Namun, penting untuk mempertimbangkan beban glikemik (GL), yang memperhitungkan baik IG maupun jumlah karbohidrat dalam satu porsi makanan. Beban glikemik buah ini relatif rendah, yang berarti bahwa konsumsi satu buah utuh tidak mungkin menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang signifikan, terutama jika dikonsumsi bersama dengan makanan lain yang mengandung protein dan lemak.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pati resisten yang terdapat dalam buah ini, terutama dalam pisang yang belum terlalu matang, dapat memberikan manfaat tambahan dalam pengendalian kadar gula darah. Pati resisten tidak dicerna di usus kecil dan mencapai usus besar, di mana ia difermentasi oleh bakteri usus dan menghasilkan asam lemak rantai pendek (SCFA), seperti butirat. Butirat telah terbukti meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi resistensi insulin, sehingga berkontribusi pada regulasi glukosa darah yang lebih baik.
Penting untuk dicatat bahwa tingkat kematangan buah ini dapat memengaruhi dampaknya terhadap kadar gula darah. Semakin matang buah tersebut, semakin tinggi kandungan gula sederhananya dan semakin rendah kandungan pati resistennya. Oleh karena itu, individu dengan diabetes atau resistensi insulin mungkin mendapat manfaat lebih besar dari konsumsi buah ini yang tidak terlalu matang atau mengonsumsinya dalam kombinasi dengan sumber protein dan lemak untuk memperlambat penyerapan gula. Dengan demikian, konsumsi buah ini secara bijak, dengan memperhatikan porsi dan tingkat kematangan, dapat menjadi bagian dari strategi pengendalian kadar gula darah yang efektif.
Kesehatan Usus Terjaga
Kondisi optimal sistem pencernaan memiliki peran sentral dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Efek positif konsumsi buah ini terhadap keseimbangan mikrobiota usus dan fungsi saluran cerna berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup. Intervensi nutrisi, seperti memasukkan buah ini dalam diet, dapat memodulasi komposisi dan aktivitas bakteri usus, yang berdampak luas pada berbagai aspek kesehatan.
Buah ini mengandung serat prebiotik, terutama oligofruktosa, yang tidak dicerna oleh enzim pencernaan manusia. Serat ini mencapai usus besar dalam keadaan utuh dan berfungsi sebagai substrat nutrisi bagi bakteri menguntungkan, seperti Bifidobacteria dan Lactobacilli. Pertumbuhan dan aktivitas bakteri-bakteri ini menghasilkan asam lemak rantai pendek (SCFA), seperti asetat, propionat, dan butirat. SCFA memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan usus, termasuk menyediakan energi bagi sel-sel epitel usus (kolonosit), memperkuat lapisan pelindung usus, mengurangi peradangan, dan meningkatkan penyerapan mineral.
Butirat, khususnya, merupakan SCFA yang paling penting bagi kesehatan kolonosit. Senyawa ini berperan sebagai sumber energi utama bagi sel-sel ini, membantu menjaga integritas dan fungsi penghalang usus. Penghalang usus yang kuat mencegah kebocoran zat-zat berbahaya, seperti bakteri dan toksin, dari usus ke dalam aliran darah, yang dapat memicu peradangan sistemik dan berbagai penyakit kronis.
Selain itu, serat dalam buah ini membantu meningkatkan volume tinja dan mempercepat pergerakan usus, mencegah konstipasi dan mengurangi risiko divertikulitis. Keseimbangan mikrobiota usus yang sehat juga berkontribusi pada peningkatan sistem kekebalan tubuh. Sebagian besar sel-sel kekebalan tubuh berada di usus, dan bakteri baik membantu melatih dan mengatur respons imun, melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit autoimun.
Dengan demikian, konsumsi buah ini secara teratur, sebagai bagian dari diet seimbang, mendukung kesehatan usus melalui kombinasi efek prebiotik, peningkatan produksi SCFA, peningkatan volume tinja, dan modulasi sistem kekebalan tubuh. Kondisi usus yang sehat berkontribusi pada peningkatan pencernaan, penyerapan nutrisi yang optimal, dan penurunan risiko berbagai penyakit kronis, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Kekebalan Tubuh Optimal
Sistem imun yang berfungsi optimal merupakan pertahanan utama tubuh terhadap berbagai patogen dan ancaman internal. Konsumsi makanan yang tepat, termasuk buah-buahan tertentu, dapat memberikan dukungan signifikan bagi fungsi sistem imun. Nutrisi yang terkandung di dalamnya berkontribusi pada berbagai aspek respons imun, meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
- Vitamin C dan Produksi Sel Imun
Meskipun bukan sumber vitamin C yang paling unggul dibandingkan buah-buahan lain seperti jeruk, buah ini tetap mengandung vitamin C dalam jumlah yang relevan. Vitamin C merupakan antioksidan kuat yang melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Lebih penting lagi, vitamin C mendukung produksi dan fungsi sel-sel imun, termasuk limfosit dan fagosit, yang berperan penting dalam mengidentifikasi dan menghancurkan patogen. Konsumsi rutin berkontribusi pada peningkatan jumlah dan aktivitas sel-sel imun, meningkatkan kemampuan tubuh untuk merespons infeksi secara efektif.
- Vitamin B6 dan Regulasi Respons Imun
Vitamin B6, yang terdapat dalam buah ini, berperan penting dalam regulasi respons imun. Vitamin ini terlibat dalam produksi antibodi, protein yang menargetkan dan menetralkan patogen. Kekurangan vitamin B6 dapat mengganggu produksi antibodi dan melemahkan respons imun. Selain itu, vitamin B6 membantu mengatur produksi sitokin, molekul pensinyalan yang mengoordinasikan respons imun. Keseimbangan sitokin yang tepat sangat penting untuk mencegah respons imun yang berlebihan, yang dapat menyebabkan peradangan kronis dan kerusakan jaringan.
- Serat dan Kesehatan Mikrobiota Usus
Serat dalam buah ini, baik serat larut maupun tidak larut, mendukung kesehatan mikrobiota usus. Mikrobiota usus yang sehat berperan penting dalam sistem imun, karena sebagian besar sel-sel imun berada di usus. Bakteri baik dalam usus membantu melatih dan mengatur respons imun, meningkatkan produksi antibodi dan sel-sel imun. Selain itu, mikrobiota usus yang seimbang mencegah pertumbuhan bakteri patogen, mengurangi risiko infeksi. Serat prebiotik dalam buah ini memelihara bakteri baik, meningkatkan diversitas mikrobiota usus dan memperkuat sistem imun.
- Antioksidan dan Perlindungan Seluler
Buah ini mengandung antioksidan seperti dopamin (yang berfungsi sebagai antioksidan perifer) dan katekin. Antioksidan membantu melindungi sel-sel tubuh, termasuk sel-sel imun, dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan stres oksidatif, yang dapat merusak sel-sel dan mengganggu fungsi imun. Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan membantu menjaga integritas dan fungsi sel-sel imun, memastikan respons imun yang efektif.
Kombinasi vitamin C, vitamin B6, serat, dan antioksidan dalam buah ini bekerja secara sinergis untuk mendukung sistem imun yang optimal. Konsumsi buah ini secara teratur, sebagai bagian dari diet seimbang dan gaya hidup sehat, dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi risiko infeksi.
Tips untuk Memaksimalkan Potensi Gizi Buah Pisang
Mengoptimalkan asupan nutrisi dari buah-buahan merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan. Berikut adalah beberapa panduan untuk memaksimalkan manfaat gizi dari buah tropis yang populer ini.
Tip 1: Pilih Tingkat Kematangan yang Tepat
Tingkat kematangan memengaruhi kandungan nutrisi dan dampaknya terhadap kadar gula darah. Buah yang kurang matang mengandung lebih banyak pati resisten, yang baik untuk pengendalian gula darah dan kesehatan usus. Sementara itu, buah yang lebih matang lebih mudah dicerna dan mengandung lebih banyak antioksidan. Sesuaikan tingkat kematangan dengan kebutuhan dan preferensi individu.
Tip 2: Kombinasikan dengan Sumber Protein dan Lemak Sehat
Mengonsumsi buah ini bersama dengan sumber protein dan lemak sehat, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, atau yogurt, dapat memperlambat penyerapan gula dan memberikan rasa kenyang yang lebih lama. Kombinasi ini juga membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah lonjakan energi yang tiba-tiba. Sebagai contoh, tambahkan irisan buah ini ke dalam oatmeal dengan taburan biji chia dan kacang almond.
Tip 3: Variasikan Jenis Olahan
Buah ini dapat dinikmati dalam berbagai cara, mulai dari dimakan langsung, diolah menjadi smoothie, hingga dipanggang menjadi kue atau roti. Memvariasikan cara pengolahan tidak hanya meningkatkan kenikmatan, tetapi juga dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan nilai gizinya. Misalnya, membekukan buah ini sebelum diolah menjadi smoothie dapat meningkatkan kandungan pati resistennya.
Tip 4: Perhatikan Porsi yang Dikonsumsi
Meskipun kaya akan nutrisi, tetap penting untuk memperhatikan porsi yang dikonsumsi. Konsumsi berlebihan, terutama buah yang sangat matang, dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang tidak diinginkan. Satu buah berukuran sedang umumnya dianggap sebagai porsi yang ideal. Sesuaikan porsi dengan kebutuhan energi dan kondisi kesehatan individu.
Dengan mengikuti panduan ini, individu dapat memaksimalkan manfaat gizi dan menjadikan konsumsi buah ini sebagai bagian integral dari gaya hidup sehat.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Beberapa penelitian epidemiologis menunjukkan korelasi antara asupan kalium yang cukup dan penurunan risiko hipertensi, suatu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Sebuah studi kohort prospektif yang dipublikasikan dalam Archives of Internal Medicine (2006) meneliti lebih dari 40.000 pria selama periode 4 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa peserta dengan asupan kalium tertinggi memiliki risiko stroke yang signifikan lebih rendah dibandingkan mereka dengan asupan terendah. Buah ini, sebagai sumber kalium yang mudah diakses, dapat menjadi bagian dari strategi diet untuk mencapai target asupan kalium yang direkomendasikan.
Uji klinis terkontrol secara acak juga memberikan bukti pendukung. Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition (2005), suplementasi kalium selama 8 minggu menghasilkan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik yang signifikan pada individu dengan hipertensi ringan. Meskipun studi tersebut menggunakan suplemen kalium, temuan ini mendukung peran kalium, yang terdapat dalam buah ini, dalam regulasi tekanan darah.
Studi kasus individual juga menggambarkan potensi manfaat buah ini. Seorang pasien dengan riwayat konstipasi kronis melaporkan perbaikan signifikan dalam keteraturan buang air besar setelah secara teratur mengonsumsi buah ini sebagai bagian dari sarapan pagi. Efek ini kemungkinan disebabkan oleh kandungan serat dalam buah ini, yang membantu meningkatkan volume tinja dan mempercepat pergerakan usus.
Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme kerja dan potensi manfaat konsumsi buah ini dalam berbagai populasi dan kondisi kesehatan. Studi intervensi yang lebih besar dan lebih lama diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan awal dan menentukan dosis optimal serta durasi konsumsi untuk mencapai hasil yang diinginkan.